Kesuksesan seringkali dihubungkan dengan kelelahan dan kebiasaan kerja yang kadang-kadang tidak sehat. Banyak dari kita sering kali terjebak bekerja hingga larut malam dan mengorbankan waktu tidur demi meningkatkan produktivitas.
Pernahkah Anda merenung mengapa budaya kerja berlebihan ini dianggap sebagai sesuatu yang wajar? Dari perspektif kesehatan mental, fokus pada produktivitas yang berlebihan dan pengorbanan tidur adalah perilaku yang berbahaya dan pada akhirnya tidak efektif. Penting untuk menghentikan siklus toksik ini agar kita dapat bekerja dengan cara yang lebih sehat.
Dikutip dari Yourtango, berikut adalah beberapa langkah penting yang dapat Anda ambil untuk menghentikan kebiasaan bekerja berlebihan.
1. Katakan “Tidak” untuk Budaya Kerja yang Terburu-buru
Kita semua terjebak dalam tarikan gravitasi budaya “Work Hustle.” Kamu mungkin sering mendengar narasi “bekerja lebih banyak, berbuat lebih banyak.” Banyak kutipan menarik dan inspiratif yang mendorong kita untuk bekerja lebih keras.
Padahal, pengagungan terhadap budaya kerja berlebihan ini meninggalkan jejak kesehatan mental yang hancur. Cobalah untuk tidak mengikuti budaya kerja ini agar tidak semakin terjerumus.
2. Berhenti Terjebak dalam Perangkap Toksik

Banyak dari kita yang menyamakan jam kerja yang panjang dengan kesuksesan. “Saya sangat sibuk” telah menjadi simbol status di zaman modern seperti ini. Semakin kamu sibuk, semakin sedikit waktu yang kamu miliki untuk menjalani hidup sesuai keinginan kamu sendiri.
Coba pikirkan, kapan terakhir kali kamu mendengar seseorang membual tentang keseimbangan kehidupan kerja dan bukan jadwalnya yang padat? Sudah saatnya kita mulai merayakan ketenangan mental dan momen-momen yang kita habiskan bersama orang-orang terkasih.
3. Pahami Tujuan Kerja

Langkah penting lainnya yang harus kamu pikirkan adalah pemahaman tentang tujuan kerja untuk kelangsungan hidup atau untuk kesuksesan. Bagi banyak orang, kebutuhan untuk bekerja tanpa lelah merupakan sebuah kebutuhan untuk bertahan hidup.
Adanya kesenjangan ekonomi dan tantangan sistemis dapat memaksa sebagian orang harus bekerja berjam-jam dan melakukan banyak pekerjaan untuk kebutuhan hidup. Namun, perjuangan untuk bertahan hidup berbeda dengan mentalitas work hustle. Ini sering kali berkisar pada upaya untuk mengejar status dan kesuksesan yang salah arah.
4. Pikirkan Kembali Makna Kesuksesan

Sadarkah kamu, produktivitas bukan hanya tentang berapa jam yang kamu habiskan untuk bekerja, tetapi tentang seberapa efektif kamu mengatur waktu dan energi. Beristirahat secara teratur, menekuni hobi, dan menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih adalah komponen penting dalam menjaga pikiran tetap jernih dan fokus.
Individu yang benar-benar sukses saat ini adalah mereka yang mampu menghargai kesejahteraan diri sama seperti tujuan kerjanya. Kurang tidur dan stres tidak bisa menjadi landasan karier yang berkembang atau kehidupan yang memuaskan.
5. Menantang Status Quo

Menantang status quo atau perubahan dan mengubah hidup tidak dapat terjadi dalam semalam. Namun, tidak ada salahnya mengambil langkah kecil untuk mendapatkan dampak besar nantinya.
Mulailah dengan menetapkan batasan yang jelas. Kembangkan kebiasaan untuk mengatakan tidak pada proyek yang menghabiskan energi tanpa menawarkan kepuasan.
Kamu juga bisa membuat jadwal yang menghormati komitmen professional dan kesejahteraan pribadimu. Ciptakan momen untuk refleksi diri dan prioritaskan aktivitas yang memberi kamu kebahagiaan.
6. Habiskan Lebih Banyak Waktu Bersama Orang Tersayang

Hubungan sosial adalah bagian penting dari kesehatan mental dan kepuasan diri. Rangkul kerentanan dan normalkan pembicaraan tentang kesehatan mental di tempat kerja. Esensi sebenarnya dari kehidupan tidak ditemukan pada kelelahan bekerja.
Kehidupan yang baik ditemukan dalam memupuk gaya hidup berkelanjutan dan seimbang. Alih-alih menghabiskan waktu sepanjang hari untuk bekerja, kamu bisa meluangkan lebih banyak waktu bersama orang yang kamu sayangi.
Yuk ikuti berbagai langkah di atas agar terbebas dari kebiasaan bekerja yang berlebihan dan melelahkan.