7 sikap polos yang sebenarnya toxic ini penting bagi kita perhatikan dan mulai tinggalkan. Beberapa orang yang memiliki perilaku toksik dalam hubungan atau lingkungan sekitar kita seringkali tidak menyadari bahwa perilaku mereka beracun. Tanpa sadar, perilaku mereka dapat menyebabkan kita merasa tersakiti.
Orang-orang yang sering melakukan perilaku toksik tersebut mungkin menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar. Berikut adalah tujuh sikap yang sering menganggap “polos” tetapi sebenarnya toksik. Simak ulasan berikut yang terlansir dari Bustle!
7 Sikap Polos yang Sebenarnya Toxic
1. Bermain Ponsel saat Orang Lain Berbicara

Saat kamu melakukan interaksi sosial, seperti makan siang bersama teman atau pasangan, ada baiknya untuk menjauhkan ponsel kamu. Memandang ponsel di tengah obrolan memang tampak biasa, tetapi hal ini terkesan meremehkan orang yang sedang berbicara. Jika tidak memperbaikinya, hal tersebut dapat merusak hubungan kamu dan membuat orang lain merasa terabaikan atau tidak penting.
2. Iri terhadap Kesuksesan Orang Lain

Mungkin bagi kamu agak sulit mendengar orang lain mencapai mimpi atau kesuksesan mereka, terlebih jika kamu sendiri sedang berjuang atau segala sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. Daripada membandingkan kesuksesan orang lain dengan diri kamu, sebaiknya ikutlah merayakan dan berusahalah mengembangkan apa yang kamu impikan.
3. Membatalkan Rencana Secara Tiba-tiba

Mungkin kamu sering membatalkan pertemuan yang sudah di rencanakan pada detik-detik terakhir. Hal ini akan membuat teman mereka merasa tidak penting dan diremehkan. Jika kamu membuat komitmen atau rencana dengan orang lain, coba lakukan apa yang sudah tersepakati bersama.
4. Lelucon Sarkastik

Sarkasme memiliki waktu dan tempat, selain itu komentar tajam yang tepat waktu bisa menjadi sangat lucu. Namun, jika hal itu terus-menerus dilakukan dapat menimbulkan masalah. Sarkasme tidak hanya menguras tenaga orang yang terlibat, tetapi juga dianggap sebagai penindasan.
5. Menyuruh Orang Lain untuk Gembira saat Sedih

Mungkin maksud kamu baik untuk menghibur teman kamu yang sedang dalam kesulitan. Namun, hal ini terkesan meremehkan. Ketika seseorang mengalami hal yang buruk, yang sebenarnya mereka inginkan adalah mengetahui bahwa mereka tidak sendirian. Daripada memberi nasihat atau menyuruh mereka melupakannya, lebih baik memberikan dukungan kepada mereka.
6. Membentak

Merasa frustasi merupakan hal yang wajar, tetapi bukan berarti tidak apa-apa untuk membentak. Mengekspresikan kemarahan merupakan hal yang penting, tapi hal ini juga bisa menjadi racun bagi orang lain. Membentak sering kali menyiratkan bahwa kamu bersikap defensif atau menyalahkan seseorang atas perasaan kamu, sedangkan kemarahan yang sebenarnya bisa datang dari kejujuran dan kerentanan.
7. Banyak Bicara Tanpa Tindakan

Ada berapa banyak janji untuk bertemu seseorang, tetapi kemudian kamu tidak pernah menepatinya. Meskipun kata-kata penegasan sangat berharga, kurangnya tidak lanjut dapat menimbulkan ketidakpercayaan dan menumbuhkan harapan palsu dalam suatu hubungan. Menepati janji yang kamu buat sangatlah penting karena dapat membangun kepercayaan dengan orang lain.