6 fakta penyakit cacar air yang perlu kita ketahui karena memang tidak banyak orang yang tahu. Varicella, yang lebih terkenal sebagai penyakit cacar air, adalah suatu kondisi oleh virus Varicella-zoster sebabkan. Meskipun sering identik dengan anak-anak, nyatanya, penyakit cacar air dapat menyerang siapa pun, termasuk orang dewasa.
Secara umum, penyakit ini teranggap sebagai kondisi ringan yang dapat sembuh dengan perawatan di rumah. Meski begitu, mungkin masih ada beberapa informasi yang belum kamu ketahui terkait penyakit ini. Ayo, simak fakta-fakta menarik mengenai cacar air!
6 Fakta Penyakit Cacar Air yang Perlu Diketahui
Untuk lebih memahami penyakit cacar air, berikut ini beberapa fakta yang perlu diketahui:
1. Ditandai dengan Ruam Merah yang Gatal
Gejala khas cacar air adalah ruam merah yang sangat gatal dan melepuh. Biasanya mulai muncul pada wajah dan tubuh sebelum menyebar ke seluruh tubuh. Lepuh dapat muncul di mana saja, termasuk di mulut, kelopak mata, dan area genital. Ruam cacar air berkembang dari benjolan merah menjadi lepuh berisi cairan hingga keropeng. Selain ruam, gejala lain dari penyakit ini termasuk demam, sakit kepala, dan kelelahan. Gejala-gejala tersebut umumnya terjadi selama lima sampai sepuluh hari.
2. Sangat Menular
Penyakit cacar air dapat menular dengan mudah melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Penyakit ini bisa juga menyebar dengan menyentuh cairan dari lepuh cacar air. Orang dengan cacar air dapat menularkan penyakit dari satu sampai dua hari sebelum mengalami gejala ruam, hingga semua lepuh cacar airnya membentuk koreng. Jika terkena virus varicella zoster, dibutuhkan antara 10 hingga 21 hari untuk mengembangkan cacar air.
3. Cacar Air Biasanya Ringan tetapi Bisa Sangat Serius
Bagi sebagian besar anak-anak yang sehat, gejala penyakit cacar air, seperti ruam gatal, demam, dan kelelahan, lebih merupakan gangguan daripada bahaya. Namun, dalam beberapa kasus, cacar air dapat menyebabkan komplikasi serius seperti dehidrasi, pneumonia, masalah pendarahan, ensefalitis (pembengkakan otak), infeksi kulit bakteri, sindrom syok toksik, dan infeksi tulang dan sendi. Kelompok tertentu, termasuk bayi, remaja, dewasa, ibu hamil, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah karena penyakit atau obat-obatan, berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.
4. Vaksin Adalah Upaya Pencegahan Terbaik
Cara terbaik untuk mencegah cacar air adalah dengan mendapatkan vaksinasi. Pemberian vaksin dapat mencegah infeksi atau komplikasi serius yang disebabkan oleh infeksi.
5. Perawatan Rumahan Seringkali Cukup
Pada kebanyakan kasus, penyakit cacar air cukup ditangani dengan perawatan rumahan saja. Untuk mengatasi demam, kamu bisa mengonsumsi obat pereda nyeri tanpa resep, seperti paracetamol atau ibuprofen. Mandi oatmeal dan menggunakan losion kalamin juga dapat membantu mengurangi rasa gatal. Selain itu, pastikan untuk tidak menggaruk ruam dan lepuh pada kulit. Sebab, ini bisa meningkatkan risiko infeksi atau bekas luka pada kulit. Obat antivirus asiklovir dapat mengurangi gejala cacar air tetapi biasanya hanya memberikan dalam keadaan tertentu. Seperti ketika seorang anak menderita eksim atau asma. Obat ini juga biasanya tidak direkomendasikan untuk anak-anak yang sehat yang mengalami cacar air tanpa komplikasi.
6. Sekali Kena Cacar Air, Tidak Akan Terkena Lagi
Setelah seseorang terkena cacar air, virus Varicella zoster yang menyebabkannya tetap berada di dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif. Namun, virus dapat aktif kembali bertahun-tahun kemudian, yang menyebabkan penyakit yang menyebutnya herpes zoster.