Rabu, 2 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mengenal Tes Psikopat, Bantu Kenali Kepribadian Diri

Mengenal tes psikopat ini bertujuan untuk membantu mengenali kepribadian diri. Pemeriksaan tes psikopat oleh ahli kejiwaan gunakan sebagai alat untuk membantu dalam mendiagnosis kecenderungan seseorang menjadi seorang psikopat. Psikopat mengacu pada kondisi di mana seseorang menunjukkan gejala gangguan kepribadian antisosial.

Gangguan kejiwaan ini dapat tercermin dalam berbagai perilaku, termasuk kesulitan membedakan antara benar dan salah. Selain itu, kurangnya kemampuan mengekspresikan empati atau penyesalan, kecenderungan berbohong, serta ketidakraguan untuk memanipulasi dan bahkan melukai orang lain.

Meskipun belum ada fakta yang pasti mengenai penyebab munculnya gangguan kejiwaan ini, para ahli menduga bahwa faktor genetik dan kondisi lingkungan tempat pengidap tumbuh besar memainkan peran penting. Sebagai contoh, seseorang dapat memiliki keluarga dengan kondisi serupa atau pernah mengalami kekerasan dalam masa kecil.

Mengenal Tes Psikopat, Bantu Kenali Kepribadian Diri

Meski penyebabnya belum pasti, ahli kejiwaan tetap perlu melakukan psikotes dan tes psikopat untuk mendiagnosis apakah pengidap memiliki kecenderungan untuk menjadi seorang psikopat atau tidak. Salah satu model pemeriksaan untuk diagnosis psikopat adalah Psychopathy Checklist-Revised (PCL-R). Tes ini memiliki beberapa unsur penting yang kerap menjadi acuan untuk menilai kepribadian seseorang, antara lain:

1. Reaksi emosi

Unsur pertama adalah reaksi emosi. Seseorang yang memiliki masalah kepribadian antisosial cenderung mempunyai tingkat emosi sosial yang rendah. Mereka terbilang kurang atau tidak memiliki rasa bersalah, sedih, takut, dan malu sama sekali. Inilah mengapa, pengidap gangguan kepribadian antisosial kerap disebut psikopat.

Studi dalam Frontiers in Psychology menyebutkan, tingkat emosi sosial yang rendah ini terjadi karena perbedaan otak orang normal dan psikopat. Adanya perbedaan ini menimbulkan gangguan pada fungsi dasar tubuh seorang psikopat dan membuat mereka tidak mempunyai kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain.

2. Kejujuran

Tes psikopat juga membantu ahli kesehatan mental dalam menentukan apakah pengidap berbicara jujur atau berbohong. Sebab, seorang psikopat bisa berbicara bohong tanpa beban, rasa bersalah, dan tidak menunjukkan ekspresi. Mereka berbohong untuk memanipulasi orang lain demi mencapai keinginannya.

3. Rasa tanggung jawab

Selain itu, aspek lainnya adalah psikopat yang kerap menyalahkan orang lain dan lepas tanggung jawab. Padahal, masalah tersebut murni sebagai kelalaian mereka. Jika mengalami kondisi yang sangat terdesak, pengidap mungkin dapat mengakui kesalahan mereka. Namun, tetap saja tanpa rasa bersalah dan malu.

4. Kepercayaan diri

Faktor lain yang menjadi penentu adalah rasa percaya diri. Kerap terjadi, psikopat memiliki gejala yang sama dengan gangguan kepribadian narsistik dalam hal rasa percaya diri. Kedua masalah kejiwaan ini menunjukkan rasa percaya diri yang sangat tinggi. Bahkan, keduanya juga sering merasa yakin bahwa dirinya jauh lebih hebat dan pintar daripada orang lain.

5. Kadar empati

Tidak sama dengan orang-orang yang mempunyai savior complex, seorang psikopat tidak memiliki kepedulian terhadap perasaan orang lain dan cenderung berhati dingin. Kemungkinan penyebabnya adalah kelainan terhadap aktivitas listrik pada area otak yang bertugas untuk mengendalikan emosi pengidap psikopat. Akan tetapi, pada kehidupan harian, pengidap bisa berpura-pura menunjukkan rasa penyesalan, iba, atau empati dengan tujuan tertentu. Inilah sebabnya ahli kejiwaan menerapkan tes psikopat untuk membantu mengetahui apakah pengidap memang memiliki rasa empati atau hanya pura-pura.

6. Tingkat perhatian

Secara umum, seseorang dengan kondisi psikopat akan mempunyai tingkat atau rentang perhatian yang cenderung lebih rendah. Baik itu terhadap orang lain maupun berbagai hal di sekitar mereka. Ini terjadi karena pengidap memiliki sifat impulsif. Para ahli beranggapan bahwa psikopat menjadi masalah kejiwaan yang cukup serius. Bahkan, sebagian pengidapnya bukan tidak mungkin melakukan tindak kriminal atau pelanggaran hukum.

Jenis Tes Psikopat untuk Mengenali Kepribadian Diri

Meski mungkin ada banyak “tes psikopat” gratis yang beredar pada internet, ada dua bentuk yang paling sering digunakan, yaitu Revisi Daftar Periksa Psikopat (PCL-R) dan Inventarisasi Kepribadian Psikopat (PPL). Berikut adalah penjelasan mengenai keduanya:

1. Tes psikopat PCL-R 

PCL-R adalah tes yang terdiri dari 20 pokok atau aspek skala penilaian gejala untuk menilai apakah seseorang menunjukkan sifat dan perilaku tertentu yang dapat mengindikasikan psikopat. Tes ini berlangsung dengan wawancara semi-terstruktur dan tinjauan catatan yang tersedia. Misalnya, laporan polisi atau informasi medis. Tes ini sering membantu memprediksi kemungkinan bahwa seorang penjahat akan kembali melakukan pelanggaran, serta kapasitas mereka untuk rehabilitasi.

Selama evaluasi, skor klinis dari 20 aspek akan menjadi acuan untuk mengukur sejumlah elemen sentral dari karakter psikopat. Aspek tersebut mencakup sifat hubungan interpersonal subjek, keterlibatan afektif atau emosionalnya, tanggapan terhadap orang lain dan situasi, bukti penyimpangan sosial, dan gaya hidup. Materi tersebut dengan demikian mencakup dua aspek utama yang membantu mendefinisikan psikopat: viktimisasi orang lain yang egois dan tidak berperasaan, serta gaya hidup yang tidak stabil dan antisosial.

2. Tes psikopat PPL

Skrining atau pemeriksaan PPL adalah bentuk tes psikopat alternatif yang muncul pada tahun 1996 silam. Tes ini memiliki tujuan untuk menilai sifat psikopat pada masyarakat non-kriminal. Sampai saat ini, beberapa pihak masih menggunakan tes PPL untuk individu dengan hukuman penjara tetapi penerapannya lebih sering pada kelompok lain, misalnya mahasiswa.

Sebenarnya, apapun hasil dari kedua tes tersebut, psikopat bukanlah gangguan kesehatan mental resmi. Oleh karena itu, dokter tidak dapat mendiagnosis seseorang dengan kondisi tersebut. Sebaliknya, mereka mungkin mendiagnosis seseorang dengan gangguan kepribadian anti sosial (ASPD).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles