Camping adalah pilihan kegiatan liburan yang paling sederhana dan santai. Ini adalah kesempatan emas untuk menjalin kembali hubungan dengan keluarga atau orang terdekat Anda, melarikan diri dari kebisingan kota dan bersatu dengan kemegahan alam, dan tidur di bawah taburan bintang.
Namun, selalu ada orang yang membuat situasi menjadi kacau. Dengan cepat, keinginan untuk bersantai dan menikmati kebahagiaan sederhana berubah menjadi kisah horor di mana orang-orang terus mengeluh tentang panas, dingin, dan kelaparan hingga mereka tersesat atau terjebak dalam kecelakaan kecil yang berakibat fatal.
Berlibur di bawah tenda tidak harus berakhir derita. Kebanyakan kesalahan adalah keteledoran pemula, dan dapat dihindari dengan perencanaan matang. Berikut ini adalah 6 kesalahan umum yang sering terjadi saat berkemah — yang harus Anda hindari jika ingin pengalaman berkemah Anda menjadi hal yang tak terlupakan (tanpa kenangan buruk).
1. Salah pilih tempat camping
Tenda? Sudah. Teman kemping? Banyak. Tongsis untuk foto-foto? Bawa. Berangkat? Tunggu dulu.
Berkemah dapat berarti panas menyengat atau hujan banjir, nyamuk dan lintah, jamur beracun dan poison ivy. Dengan kata lain: tidak semua area kemah diciptakan sama rata. Tidak banyak orang yang tahu bahwa lingkungan perkemahan memiliki andil penting dalam kesuksesan petualangan berkemah Anda.
Pelajari dalam-dalam mengenai tempat tujuan Anda, bagaimana ekosistem tumbuhan dan kehidupan binatang (ada tidaknya binatang buas) sebelum Anda benar-benar pergi berkemah, dengan menelusuri situs resmi tempat perkemahan atau di forum-forum online. Tempat perkemahan resmi juga dapat menyediakan Anda dengan dan informasi umum mengenai peraturan dan regulasi area kemah, biaya, serta kehidupan flora dan fauna di dalamnya.
Area tempat Anda menancapkan pasak tenda juga penting untuk dipelajari dari jauh-jauh hari. Pekemah pemula seringnya terjebak di area kemping yang tidak strategis — tanpa peneduh, rerumputan, dan merupakan area lalu lintas pekemah lainnya. Sebuah area tenda yang baik memiliki peneduh (ranting atau pohon besar), rerumputan, dan tanah datar.
2. Persiapan alakadarnya
Kebanyakan orang berpikir untuk terjun langsung ke ‘medan perang’ tanpa strategi, bahkan tanpa mempertimbangkan bagaimana keselamatan mereka nantinya. Kunci utama untuk menghindari risiko keteledoran hanya berputar di persiapan dan perencanaan matang jauh sebelum hari-H, misalnya: ukuran tenda dan kesiapan peralatan kemah.
Kecuali Anda berniat backpacking, selalu pilih ukuran tenda 2-3 kali lebih besar daripada klaim kapasitas luas tenda dibanding jumlah orang yang sebenarnya tidur di dalamnya. Misalnya, satu tenda dengan ukuran “tiga orang dewasa” sebenarnya hanya muat 1 orang dewasa dan peralatan kemahnya (atau dua orang dewasa, terhimpit satu sama lain); ukuran tenda “dua orang dewasa” hanya muat satu orang dewasa dan sebagian peralatan kempingnya.
Dalam bumi perkemahan yang akan menjadi rumah Anda untuk sementara waktu, mencoba “bertahan hidup” layaknya acara realita TV bukanlah hal yang bijak. Bawa bantal, jika Anda memang tidak bisa tidur tanpa bantal. Peralatan tidur yang seadanya justru akan membuat Anda benci pergi tidur dan sulit tidur nyenyak. Cek juga prakiraan cuaca untuk hari-hari Anda berkemah dan sesuaikan baju yang akan Anda bawa. Selain itu, Anda tentu tidak mau berurusan dengan panik saat mengetahui ada rangka tenda yang patah, retsleting tenda rusak, matras angin bocor, atau gas kompor yang sisa setengah dua jam sebelum sampai area kemping — atau, skenario terburuknya, mengetahui semua kemalangan ini di area kemah saat bala bantuan tidak lagi memungkinkan.
Sebelum Anda berkemah, test-drive terlebih dulu tenda Anda di pekarangan rumah. Coba siram dengan air untuk memastikan apakah bahan masih tahan air atau ada kebocoran. Begitu pula dengan peralatan kemah Anda yang lain, seperti sleeping bag atau senter (jangan lupakan batere cadangan), terutama jika barang tersebut baru dan belum teruji.
3. Mengandalkan GPS
Bawalah kompas dan peta manual — serta kemampuan untuk menggunakannya — dan jadikan GPS sebagai bala bantuan alternatif (yang sebenarnya tidak dapat diandalkan di alam liar dan mudah rusak). Jangan pula mudah percaya pada mitos rakyat bahwa lumut yang tumbuh di bagian utara sebuah pohon artinya matahari akan terbit di sisi timur pohon tersebut, dan meniti sungai hingga hilir menjamin peradaban. Lumut bertumbuh di tempat-tempat lembap, dan matahari hanya dapat terlihat terbit di timur jika Anda berada di ketinggian tertentu.
4. Lupa bawa kotak P3K
Bahkan dengan semua tindakan pencegahan yang sudah dilakukan, Anda tidak akan kebal dari luka lecet. Dengan segala kegiatan fisik seperti tracking, hiking, dan berlari, seseorang pasti akan terluka. Pastikan Anda selalu memiliki kotak P3K dengan salep antibakteri dan perban.
Namun, tidak perlu juga hingga membawa berlusin-lusin plester luka dan gulungan perban tanpa ujung. Bawalah persediaan obat-obatan seperti ibuprofen, benadryl, dan krim hydrocortisone. Ketiganya adalah obat nonresep multiguna untuk segala situasi, seperti sakit kepala, otot tertarik, gigitan serangga, hingga ruam kemerahan di kulit. Selain itu, jika Anda memiliki daftar obat-obatan pribadi (seperti obat asma atau diabetes), jangan lupa dibawa — termasuk informasi kesehatan pribadi dan daftar resep obat
Ada baiknya untuk membaca dan meneliti fungsi dan instruksi pemakaian dari setiap obat yang ada di dalam kotak P3K Anda untuk menghindari kebingungan dan salah paham saat akan menggunakannya.
5. Kekurangan makanan dan cairan
Saat Anda di perkotaan, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi setidaknya 2 liter cairan per hari. Saat di antah berantah ketika berkemah, Anda akan memerlukan hingga 3 liter asupan cairan setiap hari (tergantung dari cuaca panas dan tingkat aktivitas).
Sumber air bersih sulit ditemukan di alam liar. Maka dari itu, pastikan untuk membawa tablet iodin atau filter, jika perlu, untuk menyaring air. Satu hal yang pasti, jangan mencoba untuk meminum urin Anda atau alkohol sekalipun kehabisan suplai air bersih. Urin bersifat diuretik, dan alkohol, dapat menyebabkan Anda mudah kehilangan suhu tubuh — dan akal sehat Anda. Dua hal yang Anda butuhkan untuk bertahan hidup di lingkungan keras.
Sangat mudah untuk menyepelekan berapa banyak makanan yang Anda butuhkan jika Anda tidak merencanakannya dari jauh-jauh hari. Selama berkemah, Anda akan membutuhkan porsi makanan yang mencukupi (3 kali makan dan 2 kali makanan ringan). Perhitungkan juga banyak makanan yang harus Anda bawa dengan jumlah rombongan kemping Anda, dan persiapkan porsi ‘cadangan’, untuk mengatasi kelaparan mendadak setelah kecapekan beraktivitas seharian.
6. Tidak bisa membuat api
Bawalah pemantik api. Walaupun Anda dapat berburu ranting dan sampah untuk membuat api, akan selalu lebih baik untuk tidak bergantung pada sumber daya yang Anda tidak yakin Anda miliki.
Namun, membuat api di area perkemahan juga ada aturannya. Misalnya, tidak membuat api di bawah teduhan pohon yang rendah, tidak meninggalkan api unggun yang menyala tanpa pengawasan, dan matikan api sebelum tidur.
Hindari semua kesalahan klasik di atas, dan kami jamin pengalaman berkemah Anda menjadi suatu kenangan menyenangkan. Oh iya, aturan yang paling penting? Jangan pernah dekati binatang liar.