Pekerja kantoran dapat meninggalkan perusahaan dan posisinya bukan hanya karena pemecatan resmi. Salah satu alasan lain adalah penerapan aturan baru perusahaan yang mengharuskan karyawan bekerja secara remote, meskipun tidak secara eksplisit disebut sebagai pemecatan (PHK). Ini adalah salah satu contoh dari cara pasif-agresif yang dikenal dengan istilah “quiet firing,” di mana perusahaan melakukan tindakan yang membuat karyawan akhirnya memilih untuk mengakhiri hubungan kerja mereka secara sukarela. Berikut adalah beberapa cara yang biasanya digunakan oleh perusahaan dalam praktik “quiet firing,” sebagaimana dilansir oleh Insider.
Menghapuskan Manfaat Kerja dan Bonus
Salah satu tanda bahwa perusahaan melakukan quiet firing dalam lingkungan kerja adalah dengan menghapuskan manfaat dan bonus yang biasa mereka dapatkan dari pekerjaan tersebut.
Jika perusahaan menawarkan insentif yang lebih sedikit atau menghapuskan kebijakan manfaat kerja, entah hal itu berkaitan dengan kesejahteraan, fleksibilitas, akses keanggotaan di pusat kebugaran, hingga kontribusi terhadap dana pensiun, maka ini adalah tanda bahwa perusahaan berusaha mengeluarkanmu secara tidak langsung.
Penekanan Berlebihan pada Performa Kerja
Hal berikutnya yang menunjukkan tanda dari quiet firing adalah adanya penilaian performa atau perencanaan performa yang dapat mengintimidasi pekerja dan membuat pihak yang dilabeli punya performa rendah untuk mengundurkan diri.
Dengan menaikkan standar performa seperti ini, pemberi kerja biasanya mengisyaratkan pada karyawan agar berkembang dengan cepat atau mencari pekerjaan lain.

Tidak Ada Peningkatan Upah dan Kenaikan Jabatan
Tanda quiet firing berikutnya adalah ketika karyawan tidak mendapatkan kesempatan untuk kenaikan jabatan meskipun telah menunjukkan performa luar biasa. Apalagi jika justru koleganya yang mendapatkan kesempatan promosi itu.
Selain kemandekan jabatan, karyawan yang mengalami fenomena pemecatan terselubung ini juga merasakan imbas pada gaji yang tidak mengalami peningkatan, lagi-lagi ketika rekan kerja mengalami penambahan upah yang normal.
Diabaikan dalam Lingkungan Kerja
Beberapa tanda quiet firing di atas mungkin bisa terjadi tanpa disengaja. Namun, jika cara yang ditunjukkan oleh perusahaan adalah mengabaikan karyawan atau mengecualikan mereka dari pekerjaan penting atau kesempatan kenaikan jabatan, maka hal ini bisa saja disengaja.
Hal ini biasa dilakukan dengan cara pasif-agresif di mana pemberi kerja menunjukkan kepada karyawan bahwa mereka tidak cocok atau tidak akan berkembang di perusahaan itu. Pada akhirnya, karyawan harus memutuskan sendiri apakah mereka ingin lanjut atau berhenti dari pekerjaan.
Cara berikutnya adalah dengan tidak mengundangmu dalam pertemuan kerja yang diikuti oleh rekan kerja lain. Bisa juga dengan memberikan beban pekerjaan lebih tanpa mendapat dukungan.