Berpikir kritis dan overthinking mungkin sangat menguras otak, tetapi cara mereka bekerja berbeda. Berpikir kritis pada dasarnya adalah memeriksa fakta untuk membuat kesimpulan.
Namun, overthinking adalah ketika Anda memikirkan situasi atau pikiran yang sama berulang kali sehingga menghambat kehidupan Anda. Dalam hal ini, Anda tidak dapat membuat keputusan meskipun telah banyak memikirkannya.
Definisi Berpikir Kritis yang Dapat Dikembangkan
Berpikir kritis adalah sebuah keterampilan yang berguna di dunia pendidikan maupun kerja. Jika kamu memiliki keterampilan berpikir kritis, akan mudah dalam memecahkan masalah serta membangun strategi yang lebih baik terkait pekerjaan dan tugas.
Orang yang memiliki keterampilan berpikir kritis akan menggunakan rasionalitas untuk menentukan apa yang harus dilakukan atau diyakini dalam situasi tertentu. Orang yang memiliki keterampilan berpikir kritis biasanya juga memiliki sifat reflektif, mandiri, dan kompeten.
Seseorang yang berpikir kritis tidak hanya mengumpulkan informasi dengan baik, tapi juga dapat menggunakan informasi tersebut untuk menyimpulkan fakta dan menentukan hasil. Kemampuannya membuat konsep, menjadikan pemikir kritis cenderung lebih baik dalam memecahkan masalah dibandingkan orang yang hanya menghafal informasi.
Berikut ini ciri-ciri lainnya dari berpikir kritis:
- Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
- Memiliki kemampuan menganalisa.
- Mawas diri.
- Taat aturan.
- Berpikiran terbuka.
- Mampu menentukan relevansi.
- Komunikator yang efektif.
Kabar baiknya, berpikir kritis bisa dikembangkan. Beberapa cara untuk meningkatkan keterampilan pemikiran kritis yaitu:
- Tentukan pertanyaan, karena pertanyaan penting untuk mengingat tujuan. Ketahui apa yang ingin dicapai, lalu cari tahu cara terbaik untuk mencapainya.
- Kumpulkan informasi yang kredibel, untuk mencegah bias atau prasangka.
- Ajukan pertanyaan yang tepat yang akan membawamu pada jawaban yang tepat pula.
- Selalu melihat dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini penting saat mencari solusi.
- Jelajahi semua pilihan jawaban, kemudian pikirkan secara matang sampai kamu menemukan kesimpulan.
Definisi Overthinking yang Perlu Diketahui
Jika berpikir kritis merupakan sebuah keterampilan, overthinking justru sebuah gangguan berpikir. Overthinking melibatkan pemikiran tentang topik atau situasi tertentu secara berlebihan, dan menganalisa dengan cara yang tidak efektif. Ketika overthinking berlebihan, kamu justru akan kesulitan berpikir fokus pada hal lain. Hal tersebut justru akan menghambatmu untuk melakukan hal lain.
Melansir jurnal di Sciencedirect, sebuah penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak berpikir atau overthinking berkaitan dengan gangguan kesehatan mental. Seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD).
Berikut ini ciri-ciri overthinking yang perlu dikenali:
- Tidak mampu memikirkan hal lain.
- Tidak bisa santai.
- Selalu merasa khawatir atau cemas.
- Merasa segalanya di luar kendali.
- Merasa lelah secara mental.
- Memiliki banyak pikiran negatif.
- Selalu memutar ulang situasi atau pengalaman dalam pikiran.
- Menebak-nebak keputusan.
- Selalu memikirkan kemungkinan terburuk.
Perlu diwaspadai, overthinking bisa berdampak pada kesehatan mental. Selain itu, kondisi stres, depresi, dan kecemasan dapat membuat orang lebih rentan untuk berpikir secara berlebihan. Ibarat “lingkaran setan”, pemikiran yang berlebihan itu pada akhirnya kembali memicu stres, kecemasan, dan depresi yang lebih buruk.
Ada beberapa cara untuk mengatasi overthinking, yaitu:
- Tantang atau cegah pikiran negatif menguasaimu.
- Latih keterampilan interpersonal.
- Latih penerimaan diri.
- Dapatkan pertolongan profesional dan terapi.
Itulah yang perlu diketahui tentang perbedaan berpikir kritis dan overthinking.