Fakta Rafah yang merupakan jalur perbatasan benteng pertahanan terakhir Gaza penting untuk kita tahu. Fokus dunia terpaku pada wilayah Rafah setelah menjadi pusat serangan terbaru Israel, menciptakan seruan “All Eyes on Rafah”. Mengapa Rafah mendapatkan sorotan internasional yang begitu besar?
Rafah adalah wilayah perbatasan antara Gaza dan Mesir, yang menjadi tempat tinggal bagi banyak pengungsi Palestina. Wilayah ini menjadi satu-satunya jalur darat yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar, yang tidak terkendali oleh Israel.
Pada awalnya, Rafah teranggap sebagai tempat yang relatif aman, sehingga banyak warga Gaza mencari perlindungan di sana. Namun, serangan udara yang Israel lakukan pada 26 Mei 2024 mengubah pandangan tersebut, menghadirkan tragedi kemanusiaan yang mengerikan.
Seruan “All Eyes on Rafah” terdengar keras di media sosial sebagai ekspresi kemarahan atas serangan yang Israel lakukan. Ini menjadi salah satu bentuk protes daring yang kuat dari warga online. Selain menjadi tempat perlindungan penting bagi warga Gaza, Rafah juga menyimpan banyak fakta yang perlu dieksplorasi lebih lanjut.
Fakta Rafah
1. Lokasi Strategis Rafah
Rafah terletak di ujung selatan Jalur Gaza, langsung berbatasan dengan Mesir. Tepatnya berjarak 30 kilometer dari barat daya Gaza. Lokasinya yang strategis menjadikannya penting dalam perdagangan dan pergerakan antara Gaza dan dunia luar. Kota ini adalah salah satu pintu masuk utama untuk bantuan kemanusiaan dan barang-barang lainnya yang sulit diperoleh karena blokade.
2. Tragedi Berdarah di Rafah
Dalam membuat laluan untuk pasukannya, IDF yang dipimpin oleh Jenderal Ariel Sharon menghancurkan sekitar 500 rumah di kem pelarian Rafah pada musim panas 1971. Hampir 4.000 orang dipindahkan sebagai akibat dari serangan tersebut.
Pada tahun 1989, tentara perbatasan Israel menembak lima orang awam di Rafah. Selain itu, pada tahun 2004, pemerintah Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ariel Sharon menyerang rumah-rumah orang awam di Rafah.
3. Tempat Pelarian Warga Gaza
Area Rafah Palestina memiliki luas sekitar 64 km persegi, atau 25 mil persegi. Ketika Israel menyerang Gaza selama empat bulan terakhir, semakin banyak orang yang digiring ke Rafah oleh pasukan Israel. Pasukan Israel terus menjanjikan keamanan di selatan, tetapi janji itu tidak pernah terwujud.
Pengeboman terus-menerus dilakukan oleh Israel, yang telah membunuh lebih dari 30.000 warga Palestina, saat ini mendorong sekitar 1,4 juta warga Palestina ke Rafah. Kondisi Rafah saat ini sangat buruk. Orang-orang tinggal dalam kelompok kecil di ruang terbatas yang tidak dipenuhi oleh puing-puing atau bom Israel.
4. Wilayah Persempadanan yang Krusial
Rafah adalah satu-satunya tempat antara Gaza dan Mesir. Karena itu, Rafah menjadi tempat penting untuk memudahkan rakyat Palestina mendapatkan bantuan seperti kemudahan obat-obatan, bekal makanan, dan lainnya. Akibatnya, rakyat Palestin sering menghadapi masalah ketika sempadan Rafah ditutup atau diblokir oleh rejim Zionis. Sehingga Rafah menjadi area yang krusial bagi warga Palestina.
5. Tak Mudah untuk Masuk ke Rafah
Penduduk Palestina tidak dapat meninggalkan Gaza dengan mudah melalui pos perbatasan Rafah. Mereka yang ingin menyeberangi perbatasan harus mendaftar dengan pihak berwenang Palestina setempat dua hingga empat minggu sebelumnya. Meskipun telah mendaftar, kemungkinan besar akan ditolak tanpa diberitahu atau dijelaskan oleh otoritas Palestina dan Mesir. Laporan PBB dari Agustus 2023 menyatakan bahwa pemerintah Mesir memberikan izin kepada 19.608 orang untuk meninggalkan Gaza, sedangkan 314 orang ditolak untuk masuk.
6. Peran Mesir di Perbatasan
Pemerintah Mesir menjaga perbatasan Rafah dengan ketat karena mereka menganggap Hamas, yang menguasai Gaza, sebagai kelompok teroris. Mesir telah menggali terowongan di bawah perbatasan untuk mencegah penyelundupan barang terlarang dan militan Hamas. Mereka juga sering membuka dan menutup perbatasan sesuai dengan kebijakan keamanan dan luar negeri mereka.