Kepolisian Indonesia baru-baru ini berhasil menggerebek markas sindikat penipu asal China yang beroperasi di kawasan industri di Batam, Kepulauan Riau. Terdapat 88 warga negara asing (WNA) yang terlibat dalam kegiatan ini, terdiri dari 83 pria dan 5 wanita. Mereka diduga melakukan penipuan dengan memanipulasi korbannya secara emosional melalui hubungan romantis palsu yang dibangun secara online.
Meskipun operasional sindikat ini berbasis di Batam, Indonesia, target utama mereka adalah warga China, termasuk pejabat publik di Tiongkok. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan apakah ada korban lain yang berasal dari Indonesia.
Sebelumnya, polisi mencatat bahwa banyak penipu memutuskan untuk berpindah operasi ke Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya setelah jaringan mereka yang beroperasi di dalam Tiongkok ditangkap oleh pihak berwenang setempat.
Modus penipuan cinta WNA China
Juru Bicara Kepolisian Riau, Zahwani Pandra Arsyad, yang berbicara kepada AFP, mengungkap modus para tersangka yang berpura-pura menjalin hubungan mesra dengan para korbannya lewat video call. Pelaku yang berjenis kelamin perempuan diduga merayu para korban sebelum meminta mereka melakukan aktivitas seksual secara daring, sementara tersangka lainnya merekam video tersebut.
Para tersangka kemudian diduga memeras korbannya, mengancam akan menyebarkan video tersebut di media sosial jika korban menolak mengirimkan uang.
Arsyad mengatakan para anggota sindikat tersebut datang dari China ke Indonesia selama tiga bulan sejak bulan Januari, dengan menggunakan visa turis.
Dalam sebuah laporan pada Rabu lalu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan sindikat penipu telah memaksa ratusan ribu orang di Asia Tenggara untuk terlibat dalam aksi kriminal online, termasuk penipuan cinta, penawaran investasi palsu dan perjudian ilegal.
Kepolisian Indonesia pada 2017 lalu menangkap 419 warga negara China dan Taiwan yang terlibat dalam sindikat penipuan telepon dan penipuan investasi online.