Setelah diketahui bahwa lebih dari tiga puluh persen pilot PIA memiliki lisensi palsu, Pakistan International Airlines (PIA) tidak terbang ke Eropa dalam tiga tahun terakhir.
Pakistan International Airlines dianggap sebagai maskapai penerbangan terburuk di dunia setelah skandal lisensi palsu pilot terungkap. Sekarang, Pakistan International Airlines telah dijual.
Pakistan International Airlines terkenal dengan banyak peristiwa kontroversial, salah satunya adalah kebiasaan mengorbankan seekor kambing untuk keselamatan penerbangan.
Kisah Pakistan International Airlines yang kontroversial tidak hanya itu. Maskapai mengangkut lebih banyak penumpang daripada kursi pesawat, sehingga orang harus berdiri selama perjalanan udara sejauh 1.700 mil.
Seperti dilansir View From The Wing, delapan tahun lalu Pakistan setuju untuk memprivatisasi PIA sebagai syarat menerima dana talangan IMF. Namun rencana tersebut berujung pada protes karyawan yang berubah menjadi kekerasan dalam bentrokan dengan polisi yang melibatkan peluru karet, meriam air, dan gas air mata.
Salah satu pukulan paling signifikan terhadap reputasi maskapai ini adalah penangguhan penerbangannya ke Eropa dan Inggris Raya pada tahun 2020. Penangguhan ini terjadi setelah Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa mencabut otorisasi PIA untuk terbang ke wilayah tersebut karena skandal lisensi pilot palsu.
Insiden ini tidak hanya membahayakan kredibilitas maskapai tetapi juga menyoroti perlunya reformasi menyeluruh dalam pengoperasiannya.
Sekarang, Pemerintah Pakistan telah mengumumkan niatnya untuk memprivatisasi maskapai nasional itu, sebagai bagian dari program privatisasi yang sedang berlangsung.
Langkah signifikan ini dilakukan ketika Pakistan berupaya untuk mengalihdayakan operasi bandaranya, sejalan dengan persyaratan kesepakatan Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar US$3 miliar.
Kebijakan tersebut menyoroti komitmen pemerintah untuk merombak kondisi sengsara keuangan maskapai nasional Pakistan itu dan menyuntikkan dan segar baru ke dalam sektor penerbangan.
Sebelumnya, baik Etihad dan Emirates mengendus-endus kemungkinan membeli Pakistan International Airlines, karena keduanya mengambil jalur lalu lintas udara yang signifikan dari Pakistan.
Selain itu, setidaknya 1,5 juta orang Pakistan tinggal di Dubai. Namun pemerintah membatalkan privatisasi pada 2019. Tahun lalu juga ada perbincangan tentang Qatar Airways yang ingin mengambil alih maskapai bermasalah tersebut.