Mengenal 6 penyebab tidur ngorok ini ternyata memiliki beberapa dampak buruk bagi kesehatan. Mendengkur, atau ngorok, adalah suara berisik yang terjadi saat seseorang tertidur. Ini terjadi ketika aliran udara melalui saluran napas terhalang atau tersumbat saat tidur. Hal ini menyebabkan getaran pada saluran pernapasan yang menghasilkan suara dengkuran. Semakin terhalang saluran napas, semakin keras suara dengkuran akibat getaran udara saat bernapas.
Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mendengkur dan hanya mengetahuinya setelah diberitahu oleh orang lain yang tidur bersama atau tinggal serumah. Namun, jika kebiasaan mendengkur mengganggu kualitas tidur Anda maupun orang-orang di sekitar, hal ini bisa menjadi tanda kondisi kesehatan yang lebih serius.
Menurut Sleep Foundation, berikut adalah beberapa penyebab mendengkur saat tidur.
Mengenal 6 Penyebab Tidur Ngorok
1. Hidung dan Saluran Napas Tersumbat
Hidung dan saluran napas yang tersumbat saat tidur dapat mengurangi aliran udara melalui saluran napas. Alergi atau infeksi, seperti sinusitis, adalah penyebab paling umum dari hidung tersumbat. Selain itu, orang lebih cenderung mendengkur jika tulang hidungnya bengkok, terdapat pertumbuhan di saluran hidung yang disebut polip, dan punya lidah atau amandel yang membesar.
2. Posisi Tidur
Mendengkur lebih sering terjadi saat seseorang tidur telentang. Begitu juga dengan menggunakan bantal yang terlalu empuk atau terlalu besar. Pasalnya, posisi tidur ini membuat gravitasi menarik jaringan di sekitar saluran napas ke bawah, sehingga membuat saluran napas menjadi lebih sempit. Penelitian dalam jurnal Sleep (2003) terhadap pendengkur menunjukkan bahwa frekuensi dan intensitas mendengkur menurun pada beberapa pasien ketika mereka tidur menyamping.
3. Proses Penuaan
Penuaan termasuk salah satu faktor pemicu kondisi mendengkur saat tidur. Itu karena lidah dan otot yang mengelilingi saluran napas mungkin melemah seiring bertambahnya usia.
4. Merokok
Kebiasaan buruk ini juga meningkatkan risiko ngorok. Para peneliti berpendapat bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh peradangan saluran napas bagian atas dan edema (pembengkakan karena penumpukan cairan dalam jaringan tubuh) pada perokok.
5. Konsumsi Alkohol dan Obat Tertentu
Mengonsumsi alkohol dan obat penenang dapat membuat otot-otot di sekitar saluran napas terlalu rileks dan mengendur, sehingga menghalangi jalan udara masuk dan keluar. Untuk itu, dokter seringkali menyarankan untuk menghindari alkohol dan obat penenang beberapa jam menjelang waktu tidur untuk mengurangi dengkuran.
6. Obesitas
Kelebihan berat badan bisa menyebabkan ukuran saluran napas menjadi lebih kecil dan meningkatkan risiko ngorok, sebab jaringan lemak di tenggorokan menjadi lebih besar. Kondisi ini bisa diatasi dengan cara menurunkan berat badan.
Gejala Mendengkur Kronis
Mendengkur ringan dan sesekali biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi, kebiasaan ini bisa jadi gejala dari penyakit yang lebih serius, termasuk sleep apnea. Merujuk Cleveland Clinic, sleep apnea adalah kelainan yang menyebabkan seseorang mendengkur keras kemudian berhenti bernapas sebentar saat tidur, dan biasanya mulai bernapas kembali dengan desahan keras, dengusan, atau gerakan tubuh yang tersentak. Kondisi ini membuat penderita akan memiliki tidur yang tidak berkualitas.
Sleep apnea dan mengorok adalah dua hal berbeda. Mengorok umumnya menjadi gejala sleep apnea, namun tidak semua orang yang mengorok mengidap sleep apnea. Jika tidak segera ditangani secara medis, sleep apnea bisa meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi, diabetes, dan depresi.
Terkadang, orang yang mendengkur kronis mungkin mengalami gejala-gejala berikut:
- Sering bolak-balik posisi tidur
- Sering terbangun ketika tidur malam karena tersedak atau terengah-engah
- Mendengkur bisa berhenti lalu menjadi keras secara tiba-tiba
- Sakit kepala dan nyeri tenggorokan saat bangun tidur
- Merasa tidak cukup tidur dan mengantuk di siang hari
- Lekas mudah marah dan tersinggung
- Sulit fokus