Mengenal sindrom anak bungsu dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental ini penting untuk kita ketahui. Pasti pernah mendengar tentang istilah sindrom anak bungsu, bukan? Istilah ini mengacu pada karakteristik yang sering terlihat pada anak yang lahir sebagai anak termuda dalam sebuah keluarga. Namun, apa sebenarnya sindrom anak bungsu itu? Dan apakah ini bisa dikategorikan sebagai gangguan psikologis?
Meskipun belum ada diagnosis resmi atau definisi klinis yang secara tegas menggambarkan sindrom ini. Beberapa ciri yang terkait dengan urutan kelahiran dapat menjelaskan apa maksud sindrom anak bungsu. Untuk memahami lebih lanjut, mari kita jelajahi penjelasan lengkap seputar sindrom anak bungsu seperti yang terlansir dari Calm Sage!
Mengenal Sindrom Anak Bungsu dan Pengaruhnya
Urutan Kelahiran Membuat Perbedaan
Penelitian menunjukkan bahwa seseorang sering kali mengembangkan ciri dan sifat tertentu yang bergantung pada urutan kelahiran, seperti yang termuda selalu bersaing dengan yang lebih tua. Meski persaingan ini tidak pernah memaksa dan terjadi secara alami, selalu ada perebutan perhatian dan kasih sayang orangtua.
Bagaimana seseorang berperilaku sosial dan profesional saat dewasa bergantung pada bagaimana orang tersebut belajar mendapatkan apa yang diinginkannya saat dia tumbuh dewasa. Yang muda akan mencari cara kreatif untuk mendapatkan apa yang diinginkannya karena selalu ada persaingan dengan yang lebih tua.
Karakteristik Sindrom Anak Bungsu
Anggota keluarga termuda akan selalu menjadi anak dalam keluarga dan tidak tergantung pada usia orang tersebut. Mereka akan selalu teranggap sebagai anak dalam keluarga jika mereka adalah anak bungsu dan mereka akan selalu menjadi bayi dalam keluarga.
Ada beberapa karakteristik yang mengarah ke sindrom anak bungsu, seperti pencari perhatian, manja, menentang aturan, riang, gigih, dan senang bersosialisasi. Selain karakteristik tersebut, anak paling muda dalam keluarga lebih percaya diri karena mereka tahu bagaimana membuat segala sesuatunya berjalan sesuai keinginan mereka.
Pengaruh Sindrom Anak Bungsu Terhadap Kesehatan Mental
Menjadi anak bungsu dalam keluarga mempunyai tantangan tersendiri. Kamu harus terus-menerus melakukan upaya ekstra untuk menarik perhatian atau mendapatkan validasi dan kamu harus selalu berada dalam pola pikir kompetitif. Seseorang mungkin akan merasa kurang tercintai jika tidak mendapatkan perhatian dan merasa tertekan karena tidak layak.
Mereka mungkin tidak bisa mengukur seberapa penting keputusan mereka karena mereka selalu terdampingi oleh seseorang yang mengambil keputusan atas nama mereka, baik orangtua atau saudara mereka, karena mereka selalu mendampingi anak-anak sebagai pelindung. Mereka terbiasa menjadi anak-anak yang manja dan mungkin tidak suka perlakuan sebaliknya.
Cara Mengatasi Sindrom Anak Bungsu
Keluarga yang memiliki lebih dari satu anak harus mendorong anak-anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan cara ini, mereka bisa memecahkan masalah dengan keterampilan dan kemampuan mental mereka tanpa melibatkan faktor eksternal. Mengenai tanggung jawab, yang lebih muda perlu kerja sama dan saudara kandung harus berbagi tanggung jawab dasar, hal ini akan membuat mereka mandiri dan lebih bisa terandalkan.
Anak-anak harusnya tidak berebut perhatian orangtuanya. Untuk mendapatkan perhatian, mereka mungkin menggunakan beberapa taktik yang bisa berakibat fatal. Berikanlah sedikit apresiasi dan pengakuan karena akan membawa manfaat besar.
Sindrom anak bungsu memiliki lebih banyak aspek positif daripada negatif. Kita hanya perlu memfokuskan dan memperkuat sifat-sifat positif yang secara alami tertanam ke dalam diri mereka. Setiap orang itu unik dan urutan kelahiran kamu dalam sebuah keluarga tidak boleh berdampak negatif pada kamu atau membuat kamu merasa kurang.