Tanda tantrum pada anak jelas menyiksa orangtua mereka. Namun, ada tanda tantrum yang dikenal sebagai “tanda bahaya” yang menunjukkan bahwa anak mungkin mengalami masalah kesehatan mental. Gejala tantrum yang kadang-kadang dianggap normal oleh anak-anak ini bahkan mungkin tidak terlalu parah.
Selain itu, para ahli menemukan bahwa tantrum anak dengan masalah kesehatan mental cenderung berbeda dari tantrum anak yang sehat. Anak biasanya menunjukkan tanda-tanda bahaya secara bertahap.
Namun, tanda-tanda ini akan muncul hampir setiap tantrum pada anak-anak yang mengalami masalah mental sebagai penyebabnya. Apa saja gejala tantrum yang ditunjukkan oleh anak yang melewati batas tersebut? Berikut penjelasannya.
Tanda Tantrum pada Anak yang Melewati Batas
Berikut ini beberapa tanda tantrum pada anak yang melewati batas:
Sikap Agresif
Sikap ini bisa ditujukan kepada pengasuh, objek, atau keduanya. Jika ini terjadi lebih dari separuh waktu dalam 10 hingga 20 amukan terakhir, itu mungkin menandakan gangguan yang perlu didiskusikan dengan dokter anak. Bukan hal yang aneh bagi anak-anak untuk mencoba menendang pengasuhnya karena tidak akan membelikan mereka es krim. Namun, jika ini terjadi hampir setiap saat, pengasuh juga harus melindungi diri mereka selama tantrum terjadi. Oleh karena itu, diagnosis lanjutan oleh dokter mungkin diperlukan.
Melukai Diri Sendiri
Anak-anak dengan depresi berat dan anak-anak dengan kondisi kesehatan mental lainnya jauh lebih untuk menggigit diri mereka sendiri, daripada anak-anak yang sehat secara mental. Tak hanya menggigit sendiri, tanda tantrum yang tergolong melukai diri sendiri adalah membenturkan kepala ke dinding, atau menendang benda-benda dalam upaya untuk melukai kaki mereka.
Sering Tantrum
Anak-anak belum sekolah yang mengalami 10 hingga 20 tantrum dalam sebulan di rumah atau mengamuk lebih dari lima kali sehari selama beberapa hari di luar rumah, berisiko mengalami masalah kejiwaan yang serius.
Tantrum yang Sangat Lama
Tantrum lima menit bisa tampak seperti satu hari bagi orang tua. Namun, tanda tantrum pada anak-anak yang terus-menerus terjadi dan berlangsung lebih dari 25 menit mungkin memiliki masalah mendasar. Anak normal mungkin mengalami tantrum yang berlangsung selama satu jam, tetapi yang berikutnya bisa hanya berlangsung selama 30 detik. Anak-anak dengan gangguan kejiwaan ini mengalami tantrum selama 25 menit atau lebih.
Jika anak memiliki tantrum seperti yang disebutkan di atas, segera ajak mereka untuk melakukan pemeriksaan di psikolog anak atau dokter anak di rumah sakit.
Ini yang Harus Dilakukan Saat Anak Tantrum
Cobalah beberapa strategi berikut ini selama anak mengalami tantrum:
- Temukan pengalih perhatian: Jika kamu merasakan tantrum dimulai, tetapi itu belum menjadi ledakan besar, cobalah untuk mengalihkan perhatian anak. Tunjukkan sesuatu yang menarik atau libatkan mereka dalam suatu kegiatan.
- Tetap tenang: Begitu anak sedang mengamuk, jangan mengancam, menceramahi, atau berdebat dengan mereka. Melakukan hal itu hanya akan membuat amukan semakin parah. Kemudian, ketika anak tenang, bicarakan dengan mereka tentang perilaku mereka sebelumnya.
- Abaikan: Ini menunjukkan kepada anak bahwa tantrum tidak dapat diterima dan tidak akan membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.
- Jauhkan mereka: Jika kamu berada di tengah-tengah toko atau tempat umum lainnya, pastikan ia dalam pengawasan. Namun, jika kamu merasa anak mungkin menyakiti diri sendiri atau orang lain, jauhkan mereka dari tempat tersebut.
- Jaga agar tetap aman: Singkirkan benda berbahaya di dekat mereka. Pertimbangkan untuk menggendong anak, sehingga mereka tidak melukai diri mereka sendiri. Jika anak benar-benar di luar kendali, bawa mereka ke tempat yang aman sampai mereka tenang. Gunakan “time-out” jika perlu, tempatkan mereka di ruangan yang jauh dari TV dan gangguan lainnya.