Sabtu, 16 Agustus 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Pertolongan Pertama Serangan Jantung saat Olahraga

Pertolongan pertama serangan jantung saat olahraga wajib kita ketahui karena bisa menyerang kapan saja. Salah satu risiko yang atlet hadapi saat berolahraga adalah kemungkinan mengalami kolaps atau pingsan. Penyebab seseorang roboh saat beraktivitas sering kali berkaitan dengan gangguan pada jantung, seperti henti jantung atau serangan jantung.

Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Vito A. Damay, SpJP(K), menjelaskan bahwa prosedur cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau pijat jantung cukup untuk membantu menyelamatkan seseorang yang kolaps saat berolahraga.

“Seringkali orang yang sedang bermain badminton atau berlari maraton kolaps. Yang sering disalahkan adalah respon yang lambat. Contohnya, pemain sepak bola Denmark yang kolaps saat pertandingan. Apa yang terjadi? Teman-temannya segera melakukan CPR dan pijat jantung. Apakah dia selamat? Untungnya, dia selamat,” kata dr. Vito, seperti dikutip dari siniar Kemenkes.

Pertolongan Pertama Serangan Jantung saat Olahraga

Dr Vito melanjutkan jika banyak masyarakat di Indonesia yang masih belum mengerti bagaimana merespons atau membantu seseorang yang roboh ketika berolahraga. Menurutnya, kalaupun ada yang melakukan CPR, tindakannya masih belum benar.

“Apa yang terjadi ketika video-video orang yang kita lihat, yang suka beredar di Indonesia, orangnya nggak selamat. Ada yang ngelakuin CPR? Saya jarang sekali lihat orang ngelakuin CPR dengan benar,” kata dr Vito.

Bahkan, lanjut dr Vito, tak sedikit dari masyarakat Indonesia yang justru salah dalam memberikan pertolongan ketika menemukan orang yang henti jantung atau terkena serangan jantung saat berolahraga.

“Dari video-video yang beredar, saya sering melihat orang yang menolongnya salah. Tapi kalau Anda lihat, entah ditepok-tepok lah lehernya, didudukin, tangannya ditepok-tepok, kupingnya dipijat-pijat, dadanya dielus-elus, atau ada yang ngebiarin aja karena takut dan nggak bisa (nolong),” tambah dr Vito.

Dokter Vito menambahkan jika menemukan seseorang yang tiba-tiba kolaps tanpa adanya tubrukan dengan orang lain, harus dicurigai bahwa itu henting jantung. Sehingga, perlu diberikan pertolongan berupa CPR atau pijat jantung.

“Yang harus dilakukan adalah CPR atau pijat jantung luar. Nggak usah mulut ke mulut, nggak perlu mulut ke mulut. Pijat jantung luar aja cukup, itu sudah meningkatkan survival 17 persen sampai yang paling tinggi 40 persen, ya walaupun itu kita tergantung faktor kesehatan,” kata dr Vito.

“Tapi pasti akan lebih baik, dibanding kalau didiamkan begitu saja. Ketika hal itu terjadi di depan kita, jangan didiemin orang seperti itu, tolong,” tutupnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles