Karena kebakaran yang meluas, dua rute pendakian Aik Berik dan Tetebatu di Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB) telah ditutup. Sejak Senin, 7/8, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) telah ditutup.
Surat Keputusan Nomor PG.1158/T.39/TU/KSA/8/2023 menyatakan penutupan dua jalur pendakian. Dedy Asriadi, Kepala Balai TNGR, juga mengonfirmasi penutupan tersebut.
Menurut Dedy, jalur pendakian Aik Berik dan Tetebatu ditutup sampai waktu yang tidak ditentukan. Sebagaimana dilaporkan Detik pada Senin (8/8), Dedy menyatakan, “Hingga kondisi aman untuk aktivitas pendakian dinyatakan”.
Jalur pendakian Aik Berik terletak di Desa Aik Berik, Batukliang Utara, Lombok Tengah. Sedangkan lokasi jalur pendakian Tetebatu berada di Desa Tetebatu, Sikur, Lombok Timur. Gunung Rinjani sendiri punya beberapa jalur pendakian lain seperti jalur Torean, Senaru, dan Sembalun.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Balai TNGR Dwi Pangestu menyebut penutupan dua jalur pendakian itu khusus bagi wisatawan yang akan mengunjungi Gunung Rinjani.
“Nanti yang sudah mendaftar lewat kedua jalur tersebut (Aik Berik dan Tetebatu), kami alihkan ke jalur yang lain seperti Sembalun, Senaru, dan Torean,” ujar Dwi Pangestu.
Menurut Dwi Pangestu, sampai Senin (7/8) malam, petugas gabungan dari Balai TNGR, polisi, dan tentara masih berupaya memadamkan kebakaran di Gunung Rinjani. Tim gabungan itu terdiri dari tiga kelompok dengan 18 personel.
Tim gabungan tersebut masih menggunakan peralatan seadaanya untuk memadamkan si jago merah di titik yang bisa dijangkau. “Pemadaman hari ini (Senin) masih kami lakukan. Ada tim naik dari jalur Aik Berik dan Tetebatu,” beber Dwi.
Api sendiri, kata Dwi Pangestu, masih sulit dipadamkan karena angin kencang yang berembus. Selain itu, titik api di jalur pendakian Gunung Rinjani juga bertambah. Awalnya hanya ada empat titik api, tapi belakangan muncul titik api baru di jalur pendakian Tetebatu.
Berdasarkan hasil pantauan kamera pengawas (CCTV), api juga terus menjalar sampai ke sisi kiri dan kanan jalur pendakian di Aik Berik, ketinggian 2.400 meter di atas permukaan air laut (MDPL). “Api susah padam karena angin kencang,” ucap Dwi.
Kebakaran di jalur pendakian Aik Berik berawal sejak Jumat pagi (4/8). Ketika itu, api terpantau di 8.442740°S dan 116.388820°E, 2.100-2.600 MDPL.
Polisi sendiri didukung TNI dan Balai TNGR masih melakukan penyelidikan mengenai penyebab kebakaran di hutan Gunung Rinjani itu. Polres Lombok Tengah juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Dwi menyatakan, tak menutup kemungkinan kebakakaran disebabkan kelalaian manusia. “Karena titik api berada di sisi jalur pendakian,” katanya.