Cipto Raharjo, pria bertubuh gemuk yang berasal dari Tangerang, Banten, meninggal dunia setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Pada hari Selasa, 4 Juli, Cipto dibawa keluar dari rumahnya dan dirujuk ke RSUD Kota Tangerang. Pasien mengalami sesak napas selama seminggu, menurut Fika Khayan, kepala humas RSUD Kota Tangerang. Selain itu, Cipto mengalami nyeri pada kakinya yang membuatnya tidak bisa berjalan.
“Tidak ada riwayat jatuh. Selama dua minggu ini pasien hanya jalan mengesot untuk ke kamar mandi,” kata Fika
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), obesitas termasuk kelebihan lemak yang berisiko terhadap kesehatan. Orang yang memiliki indeks massa tubuh 30 atau lebih dianggap obesitas.
Menurut ahli bedah bariatrik Mir Ali, obesitas memengaruhi semua sistem organ tubuh dan berdampak negatif pada semua sistem ini.
Oleh karena itu, orang obesitas harus menghadapi risiko komplikasi. Apa saja komplikasi yang terkait dengan obesitas?
1. Hipertensi
Ada hubungan antara obesitas dan hipertensi. Menurut Framingham Offspring Study, obesitas bertanggung jawab atas 65 hingga 78 persen kasus tekanan darah tinggi primer.
Menurut Very Well Health, orang dengan hipertensi berisiko mengalami penyakit jantung, serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal karena darah bergerak melalui arteri dan vena dengan tekanan yang lebih tinggi dari normal.
2. Kolesterol tinggi
American Heart Association (AHA) menyatakan bahwa orang dengan ukuran tubuh apa pun berisiko punya kolesterol tinggi, tetapi orang yang obesitas lebih berisiko. Kolesterol adalah zat berlemak yang dalam jumlah tertentu bermanfaat bagi tubuh, tetapi dalam jumlah berlebihan, dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke.
3. Sleep apnea
Obesitas mengecilkan jalan napas, menyebabkan napas berhenti selama tidur. Sering mendengkur atau mengorok? Salah satu gejala sleep apnea adalah mengorok. Penyakit jantung, stroke, diabetes, dan depresi adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat muncul sebagai akibat dari sleep apnea yang tidak ditangani dengan baik.
4. Osteoarthritis
Berat badan berlebih hingga masuk dalam kategori obesitas bisa memberikan tekanan berlebih pada sendi. Seperti dilansir dari Mayo Clinic, tekanan pada sendi bisa mengarah ke peradangan sehingga muncul komplikasi obesitas yakni osteoarthritis.
5. Masalah pencernaan
Dari obesitas, orang bisa mengalami aneka masalah pencernaan seperti heart burn, penyakit kemih dan masalah liver. Dilansir dari Healthline, obesitas berhubungan dengan risiko tinggi GERD atau kondisi asam lambung refluks ke esofagus. Kemudian kelebihan lemak akan menumpuk pada liver sampai menimbulkan kerusakan liver.
Obesitas juga meningkatkan risiko batu ginjal. Kadang prosedur laser tidak cukup sehingga perlu pembedahan.
6. Diabetes
Selain gaya hidup, riwayat keluarga dan usia, obesitas pun turut jadi faktor risiko diabetes. Berdasar American Diabetes Association, kelebihan berat badan akan meningkatkan risiko diabetes.
Riset menunjukkan hubungan antara obesitas dan perkembangan dari prediabetes ke diabetes tipe 2.
7. Kanker
Obesitas yang tidak ditangani dengan baik bisa mengarah pada kanker kanker tertentu. Beberapa kanker yang berkaitan dengan obesitas antara lain, kanker rahim, serviks, endometrium, ovarium, payudara, kolon, rektum, esofagus, liver, kandung kemih, pankreas, ginjal, dan prostat.
8. Asma
Asma bisa menjadi komplikasi obesitas. Asma pun jadi sesuatu yang sulit dimanajemen pada pasien dengan obesitas. Asma merupakan kondisi yang disebabkan peradangan dan penyempitan saluran udara. Pernapasan pun jadi lebih sulit dan bisa mengancam jiwa jika tidak ditangani.
Obesitas bisa mengakibatkan perubahan pada fungsi paru. Kelebihan berat badan bakal menekan paru, membatasi kapasitasnya untuk menghirup udara, meningkatkan peradangan dan memperburuk asma.