Rabu, 2 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Dampak Gerakan Boikot Produk Pro Israel yang Masih Berlanjut

Dampak gerakan boikot produk pro Israel yang masih berlanjut penting untuk kita ketahui. Sejak genosida yang oleh tentara Israel pada Oktober 2023, masyarakat dunia, termasuk Indonesia, telah melakukan boikot terhadap produk-produk yang berafiliasi dengan Israel. Serangan terus berlanjut tanpa henti, menyebabkan banyak korban jiwa di Gaza setiap harinya. Bahkan, kota Rafah yang sebagai satu-satunya tempat aman untuk mengungsi juga mengalami serangan brutal.

Kemarahan masyarakat dunia pun memuncak kembali, termasuk di Indonesia yang terus mendukung Palestina. Boikot terhadap produk-produk yang diduga mendukung genosida ini kembali berseru di media sosial. Hal ini bertujuan agar masyarakat berhenti membeli dan menggunakan produk-produk tersebut. Lalu, apa saja dampak dari pemboikotan produk-produk Israel sejauh ini?

Dampak Gerakan Boikot Produk Pro Israel yang Masih Berlanjut

Dampak Gerakan Boikot Ekonomi Israel

Gerakan Boikot merek-merek Barat di negara Timur Tengah sudah berlangsung sejak lama. Gerakan BDS (Boikot, Divestasi, Sanksi) merupakan gerakan yang dipimpin Palestina untuk memboikot ekonomi Israel dengan tujuan menjunjung prinsip bahwa warga Palestina juga memiliki hak yang seperti manusia lainnya.

BDS memiliki sejarah panjang mengenai boikot perekonomian Israel dan telah berhasil memberikan dampak nyata atas aksi yang dilakukan. Meski awalnya BDS bergerak secara lokal, namun dengan kekuatan sosial media berhasil membuka mata dunia atas ketidakadilan yang terjadi. Maka, beberapa dampak dalam hal ekonomi yang dirasakan setelah pemboikotan yang dilansir dari laman BDS:

1. Turunnya Investasi Asing terhadap Israel

Para ahli melaporkan meningkatnya dampak ekonomi dari BDS yaitu 46% investasi asing langsung turun pada tahun 2014 dibanding tahun 2013. Laporan pemerintah Israel  dan Rand Corporation memperkirakan bahwa BDS dapat merugikan perekonomian Israel miliaran dolar. PBB, Bank Dunia, dan para ahli lainnya mengatakan bahwa penurunan ekonomi Israel akan terus berlanjut seiring aksi BDS dilakukan secara terus menerus.

2. Perusahaan Internasional Menarik Diri dari Israel

Banyak perusahaan besar Amerika dan Eropa seperti Orange, Veolia, G4S, General Mills, dan CRH yang keluar dari pasar Israel setelah adanya kampanye besar mengenai keterlibatan mereka terhadap pelanggaran Israel. Veolia membatalkan kontrak publik senilai $20 miliar.

3. Divestasi Pemegang Saham Utama

Atas pelanggaran hukum Internasional yang dilakukan Israel, banyak pemegang saham utama yang melakukan divestasi di perusahaan-perusahaan Israel. Bank-bank swasta Eropa hingga orang-orang kaya seperti Bill Gates dan George Soros juga telah melakukan divestasi.

4. Dampak Terhadap Perusahaan Israel

Kampanye BDS memiliki dampak yang besar terhadap perusahaan-perusahaan Israel. Seperti pada Carmel Agrexco, sebuah perusahaan ekspor pertanian terbesar di Israel. Setelah gerakan besar-besaran tersebut perusahaan tersebut bangkrut dan mendorong petani Israel mengekspor produk mereka melalui perusahaan lain. Sodastream terpaksa menutup operasinya di pemukiman ilegal Israel dan menarik semua produk penjualannya di Israel. Hingga saat ini, SodaStream masih menjadi target boikot atas perannya dalam penyerangan etnis warga Palestina di Naqab (Negev).

 

Dampak Boikot Produk Israel di Indonesia

Dampak Gerakan Boikot Produk Pro Israel yang Masih Berlanjut

Masyarakat Indonesia juga banyak yang melakukan aksi boikot produk-produk yang Pro Israel sebagai aksi kemanusiaan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa untuk tidak membeli produk-produk yang Pro Israel karena produk tersebut hukumnya akan haram seperti pernyataan Prof Sudarnoto yang dilansir dari laman MUI.

Melansir dari detiknews,aksi boikot produk pro Israel yang terjadi di Indonesia mengubah pola konsumsi masyarakat beralih kepada produk lokal. Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) menyatakan bahwa seiring boikot, produk-produk nasional mengalami peningkatan dalam penjualan.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ikhsan Abdullah yang menegaskan bahwa gerakan boikot terbukti untuk menekan perusahaan asing yang pro Israel. MUI juga menerima laporan terkait omzet penjualan produk ternama turun drastis hingga 30-45% dalam kurun tiga pekan pertama sejak gerakan boikot di Indonesia.

Ikhsan juga menyerukan agar umat muslim dan semua pihak di Indonesia untuk mendukung Palestina. “Umat Muslim dan semua pihak di Indonesia perlu ingat bahwa Indonesia masih berhutang budi pada Palestina, yang awal mengakui kemerdekaan Indonesia dan kita belum bisa membalas kebaikan itu karena faktanya Palestina masih terjajah, dalam cengkraman Israel dan bahkan menghadapi genosida,” ungkapnya seperti pada laman detiknews.

Gerakan boikot yang dilakukan terhadap produk pro Israel memiliki tujuan untuk melemahkan perekonomian negara tersebut, sehingga Israel bisa apakah kamu termasuk dalam gerakan boikot produk-produk pro Israel?

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles