Ruangriang.co.id, BANDUNG – Home Sweet Loan (2024), film karya terbaru dari Visinema Pictures, menghadirkan kisah hidup seorang anak bungsu perempuan yang penuh warna dan perjuangan.
Film yang disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie dan diproduksi oleh Cristian Imanuell ini bercerita tentang Kaluna, seorang anak bungsu yang menjadi Sandwich Generation dalam keluarganya.
Jika sebelumnya anak bungsu dipandang sebagai sosok yang manja, maka dalam film ini gambaran tersebut seolah terpatahkan.
Kaluna, diperankan oleh Yunita Siregar menjadi gambaran anak bungsu yang harus selalu terlihat kuat dan kokoh di tengah gejolak perasaannya yang tidak baik-baik saja.
Kaluna jadi gambaran tentang realita bagaimana menjadi bungsu yang tidak sama seperti kisah-kisah dari cerita banyak orang.
Dalam Press Conference film Home Sweet Loan yang dilangsukan pada Senin (23/09/2024) di CGV 23 Paskal Shopping Center, para pemain film yang diadaptasi dari novel ini, membagikan pengalamannya selama proses syuting dan bagaimana perasaan para pemain setelah menyaksikan film ini.
“Pas adegan aku sama bapak, itu dalem banget, aku terharu banget disitu,” ucap Yunita Siregar pemeran Kaluna.
Cerita film ini sangat relevan dengan kehidupan banyak orang, terutama karakter Kaluna yang diperankan oleh Yunita Siregar. Kaluna harus memilih antara mengejar impian untuk memiliki rumah sendiri atau tetap bertanggung jawab pada keluarganya.
“Buat Kaluna di luar sana, pasti berat ya rasanya? It’s oke, karena saya sendiri merasa ada banyak kesamaan yang saya alami dengan Kaluna. Semoga film ini bisa memeluk kalian dan membersamai perjuangan kalian, kalau kalian nggak sendiri, karena itu jangan pernah berhenti bermimpi, ya,” lanjut Yunita.
Derby Romero yang juga hadir tak ketinggalan memberikan komentarnya.
“Buat kalian yang sedang berjuang, semoga teman-teman juga punya support sytem yang luar biasa seperti Kaluna yang punya sahabat-sahabatnya, termasuk Danan. Karena dukungan akan berarti sekali untuk siapapun yang sedang struggle untuk mewujudkan impiannya,” ujar Derby dengan semangat.
Salah seorang penonton juga memberikan kesan setelah menonton film ini, yang mengungapkan bahwa film ini benar-benar menyuarakan isi hatinya sebagai seorang sandwich generation yang harus merelakan mimpinya demi keluarga.
“Rasanya seperti nonton cerita diri sendiri, saya tahu betul rasanya berkorban demi keluarga, semoga suatu saat saya bisa kembali mewujudkan mimpi saya seperti Kaluna yang nggak menyerah untuk mengejar mimpinya,” ucapnya penuh haru.
Film Home Sweet Loan ini tampaknya berhasil menyentuh emosi banyak penonton, terutama mereka yang berada di posisi sandwich generation.
Dalam kehidupan nyata, istilah ini merujuk pada mereka yang berada di tengah-tengah terhimpit oleh tanggung jawab untuk merawat orang tua sekaligus menanggung masa depan anak-anak mereka, atau dalam kasus Kaluna, bertanggung jawab atas keluarganya sembari berusaha mengejar impiannya sendiri.
Tema ini jelas menjadi daya tarik utama, membawa penonton untuk merenungi kehidupan mereka dan bagaimana mereka harus menyeimbangkan kebutuhan pribadi dengan tanggung jawab keluarga.
Tidak hanya dari sisi cerita, film ini juga berhasil menyajikan sinematografi yang apik dan emosional, menciptakan pengalaman visual yang mendalam bagi penonton. Beberapa adegan kunci, terutama yang melibatkan interaksi Kaluna dengan keluarganya, digambarkan dengan sangat emosional, seolah membawa penonton masuk ke dalam dunia Kaluna yang penuh dilema. Adegan antara Kaluna dan ayahnya, yang disebut Yunita Siregar sebagai momen paling emosional baginya, menjadi salah satu titik puncak film ini.
Film ini juga menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar.
Karakter Danan, yang diperankan oleh Derby Romero, tidak hanya menjadi sahabat setia, tetapi juga simbol bahwa memiliki support system yang baik dapat menjadi kunci dalam menghadapi tantangan hidup.
Pesan ini tentu relevan bagi siapa saja yang merasa terisolasi atau terbebani dengan tanggung jawab mereka.
Dengan segala emosinya, Home Sweet Loan bukan sekadar drama keluarga, tetapi juga film yang menggugah kesadaran penonton akan pentingnya keseimbangan antara mimpi pribadi dan tanggung jawab sosial.
Film ini mengajarkan bahwa dalam hidup, meski jalan yang ditempuh mungkin penuh liku dan pengorbanan, penting untuk tidak menyerah pada impian sendiri.