Fakta pasangan Opa-Oma tewas membusuk di tempat tidur ini menjadi sorotan publik. Masyarakat Indonesia terkejut dengan berita tentang pasangan suami istri lanjut usia yang meninggal dan membusuk di kamar mereka di kawasan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Jasad Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (72) oleh warga temukan pada Selasa (16/7). Menurut keterangan polisi, mereka telah meninggal sejak 3-4 hari sebelumnya. Kejadian ini terungkap setelah warga mencium bau tak sedap dari rumah pasangan yang biasa dipanggil Opa dan Oma tersebut.
Warga kemudian memutuskan untuk memeriksa rumah Opa Hans dan Oma Rita dan terkejut menemukan pasangan ini telah meninggal dunia di atas kasur mereka. Merangkum dari detikNews, berikut adalah beberapa fakta mengenai pasangan lansia yang tewas membusuk di rumah mereka di Bogor.
Fakta Pasangan Opa-Oma Tewas Membusuk di Tempat Tidur
Tinggal Berdua Saja

Opa Hans dan Oma Rita ditemukan meninggal dunia membusuk di kamarnya pada Selasa (16/7). Menurut perkiraan polisi, keduanya sudah meninggal sejak 3-4 hari sebelum ditemukan. Menurut Kapolsek Jonggol Kompol Wagiman, keduanya sudah lama hidup bersama. Sedangkan anaknya tidak diketahui keberadaannya, termasuk oleh warga sekitar.
“Menurut keterangan saksi, pasutri tersebut sudah lama tinggal berdua dan juga tidak tahu keberadaan anaknya. Saya juga sudah tanya ke warga belum ada yang tahu keberadaan anaknya,” ungkapnya, melansir dari detikNews.
Lama Tak Dijenguk Anak

Menurut penuturan Wagiman, diketahui anak Opa Hans dan Oma Rita sudah lama tidak terlihat berkunjung ke kediaman pasutri itu.
“Dia hanya tinggal berdua suami istri, keterangan saksi tidak tahu keberadaan anaknya di mana,” ungkap Wagiman.
Lantas, sudah berapa lama anak-anak Hans dan Rita tak menjenguk keduanya?
“Sudah lama,” jawab Wagiman.
Sementara menurut penuturan pengurus RT setempat, Jonathan Tobing, Opa Hans dan Oma Rita memiliki tiga orang anak tetapi jarang berkunjung.
“Kalau saya pribadi tidak pernah melihat (anaknya), saya nggak tahu warga lain pernah lihat berkunjung mungkin sebentar,” kata pengurus RT setempat, Jonathan Tobing (42), ditemui di lokasi, Kamis (18/7), melansir dari detikNews.
Anak Opa Hans dan Oma Rita Datang ke Pemakaman

Jonathan mengatakan hanya 1 dari 3 anak Opa Hans dan Oma Rita yang datang ke pemakaman. Anaknya yang datang adalah anak ketiga atau anak bungsu.
“Kebetulan saya tidak mengantar sampai pemakaman, saya sampai rumah sakit karena ada kegiatan,” kata Jonathan.
“Tapi menurut penuturan teman-teman pengurus yang lain, anak bungsu dari Opa dan Oma hadir. Tapi itu sudah di tengah-tengah acara pemakaman,” lanjutnya.
Dia mengatakan warga setempat bersama gereja yang mengurus administrasi pemakaman dan lain-lainnya.
“Betul, warga pengurus RT sini dan gereja,” jelasnya.
Sosok Opa Hans dan Oma Rita

Opa Hans dulunya merupakan seorang pelaut. Setelah pensiun, dia sempat mengajar di salah satu sekolah pelayaran bilangan Jakarta Timur. Sementara itu Oma Rita, sepengetahuan Jonathan, merupakan pensiunan PLN. Menurut penuturan Jonathan, Opa Hans dan Oma Rita selama ini jarang bersosialisasi dengan warga karena keterbatasan fisik yang tak lagi muda. Namun, para tetangga cukup peduli dengan keduanya.
“Karena memang keterbatasan fisik kedua almarhum, jadi memang tidak bisa proaktif bersosialisasi langsung kepada warga. Tapi memang dari kita sebagai tetangga atau warga di sekitar kediaman Opa dan Oma ini memang bisa dibilang cukup merasa miris melihat kondisi mereka,” kata Jonathan.
Jonathan mengungkap tetangga dan jemaat gereja merasa tidak tega terhadap kondisi keduanya. Maka dari itu, mereka berinisiatif memberikan bantuan berupa makanan dan lain-lain.
“Bahkan di lingkungan ini kita bikin semacam jadwal pengantaran makanan. Misalnya hari Senin siapa, Selasa siapa, itu full kita selama 1 minggu. Kalau ada yang berhalangan jadwalnya, akan menghubungi yang lain untuk menggantikan,” ujarnya, mengutip dari detikNews.
Jonathan mengatakan warga ingin memastikan keduanya tetap aman dan sehat. Sempat juga ada yayasan yang datang untuk membantu. Ada juga warga yang membantu mengisikan token listrik, bahkan memberikan uang. Menurut Jonathan, warga tak tutup mata atas kondisi Opa Hans dan Oma Rita.
Cerita Satpam soal Penemuan Mayat Opa Hans dan Oma Rita

Sekuriti perumahan bernama Darwan mengungkap cerita saat warga menemukan Opa Hans dan Oma Rita dalam kondisi meninggal dunia membusuk di kamarnya. Dia mulanya menerima informasi dari warga.
“Itu laporan dari warga, katanya Opa ke mana seminggu ini nggak kelihatan, coba cekin,” kata Darwan ditemui di lokasi, Kamis (18/7), melansir dari detikNews.
Kemudian, pihak pengurus RT juga meneleponnya untuk mengecek kondisi rumah Hans dan Rita. Di sanalah, dia mencium aroma busuk.
“Nggak lama, RT nelepon tolong cekin. Saya cek pertama belum ada apa-apa, yang kedua ada bau busuk,” ucapnya.
Dia mengatakan rumahnya dijebol melalui pintu dan jendela. Saat menjebol jendela itulah aroma busuk mencuat ke luar rumah.
“Dari situ langsung ke pintu dobrak, langsung nemuin jenazah di kamar 2 orang berdempetan,” bebernya.
Sebelum ditemukan meninggal, Darwan mengatakan, Hans kerap berinteraksi dengan warga. Dia terkadang berinteraksi saat membeli makan.