Selasa, 1 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Bekerja sebagai Petugas Kebersihan, Kini Capai Rp18,6 Triliun!

Bekerja sebagai petugas kebersihan, kini pria bernama Lee Su Jin dapat meraup untung hingga Rp18,6 Triliun. Tanpa dugaan sebelumnya, Lee Su Jin, seorang pria asal Korea Selatan. Pria ini mampu menciptakan aplikasi pemesanan hotel setelah memulai karirnya sebagai petugas kebersihan.

Pengalaman awal dalam kariernya menginspirasi Lee untuk meluncurkan situs pemesanan hotel Yanolja pada tahun 2007. Artinya “Hei, ayo bermain” dalam bahasa Korea. Yanolja telah menjadi aplikasi perjalanan yang sangat populer, menjadi fenomena global dengan lebih dari 57 juta unduhan. Seperti melansir dari CNBC. Keberhasilannya tidak hanya menciptakan popularitas global tetapi juga membantu Lee membangun kekayaan pribadinya, yang saat ini mencapai 1,2 miliar USD atau sekitar Rp18,6 triliun.

Nama Lee Su Jin juga berhasil masuk dalam daftar 50 Orang Korea Terkaya tahun ini.

Bekerja sebagai Petugas Kebersihan, Kini Capai Rp18,6 Triliun!

Perjalanan Menuju Kesuksesan

Awali Karier sebagai Petugas Kebersihan, Pria Asal Korea Ini Berhasil Miliki Pendapatan hingga Rp18,6 Triliun

Ketika Lee berusia 23 tahun, dia mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai petugas kebersihan motel yang dikenal menawarkan akomodasi jangka pendek dengan tarif per jam. Selama bekerja sebagai petugas kebersihan motel, dia menyisihkan sebagian penghasilannya untuk berinvestasi di saham.

Pada 2005, Lee menciptakan platform ulasan hotel yang dua tahun kemudian menjadi Yanolja. Pekerjaan pertama Lee sebagai petugas kebersihan motel memberinya kesempatan untuk menyesuaikan platform Yanolja terhadap kebutuhan konsumennya.

“Saya pikir pengalaman seperti itu sangat membantu untuk memahami sifat industri ini,” kata Kim Jong Yoon, CEO Yanolja.

Awali Karier sebagai Petugas Kebersihan, Pria Asal Korea Ini Berhasil Miliki Pendapatan hingga Rp18,6 Triliun

Pada bulan Juni 2019, Yanolja menjadi startup “unicorn” kedelapan di Korea Selatan dengan mencapai valuasi lebih dari 1 miliar USD atau sekitar Rp15,5 triliun selama putaran pendanaan. Dua tahun kemudian, perusahaan investasi SoftBank Vision Fund 2 membeli saham minoritas di Yanolja seharga $1,7 miliar atau sekitar Rp26,3 triliun dengan penilaian $6,7 miliar atau sekitar Rp103,9 triliun.

Kesepakatan dengan SoftBank memicu spekulasi luas mengenai potensi penawaran umum perdana Yanolja. Namun, perusahaan tersebut belum melakukan IPO (Initial Public Offering) atau penawaran umum perdana, dan Kim bahkan mengatakan dalam siaran pers pada Juli 2022 bahwa Yanolja tidak terburu-buru mengumumkan IPO karena industri perhotelan masih dalam tahap pemulihan dari puncak pandemi Covid-19.

Awali Karier sebagai Petugas Kebersihan, Pria Asal Korea Ini Berhasil Miliki Pendapatan hingga Rp18,6 Triliun

Yanolja berkembang pesat setelah meluncurkan Yanolja Cloud, perangkat lunak kecerdasan buatan mereka sendiri untuk platform perhotelan dan rekreasi lainnya di tahun 2021. Kini, sekitar 19 juta pengguna menggunakan platform perangkat lunak Yanolja untuk operasi pemesanan, perjalanan, dan manajemen properti.

Kepada Reuters, Kim mengatakan jangkauan tersebut merupakan sesuatu yang bisa dibanggakan. “Sebelumnya, banyak orang tidak bisa pergi ke motel karena malu,” kata Kim. “Tetapi, kami telah menarik tamu bahkan untuk bepergian. Itu adalah perubahan terbesar.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles