Rahasia Jepang agar bisnis tak bangkrut ini penting untuk kita ketahui. Dalam dunia bisnis, menjaga keberlanjutan dan pengelolaan usaha merupakan tantangan yang sulit. Banyak perusahaan yang tidak mampu bertahan lama. Menurut konsultan BCG, usia harapan hidup perusahaan umumnya hanya berkisar antara 40-50 tahun. Setelah periode tersebut, banyak perusahaan menghadapi risiko bangkrut, digabung, atau diakuisisi. Terlebih lagi, dalam konteks bisnis keluarga, ada pandangan bahwa perusahaan akan berakhir setelah tiga generasi, dan sisanya hanya tinggal sebagai nama.
Meskipun demikian, fenomena ini jarang terjadi di Jepang. Menurut laporan Priceonomics pada tahun 2015, dari 967 perusahaan berusia tua di dunia, 517 di antaranya berasal dari Jepang. Bahkan, perusahaan tertua di dunia yang telah berusia 1.445 tahun juga berasal dari Jepang.
Rahasia Jepang Agar Bisnis Tak Bangkrut
Perlu kita ketahui, Jepang adalah negara yang kaya nilai-nilai filsafat. Secara historis, filsafat Jepang merupakan perpaduan dua aspek. Pertama, agama lokal, Shinto dan agama pendatang seperti Budha, Taoisme, dan Konfusianisme. Kedua, pengaruh filsafat Barat.
Gabungan dua aspek itu, yang dikembangkan para tokoh terkait, kemudian melahirkan ajaran-ajaran filsafat yang menjadi dasar kehidupan masyarakat hingga lintas generasi. Soal ini, tak cuma perihal kedisiplinan waktu, tetapi juga etos kerja, bagaimana orang Jepang mengurus perusahaan.
Soal ini, Profesor bisnis dari Gakushuin University, Toyohiro Kono, dalam riset “Japanese management philosophy: Can it be exported?” (1982) menyebut ada tiga langkah yang harus dilakukan. Apa asaja?
1. Buat internal perusahaan jadi solid
Di Jepang, kekuatan internal perusahaan adalah hal utama. Mereka selalu menyatakan dengan jelas visi, misi dan tujuan perusahaan. Para karyawan ada batasan jelas mana yang harus dikerjakan olehnya atau tidak.  Tidak hanya itu, para direksi juga melihat kesejahteraan dan pengembangan karyawan harus dianggap penting.
Dengan demikian, apabila ini semua sudah tercapai, maka struktur organisasi perusahaan akan jadi solid, sehingga menjadi kekuatan di internal perusahaan. Lebih lanjut, kekuatan internal kelak bisa memantik daya kreatif dan inovasi para karyawan. Tentu saja, jika ini terjadi maka, perusahaan akan terus berjalan seiring waktu dan bisa menyesuaikan zaman.
2. Jangan ceroboh saat berbisnis
Toyohiro Kono menjelaskan dalam setiap langkah bisnis harus menghitungnya dengan cermat. Jangan ‘grasa-grusu’ dalam mengambil keputusan. Semua harus dilakukan secara terukur dan tepat. Tak lupa juga, direksi harus menerima masukan dari setiap bagian-bagian di pekerjaan. Selain itu, di Jepang perdebatan soal usulan keputusan di semua lapisan perusahaan menjadi hal wajar. Itu semua tentu untuk mendapat kesepakatan masa depan perusahaan.
3. Buat perusahaan seperti komunitas
Banyak perusahaan Jepang menjadikan para karyawan dengan beragam keistimewaan. Pihak direksi memberi banyak peluang promosi jabatan, pelatihan dan kenaikan upah setiap tahunnya. Mereka juga menganggap karyawan sebagai mitra kerja yang harus selalu menghargai kerjanya. Atas dasar inilah, mayoritas karyawan Jepang akan bekerja di perusahaan itu seumur hidup. Mereka tidak mau resign atau keluar kerja karena betah dan menganggap perusahaan sudah menyediakan hal yang mereka inginkan.
Jadi, itulah tiga langkah yang bisa membuat bisnis sukses dan terus eksis hingga ribuan tahun lamanya. Keberadaan suatu perusahaan dalam waktu lama tentu saja bisa menambah pundi-pundi keuntungan.