Kisah Mitsuko Tottori eks pramugari yang jadi CEO Japan Airlines bisa membuat motivasi meningkat. Baru-baru ini, berita mengejutkan datang dari Jepang ketika seorang mantan pramugari bernama Mitsuko Tottori diumumkan sebagai CEO Japan Airlines (JAL). Sebelumnya, pada bulan Januari, Tottori telah diangkat sebagai presiden Japan Airlines.
Keputusan ini memicu kejutan di kalangan masyarakat Jepang, terutama di sektor korporat. Hal ini karena Tottori memulai karirnya sebagai anggota awak kabin biasa. Beliau juga bukan berasal dari lingkungan pengusaha elit yang biasanya menduduki posisi puncak di perusahaan penerbangan tersebut. Penunjukan Tottori, seorang perempuan berusia 59 tahun, sebagai CEO juga menempatkan Japan Airlines di antara kurang dari 1% perusahaan terkemuka di Jepang yang terpimpin oleh perempuan.
Dalam komentarnya, Tottori menyatakan, “Saya tidak melihat diri saya sebagai wanita pertama atau mantan pramugari pertama. Saya ingin terlihat sebagai individu, jadi saya tidak berharap mendapat perhatian sebanyak ini,” mengutip dari postingan Instagram resmi BBC pada Rabu (8/5).
Prestasi yang Tottori raih memberikan inspirasi bagi perempuan dari berbagai negara di seluruh dunia. Kisah suksesnya menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk mencapai impian mereka, terlepas dari latar belakang atau kondisi saat ini.
Kisah Mitsuko Tottori Eks Pramugari Jadi CEO Japan Airlines
Perjalanan Karier Mitsuko Tottori Hingga Penunjukannya Sebagai Pimpinan Japan Airlines

Seperti yang terlansir dari NDTV, Mitsuko Tottori memulai kariernya sebagai pramugari pada April 1985. Tiga dekade kemudian tepatnya pada tahun 2015 ia sebagai Senior Director of Cabin Attendants. Pada awal 2024 ia naik pangkat menjadi presiden Japan Airlines. Pada 1 April 2024 sampai sekarang menjadi CEO dari Japan Airlines.
Penunjukan Mitsuko Tottori sebagai presiden Japan Airlines justru terjadi pada saat pesawat dari perusahaan tersebut mengalami kecelakaan akibat bertabrakan dengan pesawat penjaga pantai saat mendarat. Pesawat tersebut bahkan terbakar setelah tabrakan di landasan pacu bandara Haneda Tokyo.
Kecelakaan tersebut menyebabkan lima dari enam awak pesawat penjaga pantai tewas dan kapten mengalami luka-luka. Namun, dalam beberapa menit setelah tabrakan, seluruh penumpang Airbus A350-900 yang berjumlah 379 orang berhasil selamat. Hal itulah yang membuat pelatihan ketat para pramugari maskapai penerbangan JAL tiba-tiba jadi sorotan. Keberhasilan para pramugari JAL mengevakuasi penumpang dari pesawat yang bertabrakan tersebut meraih pujian.
Mitsuko Tottori Sangat Memahami Pentingnya Keselamatan Penerbangan

Penunjukan Mitsuko Tottori sebagai presiden JAL hanya dua minggu usai para pramugari mendapat apresiasi atas kerja keras mereka dalam mengevakuasi penumpang pesawat yang mengalami kecelakaan di bandara Haneda Tokyo tersebut. Hal ini tak lepas dari kiprah Mitsuko Tottori yang merupakan seorang mantan pramugari sehingga pernah belajar langsung tentang pentingnya keselamatan penerbangan.
Bahkan, di awal kariernya sebagai pramugari tepatnya di tahun 1985, Japan Airlines terlibat dalam kecelakaan pesawat tunggal paling mematikan di dalam sejarah penerbangan. Kecelakaan itu kabarnya menewaskan 520 orang di Gunung Osutaka.
Mitsuko Tottori dalam suatu wawancara yang mengutip dari BBC mengatakan bahwa setiap anggota staf di JAL memberikan kesempatan untuk mendaki Gunung Osutaka. Para staf juga berkesempatan untuk berbicara dengan mereka yang mengingat kecelakaan tersebut.
“Kami juga memamerkan puing-puing pesawat di pusat promosi keselamatan kami sehingga daripada hanya membacanya di buku, kami melihat dengan mata kepala sendiri dan merasakan dengan kulit kami sendiri untuk mengetahui tentang kecelakaan tersebut,” kata Mitsuko Tottori, mengutip dari BBC pada Rabu (8/5)
Kebangkitan Japan Airlines

Pengangkatan Mitsuko Tottori sebagai petinggi di perusahaan JAL tentu menjadi sebuah kejutan. Namun, JAL sendiri telah berubah dengan cepat sejak perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan pada tahun 2010 yang tercatat sebagai kegagalan perusahaan terbesar di Jepang di luar sektor keuangan. Namun, maskapai JAL terus berkembang berkat dukungan keuangan besar dari negara, dan bisnisnya mengalami restrukturisasi besar-besaran dengan menempatkan dewan dan manajemen yang baru.
Seseorang yang seolah menjadi penyelamat JAL adalah seorang pensiunan berusia 77 tahun dan ditahbiskan menjadi biksu Buddha, Kazuo Inamori. Tentu, tanpa pengaruh Kazuo Inamori, kecil kemungkinan Mitsuko Tottori bisa menjadi pemimpin JAL.
Bahkan, dalam wawancara pada tahun 2012 menyebutkan bahwa Kazuo Inamori tanpa ragu mengatakan JAL adalah perusahaan arogan yang tidak peduli dengan pelanggannya. Namun, berkat kepimpinan Inamori, perusahaan tersebut mampu mempromosikan orang-orang dari operasi yang berada di garis depan perusahaan seperti pilot dan insinyur, bukan dari jabatan birokrasi.
Pola Pikir Mengutamakan Keselamatan dan Pelayanan Terhadap Pelanggan

Perusahaan penerbangan tentu erat kaitannya dengan keselamatan dan pelayanannya terhadap pelanggan. Pelanggan tentu akan lebih percaya kepada maskapai penerbangan yang bertanggung jawab akan keselamatan penumpang. Tidak mengherankan jika Mitsuko Tottori mampu mengemban tanggung jawab yang besar ini.
Pasalnya, sejak bergabung dengan JAL, ia telah menghabiskan sebagian besar kariernya di Divisi Pramugari kabin, garis depan keselamatan dan layanan pelanggan. Bahkan, saat ia menjabat di posisi Customer Experience, ia terus memikirkan nilai yang mampu memberikan JAL kepada pelanggan. Ia juga terus bergerak maju dengan pola pikir yang mengutamakan pelanggan.
Mitsuko Tottori Ajak Perempuan Lebih Berani dan Percaya Diri

Pencapaian yang Mitsuko Tottori raih tentu menginspirasi banyak orang. Di balik itu, Mitsuko Tottori adalah orang yang optimis dan penuh percaya diri.
“Ini bukan hanya tentang pola pikir para pemimpin perusahaan, namun penting juga bagi perempuan untuk memiliki kepercayaan diri untuk menjadi seorang manajer.” kata Mitsuko Tottori, seperti mengutip dari BBC. Bahkan, Mitsuko Tottori juga berharap penunjukannya sebagai CEO dan Presiden JAL ini mampu mendorong perempuan lain di luar sana untuk mencoba hal-hal yang sebelumnya ditakuti.
Itu tadi kisah inspiratif dari Mitsuko Tottori yang semula bekerja sebagai pramugari maskapai penerbangan. Namun kini berhasil menduduki puncak perusahaan sebagai presiden sekaligus CEO dari Japan Airlines. Melihat perjuangan Mitsuko Tottori, tentu kita sebagai perempuan harus selalu percaya diri dan menyingkirkan rasa takut. Apalagi ketika sedang belajar dan berusaha meraih cita-cita yang kita impikan.