Mitsuko Tottori presiden perempuan pertama di Japan Airlines ini memiliki kisah yang inspiratif. Dalam sebuah pencapaian sejarah bagi maskapai penerbangan global Jepang, untuk pertama kalinya seorang wanita telah terangkat sebagai presiden. Peristiwa ini terjadi di Japan Airlines, di mana Mitsuko Tottori, yang sebelumnya menjabat sebagai seorang pramugari. Secara resmi menduduki posisi presiden di maskapai tersebut. Mitsuko bergabung dengan Japan Airlines sebagai pramugari pada tahun 1985. Melalui prestasinya, berhasil meniti karier hingga mencapai peran kepemimpinan yang kini ia emban sebagai presiden.
Mitsuko Tottori, Presiden Perempuan Pertama di Japan Airlines
Penunjukan Mitsuko sebagai presiden terjadi pada saat Japan Airlines sedang diberitakan mengenai jatuhnya pesawat penjaga pantai di Bandara Haneda, Tokyo. Mitsuko memainkan peran penting dalam menangani situasi yang menyebabkan evakuasi terhadap 379 penumpang beserta awaknya. Melansir dari Wio News, Mitsuko mengatakan bahwa dia telah menghabiskan sebagian besar kariernya di garis depan keselamatan dan layanan pelanggan. “Keselamatan operasional adalah fondasi maskapai penerbangan. Saya akan terus menunjukkan komitmen kuat saya terhadap prinsip ini,” ujarnya.
Pada bulan April 2022, Mitsuko ditunjuk sebagai Managing Executive Officer dan Wakil Presiden Senior Divisi Petugas Kabin Perusahaan. Tahun lalu di bulan Juni, Mitsuko terpilih sebagai Direktur Perwakilan dan Pejabat Eksekutif Pelaksana Senior Perusahaan. Berbicara tentang kariernya yang cemerlang di perusahaan tersebut, Japan Airlines mengatakan di situs web mereka bahwa Mitsuko memperoleh wawasan tingkat tinggi dan pengalaman lapangan dalam operasi dan layanan penerbangan yang aman melalui kariernya sebagai pramugari dan melalui pekerjaannya di Corporate Safety & Security.
“Sejak tahun 2020, beliau telah menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa sebagai Wakil Presiden Senior dan Divisi Pramugari Kabin dalam menyeimbangkan pengembangan sumber daya manusia dan motivasi karyawan di bawah lingkungan manajemen yang menantang akibat pandemi COVID-19, serta memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjaga keselamatan operasional,” jelas maskapai tersebut.
Saat berbicara kepada media, Mitsuko mengatakan dia berharap penunjukannya dapat menyemangati perempuan lain atau memberi mereka keberanian untuk mengambil langkah berikutnya. Di Jepang, sangat jarang ada perempuan yang memimpin perusahaan besar. Namun, pemerintah berupaya mencapai tujuan tersebut dengan mendesak dunia usaha untuk menunjuk setidaknya satu perempuan sebagai eksekutif pada tahun 2025.
