Profil Yi So Yeon yang merupakan astronot perempuan pertama asal Korea Selatan ini menarik untuk kita tahu. Meskipun terkenal dengan drama dan musiknya yang mencengangkan. Korea Selatan juga memiliki tokoh perempuan yang menginspirasi, menjadi astronot perempuan pertama dari negara tersebut. Perempuan tersebut adalah Yi So Yeon, yang lahir di Gwangju pada 2 Juni 1978.
Menurut laporan dari Britannica, So Yeon memperoleh gelar sarjana dan magister di bidang teknik mesin dari Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) pada tahun 2001 dan 2002. Pada tahun 2006, So Yeon sedang mengejar gelar Ph.D. di KAIST ketika ia terpilih oleh program luar angkasa Korea Selatan. Ia terpilih dari 36 ribu pelamar untuk berlatih di Rusia dalam rangka penerbangan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Selain itu, So Yeon juga meraih gelar MBA dari University of California, Berkeley.
Profil Yi So Yeon
Pada tanggal 8 April 2008, So Yeon melakukan penerbangan dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan dengan pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia bersama kosmonot Rusia Sergey Volkov dan Oleg Kononenko. Di tahun yang sama, So Yeon terbang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional pada tahun 2008 untuk penelitian selama sembilan hari. Dia berada di luar angkasa selama total 261 jam.
Seperti yang terlansir dari Herald Net, So Yeon mengatakan pelatihan untuk misi tersebut tidaklah sulit. Tantangannya adalah belajar berbicara bahasa Rusia hanya dalam enam bulan agar bisa berlatih untuk penerbangan tersebut.
Selama menjalankan misi, So Yeon melakukan 18 eksperimen dan tes medis untuk Korea Aerospace Research Institute. Sebagian besar tes melibatkan bagaimana fenomena ilmiah berubah di ruang angkasa. Dalam perjalanan pulang, pesawat ruang angkasa So Yeon mengalami kerusakan yang membuat awak pesawat terkena gaya hampir 16G atau 16 kali gaya gravitasi, di mana gaya masuk normal sebesar 4,5G.
“Kami tidak tahu seberapa serius hal ini,” kata So Yeon. “Kami hanya tahu itu tidak normal dan komputer mengubah mode masuk kembali menjadi masuk kembali balistik. Namun, setelah kembali, selama pengarahan tim investigasi, kami mengetahui bahwa itu sangat berbahaya bagi kami.”
“Merupakan suatu kehormatan besar untuk menjadi astronot pertama dan satu-satunya di Korea Selatan, tapi pada saat yang sama saya merasa sendirian,” katanya. “Saya mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dan semakin banyak mata yang memperhatikan saya terkadang sulit untuk ditangani.”
So Yeon yang juga merupakan seorang dosen di Universitas Washington, mengatakan dia fokus dalam membina generasi pemimpin STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) generasi berikutnya. “Generasi berikutnya sangat penting,” katanya. “Mereka adalah masa depan.”
