Tanda hubungan jarak jauh dengan pasangan sudah tidak sehat ini penting untuk kamu ketahui. Apakah kamu termasuk salah satu orang yang sedang menghadapi tantangan dalam hubungan jarak jauh? Bagaimana pengalamannya, apakah menantang, menyenangkan, atau justru menimbulkan kekhawatiran? Mempertahankan hubungan jarak jauh bukanlah hal yang mudah, dan tidak semua individu memiliki kekuatan untuk menghadapinya. Dalam jenis hubungan ini, kepercayaan, komunikasi yang efektif, dan pemahaman antara pasangan sangatlah penting.
Long distance relationship (LDR) bisa terjadi dalam rentang waktu yang tak terduga, misalnya, selama dua tahun. Selama periode tersebut, perubahan dalam diri pasangan bisa muncul, dan tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan. Jika perubahan tersebut mengarah ke arah yang kurang positif, kamu perlu waspada. Mungkin, tanda-tanda awal ketidaksehatan dalam hubungan sedang muncul. Jadi, apa saja tanda yang dapat menunjukkan bahwa LDR yang sedang kamu jalani tidak berada dalam keadaan yang sehat?
Tanda Hubungan Jarak Jauh dengan Pasangan Sudah Tidak Sehat
1. Pasangan mulai menghindari komunikasi

Sudah menjadi hal yang paten bahwa komunikasi adalah kunci dari langgengnya suatu hubungan, terutama hubungan jarak jauh. Namun, apa jadinya jika pasangan mulai mencari berbagai alasan untuk tidak menjalin komunikasi? Berpikir positif itu perlu, tapi kita juga harus bisa menilai apakah pasangan berkata jujur atau hanya skenario untuk menghindari komunikasi? Jika terus terjadi berulang kali, perlu adanya evaluasi dalam hubungan. Mengutip Business Insider, seorang ahli kencan dan hubungan bernama Elena Murzello mengatakan, alasan yang pasangan berikan untuk terhindar komunikasi antara lain sedang menjalankan tugas, mengambil giliran kerja ekstra, hingga mengikuti sitkom.
2. Intensitas komunikasi berubah: hari-hari berlalu tanpa komunikasi

Setiap pasangan memiliki caranya sendiri dalam menjalin komunikasi. Ada yang memiliki rutinitas dalam sehari harus telepon dan chattingan sekian kali untuk update keadaan serta ada juga yang seharian hanya full chattingan dan telepon sesekali. Selagi itu memberikan rasa nyaman bagi masing-masing pasangan, tidaklah menjadi perdebatan. Perdebatan itu muncul ketika komunikasi sudah tidak berjalan seperti biasanya tanpa alasan yang jelas. Komunikasi yang biasanya terjadi setiap hari, kini hanya 2-4 hari bahkan seminggu sekali. Kalau sudah seperti itu, kamu perlu mempertimbangkan kembali keberlanjutan hubungan.
3. Tidak ada obrolan masa depan

Dalam menjalin long distance relationship, seharusnya ada obrolan terkait masa depan hubungan keduanya. Obrolan di sini bisa bermula dari obrolan ringan jangka pendek hingga obrolan jangka panjang. Jika saling merasa memiliki, pasti memiliki hasrat untuk bertemu meski sebentar. Jarak bukan sepenuhnya penghalang sepasang kekasih untuk bertemu, bukan? Jika LDR antar negara, misalnya, masing-masing pasangan bisa merencanakan untuk saling berkunjung dalam periode waktu tertentu. Namun, jika obrolan jangka pendek seperti ini saja tidak pernah ada, bagaimana kamu bisa mempertahankan hubungan?
4. Komunikasi dengan pasangan bukan lagi hal utama, hanya sebatas ‘absen’

Siapa nih, yang sedang menjalani LDR tapi malah lebih nyaman bertukar ide, keluh kesah, bergurau, bahkan curhat bareng teman ketimbang pasangan? Rasanya, komunikasi atau ngobrol bersama pasangan hanya sebatas memenuhi ‘tugas atau absen’. Komunikasi dengan pasangan tidak lagi menjadi hal yang paling utama dan dinanti.
Saat kamu merasakan dan mengalami hal tersebut, itu bisa menjadi tanda dari LDR toxic.