4 seniman dan ilustrator perempuan Indonesia ini karyanya sudah terkenal di dunia. Kiprah seniman dan ilustrator perempuan Indonesia tidak bisa teremehkan. Banyak seniman dan ilustrator perempuan Indonesia yang telah diakui karyanya di tingkat internasional. Meskipun di Indonesia sendiri masih kurang pemberitaannya secara luas. Salah satu di antaranya bahkan berperan penting dalam pembuatan film animasi Disney, yaitu Wish.
Siapa saja sosok seniman dan ilustrator ini? Yuk, baca ulasan berikut ini sampai habis!
4 Seniman dan Ilustrator Perempuan Indonesia yang Mendunia
Griselda Sastrawinata-Lemay
Melansir dari CNN Indonesia, Griselda merupakan salah satu sosok penting dibalik pembuatan film animasi garapan Disney yang berjudul Wish. Hal ini tentu menjadi kesempatan berharga bagi Griselda yang sudah meniti karier di Hollywood selama lebih dari 10 tahun. Wish sendiri dirilis untuk menyambut 100 tahun perayaan Walt Disney Studio.
Dalam proyek ini, Griselda bertindak sebagai Associate Production Designer. Ia mengemban tugas untuk mendesain beberapa aspek, seperti kostum yang dikenakan Asha (Ariana DeBose) hingga King Magnifico (Chris Pine). Terkait ide dan referensi desain, Griselda mengaku mendapatkan inspirasi dari nuansa karakter Snow White dan Cinderella.
Ia juga mengembangkan proses kreatifnya dengan mengetahui alur cerita, seperti apa karakternya, kemudian menjawab pertanyaan 5W+1H. Setelah itu, ia melakukan banyak riset, menggali ide dengan sketsa, lalu dikembangkan lagi dan lagi hingga memperoleh hasil desain akhir. Semua proses tersebut selalu mengacu pada cerita itu sendiri.
Diela Maharani
Melansir detikhot, Diela Maharani adalah seorang ilustrator sejak 2006. Meski Diela berlatar pendidikan sarjana Akuntasi, ia merasa memiliki passion di bidang seni, sehingga akhirnya memutuskan untuk belajar secara autodidak sebagai ilustrator. Adapun ciri khas karya dari Diela, yaitu warna dan pola geometri tertentu yang eye-catching. Pada 17 Agustus 2023, karya ilustrasinya mengisi kolom Google Doodle HUT ke-78.
Selain itu, pada Oktober 2023 kemarin, ia berkolaborasi dengan merk sepatu Converse dan melakukan ‘hack the store‘ dengan menggambar mural di salah satu toko di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Kolaborasi ini juga mengeluarkan patch dan print on shoes dengan desain ala Diela. Tak hanya berkarya di ranah Indonesia, pada 2010 ilustrasi Diela pernah eksis di SXSW Austin, Texas. Ia pernah berkolaborasi dengan Adidas dan hadir dalam patung berskala besar.
Sebagai penggemar The Beatles, Diela mengaku sering mendapatkan inspirasi lewat musik dan lirik lagu band legendaris tersebut. Ia juga banyak mendapat inspirasi dengan membaca buku-buku bergenre fantasi seperti His Dark Materials Trilogy, Alice in Wonderland, hingga DC Comics.
Sinta Tantra
Sinta Tantra adalah seniman perempuan asal Bali, namun ia juga besar di Amerika Serikat dan Inggris. Ia menamatkan studinya dari London Slade School of Fine Arth pada tahun 2003 dan menyelesaikan S2nya di Royal Academy of Arts pada tahun 2005. Di tahun yang sama, Sinta menerima Deutsche Bank Award in Fine Art.
Namanya menjadi salah satu dari 20 seniman mural yang masuk ke dalam buku Crossing the Wall: The Stories of 20 Indonesian Muralist karya Hilmi Faiq, seorang kurator. Buku ini menceritakan perjalanan panjang 20 seniman dan komunitas mural dalam menciptakan karya-karya dan proses penemuan karakter yang menjadi identitas tiap seniman.
Menurut Hilmi, ciri khas karya-karya Sinta Tantra terletak pada garis-garis dan bentuk bulat yang sederhana. Ia mencoba mengharmonisasikan antara budaya Timur dan Barat. Sinta mengawali kariernya dengan menggabungkan potongan-potongan desain vinyl dan cat. Unsur pantulan, simetri, dan motif eksotis ditemukan pada karya-karya seni pertamanya untuk publik, seperti Isokon Dreams di Borough of Camden, London (2007), juga Party Surprise di Canterbury Christchurch University, Britania Raya (2006).
Citra Sasmita
Layaknya Sinta Tantra, Citra Sasmita juga merupakan seorang seniman perempuan dari Bali. Ia yang merupakan lulusan Fisika mulai menekuni seni rupa ketika bekerja sebagai ilustrator di Bali Post, seperti yang dilansir pada detikHot.
Citra terkenal sebagai perupa kontemporer yang kerap mengangkat isu-isu perempuan dalam karya lukisan dan seni instalasinya. Ia juga getol mengikuti berbagai pameran di dalam maupun luar negeri, seperti Jogja Biennale 2019, Garden of Six Seasons (ParaSite Hongkong), SEA Air Residency NTU CCA Singapore yang didukung Uni Eropa, Kathmandu Triennale 2022, Thailand Biennale 2023, serta menerima penghargaan Gold Award pada pelaksanaan acara UOB Painting of the Year 2017.
Kabar terbarunya, Citra diundang oleh Biennale Sao Paolo ke-35 di Brasil pada September 2023. Ia menjadi seniman perempuan Bali pertama yang diundang ke perhelatan tertua di dunia setelah Venice Art Biennale. Dalam catatan sejarah, seniman Indonesia pertama kali diundang pada tahun 1953 dengan menampilkan karya para maestro, seperti Affandi, S.Sudjojono, Rusli, dan lain sebagainya.
Citra sendiri merasa terkejut sekaligus takjub karena diundang oleh Biennale Sao Paolo. Di sana, ia akan menghadirkan kaya seni instalasi lukisan dengan tajuk Timur Merah Project IX: Allegory of The Archipelago dan Timur Merah Project IX: Oracle and Demons. Total panjang dari instalasi lukisannya adalah sekitar 27 meter, dimana karya Citra mengangkat sejarah dan peninggalan kolonial yang cukup problematik.
Kira-kira, kamu sudah kenal dengan seniman atau ilustrator yang mana, nih?