5 culture shock orang asing ketika berlibur ke Indonesia ini menarik untuk kita ketahui. Indonesia memang kaya akan budaya, dari yang bersifat makro hingga mikro. Kebudayaan kecil yang menjadi kebiasaan sehari-hari bagi penduduk lokal mungkin tampak biasa, namun hal tersebut bisa menjadi sesuatu yang mengagetkan bagi orang asing.
Perbedaan budaya yang menyebabkan kejutan ini sering menyebutnya sebagai culture shock. Saat melakukan perjalanan ke daerah yang belum pernah mengunjungi sebelumnya. Bagi para ekspatriat yang tinggal di Indonesia, mereka mungkin merasa “asing” akibat perbedaan budaya. Apa saja kebiasaan masyarakat Indonesia yang membuat orang asing mengalami culture shock? Berikut beberapa di antaranya.
5 Culture Shock Orang Asing Ketika Berlibur ke Indonesia
Macet

Kota-kota besar di Indonesia seolah tak luput dari masalah kemacetan. Terlebih di DKI Jakarta yang menjadi “makanan” sehari-hari. Kontras dengan jalanan di negara asal mereka, orang asing dikagetkan dengan kemacetan parah di jalan raya yang penuh kendaraan dan polusi. Bagi ekspat yang sudah siaga akan kemacetan ini tak ragu untuk naik ojek sebagai solusi, sebagaimana dilakukan masyarakat lokal.
Ngaret

Indonesia juga terkenal akan budaya masyarakatnya yang suka ngaret alias molor. Bukan hanya di lingkup sosial, tapi juga di ranah profesional. Meeting yang di-cancel atau datang terlambat menjulukinya sebagai Jam Karet buat orang asing “kaget” karena terbiasa tepat waktu.
WNI Ramah

Nggak melulu negatif, masyarakat Indonesia juga sangat terkenal dengan keramahan mereka kepada orang asing. Menyapa ketika berpapasan hingga tak ragu untuk menolong beri kesan positif yang teringat oleh orang asing yang berkunjung dan tinggal di Indonesia. Bahkan bagi WNI yang lama tinggal di negara lain pun dibuat rindu dengan ciri khas masyarakat Indonesia ini.
Hierarki Sosial

Selanjutnya adalah hierarki sosial yang selalu berlaku di mana pun. Bukan cuma di kantor, tapi juga di publik. Hayo, bagaimana caramu menyapa orang yang lebih tua? Masyarakat Indonesia terbiasa menyapa orang lain bermula dengan kata sapaan “Mas/Mbak”, “Kakak” atau “Ibu/Bapak” untuk orang yang lebih tua yang berkesan menghormati. Begitu pula saat memanggil pramusaji di restoran yang bagi orang asing, ini adalah hal baru untuk mereka.
Banyak Motor

Last but not least, jumlah motor di jalan raya. Hampir semua orang berkendara dengan motor. Bahkan ojek pun sering jadi moda transportasi pilihan. Pada jam-jam sibuk, jumlah motor yang mungkin sampai ratusan akan membuat orang asing “terkesima”. Pasalnya, di sejumlah negara motor bukan opsi utama kendaraan yang menggunakannya sehari-hari sehingga cukup jarang menemukannya.