5 sifat dan kebiasaan orang Bali yang membuat turis nyaman berlibur ke sana mungkin bisa kamu rasakan juga. Pulau Dewata, Bali, merupakan destinasi wisata Indonesia yang selalu menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Keelokan alamnya yang memukau menjadi daya tarik utama, sehingga Bali sering mendapat julukan sebagai ‘surga’ bagi para turis.
Bali tidak hanya terkenal dengan panorama alamnya yang memukau, tetapi juga kaya akan tradisi dan budayanya yang unik. Keramahan masyarakat Bali menjadi salah satu ciri khas pulau ini. Tidak heran jika banyak wisatawan yang merasa betah dan memilih untuk berlama-lama bahkan menetap di Bali.
Selain sikap ramah tamah, orang Bali memiliki beragam sifat dan kebiasaan yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan dan berkontribusi pada perkembangan industri pariwisata setempat. Untuk lebih mengetahui, berikut adalah lima sifat dan kebiasaan khas orang Bali seperti yang melansir dari laman detikBali.
5 Sifat dan Kebiasaan Orang Bali yang Membuat Turis Nyaman
1. Ramah dan Terbuka

Sikap ramah dan terbuka dengan para pendatang menjadi salah satu kultur yang dimiliki masyarakat Bali. Namun sebenarnya, sambutan hangat bukan hanya menjadi kultur masyarakat Bali, tetapi juga para penduduk di kota lainnya yang ada di Indonesia. Seorang seniman, sastrawan, sekaligus penulis buku asal Bali bernama Gde Aryantha Soethama mengatakan, kebanyakan orang di Indonesia disebut ‘gampang guyub’ atau mudah bergaul. Khususnya di Bali, kultur ini menjadi alasan para pendatang betah.
“Orang Indonesia dan orang-orang Timur itu gampang guyub. Kita punya kebiasaan atau culture yang suka dengan kebersamaan. Sementara di Bali, terdapat keunikan dan keotentikan dari culture ‘guyub’ itu. Inilah yang membuat pendatang betah,” ujarnya saat dihubungi tim detikcom, 26 Oktober 2022 lalu.
2. Bisa Berbahasa Inggris

Kebanyakan masyarakat Bali bisa berbahasa Inggris. Meskipun mungkin tidak terlalu fasih, hal ini cukup membantu para turis saat berbicara dengan penduduk setempat. Fakta uniknya, masyarakat Bali belajar bahasa Inggris secara otodidak lho. Karena tuntutan pariwisata yang berkaitan dengan sumber perekonomian mereka.
3. Hidupnya Santai

Pulau Dewata begitu menenangkan dan menyimpan kesan tersendiri bagi para pendatang. Gde Aryantha mengatakan, kehidupan masyarakat Bali dinilai begitu santai. Itu dikarenakan kultur petani yang melekat pada orang Bali. “Pendatang bisa dari mana saja, mungkin turis mancanegara maupun domestik. Bagi para pelancong, orang Bali itu nampak hidupnya santai banget. Ini karena culture petani yang melekat di orang-orang Bali,” jelas pria berusia 67 tahun tersebut.
Lebih lanjut Gde Aryantha menjelaskan, petani biasanya menghadapi musim tanam, ada jeda mereka untuk bersantai di tengah pekerjaan yang berat. Saat masyarakat Bali bersantai, para pendatang menjadi betah melihatnya dan merasa kehidupan di sana lebih santai. “Banyak orang bilang, seperti orang-orang Jakarta katakan kalau hidup di Bali itu menyenangkan. Seperti libur terus, tidak sebising kerja di Jakarta. Memang culture Bali itu begitu, seperti culture petani,” ujar Gde Aryantha.
4. Sehari-hari Lekat dengan Seni

Indonesia kaya akan ragam budaya di dalamnya, termasuk di Pulau Dewata Bali. Salah satu hal yang menarik dan sering menjumpainya saat berwisata di Bali adalah keberadaan sesaji yang ada di setiap tempat. Mulai dari rumah hingga supermarket sekali pun. Gde Aryantha mengatakan, salah satu ciri khas masyarakat Bali adalah hidup dengan seni. Menaruh sesaji menjadi salah satu contoh tradisi yang unik dan menarik di Bali.
“Tradisi menaruh sesaji ini kan unik. Kalau orang luar lihat ‘ngapain?’ Di mana-mana ada sesaji. Ini sudah jadi ciri khas kehidupan orang Bali sehari-hari yang lekat dengan kesenian. Misalnya usai memasak, mereka menghaturkan sesaji. Kemudian ada hari-hari lain, seperti adanya hari raya di Bali,” terangnya.
“Orang Bali itu memang manusianya seni, hidupnya seni, sehingga lekat dengan kesenian. Kesenian itu banyak mengandung entertainment, makanya orang betah. Ibarat jika mereka ingin cari hiburan, maka datang ke Bali saja, tidak perlu menonton seni pertunjukan khusus,” sambungnya.
5. Punya Ciri Khas di Kediamannya

Gde Aryantha membantah adanya anggapan bahwa orang Bali menyiapkan kamar kosong untuk tamu menginap. Menurutnya, orang Bali justru tidak punya kamar atau ruang tersendiri untuk tamu yang datang berkunjung. Hal tersebut justru menjadi salah satu keunikan yang dimiliki masyarakat Bali. Saat ini, beberapa rumah sudah mengusung tema modern sehingga sudah lebih tertata. Gde Aryantha menyampaikan, tidak adanya ruang untuk tamu juga di beberapa rumah adat salah satunya Joglo.
“Bisa mengkaji arsitektur Bali. Arsitektur Bali tidak mengenal ruang untuk tamu, kamar tamu pun enggak ada. Jadi tamu diterima tapi di halaman, di bangunan yang sudah ada, di depan dapur, dan yang lainnya. Tidak ada khusus ruang tamu untuk menerima tamu,” kata Gde Aryantha.
Nah, itu dia deretan sifat dan kebiasaan yang dimiliki masyarakat Bali. Bangga jadi orang Indonesia, karena memiliki kultur yang ramah!