7 tanda fisik stres yang harus kamu sadari dari sekarang ini jangan sampai berujung lebih parah. Stres tidak hanya terasa, tetapi juga bisa terlihat dari gejala fisik yang muncul. Penting untuk mengenali tanda-tanda fisik saat stres, sehingga kondisi ini tidak terabaikan.
Menurut Real Simple, berikut beberapa tanda fisik yang muncul saat mengalami stres. Ayo simak!
7 Tanda Fisik Stres yang Harus Kamu Sadari dari Sekarang!
1. Sakit Kepala

Jika kamu merasakan sakit yang berdenyut-denyut di kepala sepanjang hari, bisa jadi sakit kepala atau migrain tersebut oleh stres.
“Stres dapat menyebabkan nyeri tubuh dalam bentuk ketegangan otot, yang menyebabkan sakit kepala dan sakit punggung,” kata Gaul Saltz, MD, profesor psikiatri klinis di New York- Presbyterian Hospital.
Sakit kepala bisa terjadi ketika otot leher dan kulit kepala menjadi tegang atau berkontraksi saat stres. Itu sebabnya stres adalah salah satu pemicu paling umum sakit kepala tipe tegang dan migrain. Karena itu, cobalah untuk tetap terhidrasi setiap harinya. Karena minum cukup air sangat penting, terutama saat stres. Selain itu, dehidrasi juga bisa memicu sakit kepala.
2. Mengalami Masalah Pencernaan

Perut menjadi salah satu tempat pertama yang mengalami gejala stres atau kecemasan. Selama periode stres, tubuh “meningkatkan sistem saraf simpatik,” jelas Dr. Saltz.
“Ini juga memperlambat sistem pencernaan, jadi Anda tidak tidak menggunakan (jumlah) darah yang (dibutuhkan) untuk menangani pencernaan,” lanjutnya.
Sebaliknya, tubuh mengalihkan energinya ke otot dan jantung untuk menghasilkan respons fight-or-flight (respon stres manusia). Sistem pencernaan yang lebih lambat dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti peningkatan asam lambung, yang dapat menyebabkan mulas, mual, dan kembung.
3. Jadwal Tidur yang Berantakan

Terlalu banyak stres yang tidak kunjung reda dapat merusak kualitas dan jadwal tidur, sehingga memicu siklus stres tidur yang tidak sehat. Selain itu, kurang tidur juga menyebabkan masalah kesehatan mental dan fisik, termasuk menyebabkan kurang tidur di malam hari.
Hal ini dikarenakan hormon yang menyebabkan stres secara teknis adalah hormon gairah: hormon tersebut secara biologis dirancang untuk membuat seseorang tetap terjaga, dan membuat sistem saraf beroperasi dalam mode fight-or-flight.Â
Jika sistem saraf tidak dapat tenang, dan tubuh serta pikiran tidak dapat kembali ke kondisi istirahat, kemungkinan besar seseorang akan kesulitan untuk tertidur. Selain itu, stres di siang hari juga dapat memicu mimpi aneh atau cemas. Karena itu, salah satu hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah mengembangkan kebiasaan tidur yang sehat, terutama menjelang waktu tidur.
4. Berkeringat Lebih Banyak dari Biasanya

Berkeringat adalah hal yang normal dan menyehatkan. Tetapi keringat berlebih yang disebabkan oleh stres adalah hal yang sangat buruk. “Saat manusia mengalami situasi stres, medula adrenal (area di otak) melepaskan hormon adrenalin, yang mempersiapkan tubuh untuk merespons respons fight-or-flight,” kata Ahron Friedberg, MD, penulis Towards Happiness: A Psychoanalytic Approach to Finding Your Way. Hal ini meningkatkan detak jantung, keringat, tekanan darah, dan laju pernapasan.
Karena itu, cobalah untuk menemukan akar masalah dari stres tersebut dan mengurangi tingkat stres dengan berdoa, meditasi, olahraga, terapi, melakukan kegiatan yang disukai, meluangkan waktu khusus untuk diri sendiri, dan sebagainya.
5. Rambut Rontok

Jika rambutmu rontok lebih dari biasanya, bisa jadi itu menandakan bahwa kamu sedang stres. “Ketika kadar kortisol melonjak, mereka juga menghambat hormon lain di tubuh Anda, seperti hormon tiroid dan ovarium,” kata Donielle Wilson, ND, CPM, CNS, yang berspesialisasi dalam manajemen stres. Jika hal ini terjadi, maka ini akan mempengaruhi sinyal tubuh untuk menumbuhkan rambut.
Namun, rambut rontok juga bisa disebabkan oleh penyakit atau kondisi kesehatan lainnya. Jadi, temuilah dokter spesialis jika teknik manajemen stres tidak dapat mengurangi kerontokan rambut.
6. Nyeri Dada

Selain disebabkan oleh masalah yang berhubungan dengan jantung, nyeri dada juga bisa disebabkan oleh stres. Untungnya, nyeri dada akibat stres tidak mengancam jiwa. “Salah satu gejala stres yang kurang diketahui adalah nyeri dada,” kata Dr. Purdy.
Nyeri dada dan stres juga bisa menjadi lingkaran setan. Meskipun stres dapat menyebabkan nyeri dada, nyeri dada yang parah juga dapat meningkatkan stres. Oleh karena itu, cobalah untuk mengelola stres dengan baik untuk menghindari terjebak dalam lingkaran stres-sakit.
7. Perasaan Tidak Enak

Salah satu dari banyak gejala emosional stres adalah perasaan tidak enak badan secara umum. Seperti halnya kegelisahan, anhedonia, melankolis, dan kecemasan. Jika kamu menghindari melakukan hal-hal yang dulu kamu sukai, seperti berolahraga, menciptakan sesuatu, menghabiskan waktu bersama teman, atau berjalan-jalan, mungkin kamu tidak hanya stres, tetapi juga mengalami depresi. Seringkali depresi “terpicu oleh paparan stres kronis dan jangka panjang,” tulis para peneliti dalam sebuah studi tahun 2011.
Jika kamu mengalami hal tersebut, maka cobalah ke ahli kesehatan mental, agar kamu dapat menjalani hidup sesuai keinginanmu kembali.