Minggu, 20 April 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

4 Penyakit Kronis Akibat Paparan BPA, Wajib Diwasapdai!

4 penyakit kronis akibat paparan BPA ini wajib untuk kita tahu dan waspadai. Paparan senyawa bisphenol A (BPA) yang terdapat dalam kemasan makanan dan minuman masih menjadi topik hangat di masyarakat. BPA umumnya ditemukan pada wadah makanan dan minuman plastik berbasis polikarbonat. Ketika terpapar dalam tubuh, BPA dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

BPA dan senyawa serupa dapat mengganggu sistem endokrin tubuh dan mempengaruhi berbagai fungsi biologis. Sebuah studi literatur oleh Regenerative Medicine Division, Université Laval Research Center, Canada (2021) mengidentifikasi BPA sebagai senyawa kimia pengganggu endokrin yang dapat mempengaruhi jalur sinyal hormon dan fungsi biologis lainnya. Jika paparan ini terbiarkan, senyawa ini dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis.

4 Penyakit Kronis Akibat Paparan BPA

1. Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, lingkungan, dan gaya hidup. Melansir jurnal pada situs resmi Science Direct, BPA sebagai salah satu bahan kimia pengganggu endokrin mempunyai implikasi kuat dalam perkembangan diabetes melitus tipe 2.

Dalam hal ini, paparan BPA dikaitkan dengan kerusakan organ dapat memperburuk perkembangan beberapa komplikasi kronis diabetes melitus. Adapun BPA disebut dapat meningkatkan stres metabolik akibat glukosa yang tinggi, mempercepat penuaan sel dan apoptosis, yang pada gilirannya mendorong perkembangan diabetes melitus.

2. Gagal Jantung

4 Penyakit Kronis Akibat Paparan BPA, Wajib Diwasapdai!

Paparan senyawa BPA disebut-sebut juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Sebuah studi oleh Department of Science and Education, The Second Affiliated Hospital of Xiamen Medical College, Chin. Menemukan kadar BPA berkorelasi positif dengan gagal jantung kongestif, penyakit jantung koroner, serangan jantung, hingga stroke.

Sebuah jurnal milik Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Cincinnati yang dirilis pada situs resmi National Library of Medicine menyebutkan studi eksperimental menunjukkan bahwa paparan BPA akut dan kronis dapat mempengaruhi fungsi fisiologis sistem kardiovaskular dan meningkatkan aktivitas kardiovaskular abnormal seperti aritmia, remodeling jantung, aterosklerosis, dan perubahan tekanan darah.

 

3. Penyakit Ginjal

Studi menunjukkan terdapat korelasi konsentrasi tinggi BPA dalam darah dengan kecenderungan lebih besar untuk menimbulkan penyakit ginjal. Terutama dalam kondisi patologis seperti diabetes dan darah tinggi. Studi lain menunjukkan BPA dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit ginjal kronis (Bosch-Panadero, et al., 2017).

Sebuah studi yang dilakukan Universidad de Alcalá, Department of Biological Systems/Physiology Spain (2021) melihat adanya hubungannya paparan BPA terhadap penyakit kronis ginjal. Studi tersebut menunjukkan konsentrasi tinggi BPA dalam darah berisiko lebih besar untuk menimbulkan penyakit ginjal, terutama pada orang yang memiliki kondisi patologis seperti diabetes dan darah tinggi.

Di sisi lain, studi dari Renal, Vascular and Diabetes Research Laboratory, Spain (2018) menunjukkan BPA menyebabkan cedera mitokondria, stres oksidatif, dan kematian apoptosis pada sel tubulus. Hasilnya, BPA dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit ginjal kronis.

 

4. Kanker

4 Penyakit Kronis Akibat Paparan BPA, Wajib Diwasapdai!

Sejumlah penelitian mengungkapkan hubungan antara paparan BPA dan kanker terkait hormon, termasuk kanker payudara, prostat, dan ovarium. Sebuah studi Andalusian School of Public Health, Campus Universitario de Cartuja, Spain (2021) melakukan penelitian terhadap 4.812 peserta yang terdiri 547 kasus kanker payudara, 575 kasus kanker prostat, dan 3.690 peserta sub-kohort (sekelompok orang yang memiliki karakteristik yang sama. Hasilnya, menemukan paparan BPA risiko yang lebih tinggi pada kanker prostat akibat peningkatan BPA dalam serum darah.

Selanjutnya, sebuah studi literatur oleh Department of Obstetrics and Gynecology, University of Medicine and Pharmacy, Romania (2020), menunjukkan BPA memiliki pengaruh negatif dalam berbagai gangguan sistem reproduksi wanita. BPA dapat memicu terjadinya modifikasi jinak pada ovarium manusia. Sehingga dapat terkatakan bahwa BPA berperan dalam munculnya kanker ovarium. Selain itu, beberapa studi in vivo pada sel manusia dan studi in vivo dengan menggunakan hewan uji menunjukkan adanya keterkaitan langsung antara paparan BPA dengan tingginya kasus insidensi kanker payudara (Dumitrascu, et al, 2020).

Paparan senyawa BPA hingga saat ini memang telah menjadi perhatian dunia. Berbagai negara di dunia pun telah melarang penggunaan BPA pada kemasan makanan dan minuman. Sebut saja Kanada, Amerika Serikat, Denmark, Malaysia, China dan negara lainnya. Sementara di Indonesia, perubahan aturan terkait label BPA masih terus Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) upayakan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles