Etika dilarang makan sampai piring bersih ternyata diterapkan di beberapa negara. Etika makan berbeda-beda di setiap negara sesuai dengan budayanya yang khas. Ini mencakup berbagai aspek, termasuk cara menyantap makanan, yang memiliki makna yang beragam dalam berbagai budaya.
Namun, perlu diingat bahwa ada juga budaya yang mengizinkan untuk meninggalkan sedikit sisa makanan, sehingga perbedaan dalam etika makanan ini menunjukkan keanekaragaman budaya yang menarik di seluruh dunia.
Etika Dilarang Makan sampai Piring Bersih di Negara Ini
Tiongkok Ada Budaya Menyisakan Sedikit Makanan di Piring
Di negara Tirai Bambu–China, kamu harus menyisakan sedikit makanan di piringmu selesai makan, ketika sajian tersebut enak. Mengutip Matador Network, piring bersih setelah makan menurut budaya China artinya adalah tuan rumah tidak menyediakan cukup makanan dan kamu belum merasa kenyang. Orang-orang diharapkan untuk makan semua nasi mereka, namun cukup sisakan sedikit makanan lain.
Sementara itu, kalau kamu enggan tambah makanan lagi, menyisakan sedikit makanan bisa menjadi tanda kalau kamu sudah kenyang. Jadi, jika kamu sedang dijamu oleh orang China, tinggalkan sedikit makanan untuk mengapresiasi dan menghormati tuan rumah bahwa makanan mereka mengenyangkan dan memuaskan.
Nggak cuma itu, ada lagi kebiasaan makan orang China yang terdengar aneh di kalangan orang Indonesia. Bersendawa setelah makan juga dipandang sebagai tanda menikmati makanan dan pujian kepada koki. Lalu, tuan rumah ketika makan di luar akan memesan lebih banyak makanan untuk menunjukkan keramahan kepada tamu mereka. Semakin banyak makanan yang tidak dimakan, semakin ramah tuan rumah.
China Berlakukan Kebijakan Anti-Sampah Makanan
Budaya makan di China seperti yang dijelaskan di atas mungkin terlalu bertentangan dengan konsep ramah lingkungan. Benar saja, menurut Earth.org, tercatat sebanyak 35 juta ton makanan di China terbuang setiap tahun, dengan lebih dari setengahnya disebabkan oleh pembuangan kelebihan makanan saat dikonsumsi.
Mengutip BBC, pada Agustus 2020 lalu Presiden China Xi Jinping meluncurkan kampanye “Piring Bersih”, yang bertujuan untuk mengurangi sampah makanan dan mengingatkan warga China untuk tetap menjaga kesadaran akan krisis ketahanan pangan. Sayangnya, kampanye tersebut sepertinya kurang berdampak signifikan dalam mengurangi limbah makanan nasional. Oleh karena itu, pada April 2021 pemerintah China mulai memberlakukan undang-undang anti-sampah makanan demi menjaga keamanan pangan negara.