Jumat, 15 Agustus 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Jadi Negara Kaya Raya, Ini Rahasia Kekayaan Israel

Ketegangan antara Israel dan Palestina kembali meruncing setelah serangan yang dilancarkan oleh pasukan Hamas pada Sabtu (7/10/2023). Saat ini, dua negara tetangga ini berada dalam keadaan perang.

Palestina, yang selama beberapa dekade terakhir berada di bawah pendudukan Israel, menghadapi tantangan besar dalam hal pertumbuhan ekonomi. Mereka mengalami kesulitan untuk mencapai kemajuan ekonomi yang signifikan, dan bahkan menghadapi tantangan dalam upaya mereka untuk diakui sebagai negara merdeka oleh komunitas internasional. Menurut laporan Bank Dunia, perekonomian Palestina, yang memiliki populasi sekitar 5,4 juta orang, diperkirakan akan mengalami pelemahan pada tahun ini.

Di sisi lain, Israel, meskipun terus berada dalam konflik yang berkepanjangan, adalah negara maju dengan tingkat pendapatan yang tinggi. Berdasarkan data dari Trading Economics, Produk Domestik Bruto (PDB) Israel mencapai US$522,03 miliar pada tahun 2022, mewakili sekitar 0,23 persen dari perekonomian global. Sementara PDB per kapita Israel tercatat sebesar US$42.594 pada 2022, naik dari US$40.802 pada tahun sebelumnya.

Dalam dua dekade terakhir, hasil industri Israel telah mencapai kemajuan tingkat internasional di bidang elektronik medis, agroteknologi, telekomunikasi, bahan kimia, perangkat keras dan perangkat lunak komputer, serta pemotongan dan pemolesan berlian.

Apa rahasia Israel bisa menjadi negara yang kaya meski terus-menerus berkonflik dengan Palestina?

Ada dua faktor yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Israel: imigrasi dan arus masuk modal.

Melansir dari BBC, majunya industri di Israel tak lepas dari banyaknya tenaga ahli yang melakukan eksodus dari negara-negara Eropa selama pecah Perang Dunia II untuk menghindari persekusi. Industri-industri yang sudah berkembang pesat di Israel antara lain pupuk, pestisida, farmasi, bahan kimia, plastik, dan logam berat.

Negeri Yahudi tersebut terkenal dengan industri manufaktur yang paling maju sejak 1970-an. Israel tidak mengandalkan sumber uang dari minyak seperti negara Arab lainnya.

Lalu, berpindahnya orang-orang dari Silicon Valley, Amerika Serikat (AS) ke Israel pada 1980-an membuat pusat-pusat penelitian untuk beragam perusahaan teknologi AS, seperti Microsoft, IBM, dan Intel semakin berkembang.

A mini electric car developed by City Transformer drives out of the company's offices during a demonstration for Reuters in Kfar Netter, near Tel Aviv, Israel November 20, 2018. Picture taken November 20, 2018 REUTERS/Amir Cohen

Kemudian pada 1990-an, para insinyur yang berpindah dari negara-negara bekas Uni Soviet ke Israel membuat negara itu semakin diberkati dengan kelimpahan sumber daya manusia terampil. Maka dari itu, tidak heran bila perusahaan-perusahaan baru di sektor teknologi semakin menjamur.

Sektor teknologi yang sebelumnya hanya menyumbang sebesar 37 persen dari produk industri langsung meningkat menjadi 58 persen pada 1985. Pada 2006, angka tersebut kembali meningkat menjadi 70 persen.

Banyaknya perusahaan besar di bidang teknologi otomatis menyumbang pemasukan besar untuk Pemerintah Israel dari sisi pajak, sumber devisa, ataupun penyerapan jumlah tenaga kerja. Pendapatan tersebut belum termasuk royalti dari paten-paten yang dibuat di perusahaan Israel.

Selain itu, Israel diketahui banyak menerima pendanaan untuk pengembangan riset dan teknologi dari negara lain, seperti AS, Kanada, Italia, Austria, Prancis, Irlandia, Belanda, Spanyol, China, Turki, India, dan Jerman.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles