Sabtu, 5 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Profesor Harvard Teliti Kesenjangan Upah Laki-Laki & Perempuan

Di era kerja yang semakin terdigitalisasi, banyak perempuan yang memperlihatkan potensi luar biasa mereka di berbagai bidang. Dalam lingkup pekerjaan yang kini semakin fleksibel, ide-ide brilian yang datang dari kalangan perempuan dapat diwujudkan tanpa hambatan berarti. Namun, sayangnya, terdapat ketidaksetaraan gaji yang berakar pada isu gender yang masih sangat nyata. Lelaki masih cenderung mendapatkan penghargaan lebih tinggi dibandingkan perempuan, bahkan ketika perempuan telah menjadi seorang ibu.

Claudia Goldin, seorang profesor ekonomi yang meraih Nobel Prize dari Universitas Harvard, telah melakukan penelitian mendalam mengenai isu pendapatan dan pekerjaan perempuan. Hasil penelitiannya mengungkap bahwa pendapatan perempuan mengalami penurunan signifikan setelah melahirkan. Perbedaan pendapatan antara perempuan dan lelaki ini terkait erat dengan perbedaan jam kerja, di mana banyak perempuan yang mengurangi jam kerja mereka setelah melahirkan, sehingga berdampak pada pendapatan mereka.

Hanya saja, mengutip penelitian itu, “Para ibu menambah waktu kerja mereka seiring dengan pertumbuhan anak-anak mereka, namun mereka masih jauh tertinggal dari ayah”. Meski dengan pendapatan yang akan kembali naik saat anak-anak beranjak dewasa, masih ada perbedaan upah dibandingkan pria. Goldin dan timnya melanjutkan, “But even though they increase their hours of work, they never reach the rich valley of gender equality”. Penasaran apa lagi yang diungkap hasil penelitiannya? Yuk, disimak!

1. Sejarah Perekonomian bagi Pekerja Perempuan

Sejarah Ekonomi Upah Perempuan/Foto:Freepik.com/tirachardz

Buku pertama dari Peraih Nobel Ekonomi 2023 yang berjudul Urban Slavery in the American South, 1820-1860: A Quantitative History merupakan disertasi Goldin untuk program doktornya di Universitas Chicago. Bekerja sama dengan sejarawan ekonomi, Kenneth Sokoloff, maka Goldin membuat penelitian industrialisasi awal di AS seputar peran perempuan pekerja.Faktanya, mayoritas perempuan yang bekerja dipandang sebelah mata dalam sejarah perekonomian. Berdasarkan latar belakang itu, Goldin melakukan kajian mendalami cara perempuan pekerja mampu punya peranan utama dalam sektor pertumbuhan ekonomi.

2. Perbedaan Upah Perempuan dan Pria yang Masih Berlangsung

Meskipun perempuan juga meluangkan waktu atau jam kerja yang sama dengan laki-laki di berbagai industri, perempuan belum sepenuhnya mendapat keadilan atau apresiasi yang layak. Dikutip dari Pew Research Center tahun lalu, ditemukan fakta pendapatan perempuan Amerika Serikat (AS) berkisar lebih rendah 82 persen dibanding laki-laki. Hal ini turut didukung oleh data Komisi Eropa, bahwa rata-rata upah per jam perempuan Eropa 13 persen lebih rendah dari laki-laki. Dari penelitian Goldin terkuak bahwa meski ada upaya menghilangkan kesenjangan dalam hal upah, pada praktiknya kesenjangan pendapatan perempuan masih sangat signifikan dengan laki-laki.

3. Diskriminasi dalam Dunia Kerja

Sering kali dalam sebuah industri kerja, karyawan diminta untuk bekerja melebihi jam kerjanya. Idealnya, pekerjaan yang melebihi jam kerja diberikan biaya tambahan. Nyatanya, masih ada diskriminasi ketika perempuan dibayar secara tidak proporsional padahal jam kerjanya sudah melebihi aturan atau kesepakatan. Hal ini turut berdampak pada sulitnya perempuan memperoleh pekerjaan yang lebih fleksibel. Kajian penelitian Goldin tentu menuai pujian, salah satunya dari Gita Gopinath, Wakil Pertama Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) sebagai alternatif yang membuka pikiran bahwa para pekerja perempuan perlu lebih diapresiasi dan bebas dari diskriminasi upah yang tak adil.

4. Jadi Dasar Solusi dan Kebijakan Multi untuk Ciptakan Kesetaraan Perempuan

Randi Hljalmasrsson, anggota komite Economic Prize menuturkan, berbagai penelitian dari Claudia Goldin punya dampak sosial yang luas dan terbuka. Hal ini makin menciptakan kesadaran akan solusi untuk masa depan kesetaraan pendapatan perempuan. Goldin turut meneliti dampak pil kontrasepsi terhadap karier atau pekerjaan para perempuan, pengaruh lainnya dalam mengambil keputusan pernikahan,  dan pentingnya perempuan dijadikan sebagai pekerja mayoritas yang diperhitungkan dalam industri kerja, terlebih mereka yang punya pendidikan sarjana.

Sobat Riang, berikut tadi berbagai penelitian dari Claudia Goldin untuk membuka pikiran demi atasi kesetaraan upah untuk perempuan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles