Kamis, 3 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

7 Pembahasan ‘Berisiko’ Saat Wawancara Kerja

7 pembahasan ‘berisiko’ saat wawancara kerja ini perlu kamu pahami agar mudah lolos wawancara kerja. Menyongsong tahun baru 2024, sebagian orang mungkin tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi sesi wawancara kerja. Tahap ini seringkali menjadi momen yang menimbulkan deg-degan dan kegugupan. Namun, wawancara kerja sebenarnya adalah kesempatan bagi kamu untuk memperlihatkan kemampuan dan membuktikan bahwa kamu pantas direkrut sebagai bagian dari perusahaan.

Selain menyiapkan berkas-berkas penting, jangan lupa untuk melakukan latihan wawancara kerja. Penting untuk tidak salah memilih kata-kata yang dapat meninggalkan kesan yang kurang menguntungkan. Berikut adalah beberapa pembahasan mengenai risiko-risiko saat wawancara kerja yang perlu dipahami dengan baik, agar kamu dapat berhasil dalam proses rekrutmen. Apa saja risikonya? Yuk, simak!

7 Pembahasan ‘Berisiko’ Saat Wawancara Kerja

1. Tidak Menjelekkan Perusahaan Sebelumnya

7 Pembahasaan 'Berisiko' Saat Wawancara Kerja

Menceritakan hal negatif dari perusahaan tempat kamu bekerja sebelumnya menjadi pantangan yang harus dihindari. Menjelek-jelekkan mantan perusahaan di depan rekruter akan membuat kamu terlihat memiliki sikap yang buruk. Jadi, sebaiknya berhati-hati saat menceritakan tentang perusahaan sebelumnya. Cobalah untuk tetap memberikan respon yang positif agar rekruter tidak menilai kamu sebagai orang yang mudah mengeluh dan malas bekerja.

2. Berbicara Buruk tentang Atasan Sebelumnya

7 Pembahasaan 'Berisiko' Saat Wawancara Kerja

Selain tidak boleh menceritakan hal negatif yang ada di perusahaan sebelumnya, kamu juga perlu menghindari berbicara buruk tentang atasan dan rekan-rekan kerja di perusahaan sebelumnya. Menceritakan keburukan atasan di masa lalu akan membuat kamu terkesan sebagai pribadi yang buruk dan sulit bekerja sama dengan rekan kerja yang lainnya. Jadi, tetaplah menjawab dengan positif dan tidak menceritakan keburukan tentang atasanmu yang mungkin menjadi alasan kamu resign ini.

3. Mengucapkan Ketidaktahuan Secara Jelas

7 Pembahasaan 'Berisiko' Saat Wawancara Kerja

Ada kalanya saat wawancara kerja, rekruter memberikan pertanyaan yang sulit atau tidak kamu mengerti. Nah kalau sudah begitu, jangan panik dan langsung buru-buru menjawab “Saya tidak tahu”. Tapi, cobalah meminta waktu untuk mencari jawabannya terlebih dahulu dan kamu akan menjawabnya di akhir sesi wawancara atau secara terpisah. Misalnya, “Terkait pertanyaan tersebut, apakah boleh saya cek terlebih dahulu, bu/pak? Nanti akan saya kirimkan jawabannya secara terpisah” atau “Itu pertanyaan yang bagus. Bisakah saya meminta waktu untuk memikirkannya dan memberi tahu jawabannya nanti?”. Dengan begitu, rekruter akan melihat kamu sebagai orang yang bertanggung jawab dan pekerja keras. Jadi, jangan asal menjawab “tidak tahu” sebelum kamu memikirkannya saat tengah wawancara kerja ya!

 

4. Kalimat yang Bertele-tele

Kita memang disarankan untuk tidak menjawab pertanyaan rekruter dengan terlalu singkat, tetapi jangan juga memberikan penjelasan secara bertele-tele. Menghindari jawaban yang bertele-tele, tidak ada salahnya meminta izin kepada rekruter untuk memikirkan jawaban tersebut. Daripada tetap memaksakan untuk menjawab yang bisa berakhir jadi boomerang bagi diri sendiri. Mending kamu jawab dengan jujur, dan jangan menjawab jauh di luar konteks yang ditanyakan rekruter. Sebab itu semua dapat mempengaruhi penilaian rekruter terhadap dirimu, lho.

 

5. Merasa Sanggup Melakukan Semua Hal

Tidak semua hal dalam pekerjaan dapat dilakukan semuanya hanya seorang diri. Jawaban ini tentu saja dapat membahayakan kamu saat sesi wawancara kerja. Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan ketika ingin ‘menjual diri’ di hadapan rekruter, namun tetap terkesan rendah hati dan tidak melebih-lebihkan. Jangan sampai nanti mendapat penilaian yang buruk karena berbohong.

6. Membicarakan Gaji

Salah satu topik yang perlu kamu hindari sebagai pelamar adalah menanyakan perihal gaji kepada rekruter. Bukan tidak boleh, tapi sebaiknya tunggu pewawancara yang memulai topik mengenai gaji terlebih dahulu. Sementara itu untuk menjawab ekspektasi nominal gaji yang kamu inginkan, Beauties perlu riset terlebih dahulu mengenai rata-rata pendapatan di daerah yang kamu lamar dengan posisi yang sama. Setelah itu, Beauties bisa pertimbangkan dengan kebutuhan hidup mulai dari tempat tinggal hingga, transportasi, dan biaya makan. Jadi saat menjawab pertanyaan rekruter perihal gaji, kamu tidak asal menjawab dan bisa menjelaskan sesuai rincian yang sudah kamu perhitungkan sebelumnya. Tentunya dengan nominal yang masuk akal.

7. Tidak Memiliki Pertanyaan

Sesi wawancara menjadi saat yang tepat untuk kamu menunjukkan ketertarikan dan minat yang besar terhadap posisi yang kamu lamar di perusahaan tersebut. Jangan sampai kamu melewatkan kesempatan ini karena tidak mengajukan pertanyaan dan lebih banyak diam. Kamu bisa bertanya mengenai spesifikasi pekerjaan pada posisi yang di lamar, tentang perusahaan, maupun jenjang karier. Melalui pertanyaan yang kamu ajukan, kamu akan membuat kesan pertama yang positif dan menunjukkan keaktifan kamu dalam proses wawancara tersebut.

Itulah 7 pembahasan ‘berisiko’ saat wawancara kerja yang wajib kamu ketahui. So, jangan lewatkan kesempatan ini, ya!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles