Cara supaya anak terhindar trust issue ini penting bagi para orang tua mengetahuinya. Dalam ranah psikologi, isu kepercayaan seringkali menjadi topik hangat yang memiliki dampak signifikan pada individu saat mereka membangun hubungan. Baik dalam lingkungan kerja, persahabatan, maupun dalam hubungan percintaan.
Namun, kepercayaan ini dapat teratasi. Khususnya bagi para ibu muda, penting untuk memperkenalkan sejumlah tips untuk membentuk rasa kepercayaan pada anak sejak dini. Namun, penting untuk diingat bahwa kepercayaan juga harus seimbang, sehingga anak tidak mudah percaya pada orang yang salah.
Berikut ini adalah beberapa tips yang mengambil dari penelitian psikologi yang tersedia di buku Human Development, situs Psychology Today, dan website Raising Children.
Cara Supaya Anak Terhindar Trust Issue
1. Dengarkan Anak meski Berbeda Pendapat dari Orangtua
Setiap anak punya keunikannya sendiri, termasuk dalam bidang yang menjadi minat dan potensi yang ingin berkembang. Sebagai orangtua, tentu sangat perlu untuk menghargai pendapat anak dan tidak memaksakan kehendak pribadi.
Di sini, orangtua dapat membuka diskusi dan menggali alasan anak mempunyai pendapat tertentu dan mencari kelebihan serta mengasah cara pandang anak dalam menyikapi suatu permasalahan, misalnya dalam memilih permainan yang ingin dicoba atau pun cara anak memilih circle pertemanannya saat sudah masuk usia sekolah. Jadi, sebagai orangtua perlu memberikan kesempatan dan menghargai perbedaan ya, supaya sang anak percaya dan mau bercerita dengan terbuka pada ibunya.

Sebagai seorang anak tentu akan sangat senang jika orang tuanya memenuhi janjinya. Misalnya saja, orangtua berjanji akan berkeliling dan berlibur bersama anak saat libur sekolah. Maka, sebagai ibu yang baik tentu kamu perlu bertanggung jawab dengan janji yang sudah kamu lontarkan. Kalau pun waktunya terpaksa harus berubah, setidaknya dapat memberikan keterangan yang jelas dan tidak membatalkan tanpa alasan.
Hal ini akan mendorong anak belajar menepati janji dan berinteraksi dengan landasan saling percaya pada orang lain. Tentu saja kepercayaan ini sangat baik karena dibutuhkan dalam hubungan profesional, relasi persahabatan dan percintaan. Anak akan tumbuh jadi orang yang bertanggung jawab dalam pekerjaan dan interaksi sosial dengan lingkungannya kelak.
3. Jadi Suporter Pertama Saat Anak Butuh Bantuan

Tak ada satu pun orang di dunia ini yang nggak butuh pertolongan. Ada kalanya anak juga kebingungan dan butuh bantuan. Atau sesederhana saat seorang anak ingin mengikuti sebuah kompetisi dan tidak percaya diri pada kemampuannya.
Sebagai orang tua dengan pola parenting yang baik, tentu perlu jadi suporter pertama untuk memotivasi anak. Hal ini dapat diwujudkan lewat pujian, menanyakan hal-hal yang dibutuhkan sang anak dalam mempersiapkan lomba, dan menjadi orangtua yang siap mendengarkan keluh kesah dan ketakutan anaknya. Dengan begini, anak akan belajar bahwa dalam situasi sulit, selain percaya pada dirinya sendiri, anak juga dapat percaya pada orang terdekat yang selalu mendukungnya, seperti orang tuanya.
4. Beri Contoh sebagai Orangtua yang Adil

Untuk menanamkan tentang kepercayaan diri, kamu juga perlu menjadi contoh sebagai orangtua yang berlaku adil. Misalnya saja kamu menerapkan sebuah aturan di dalam keluarga dan ada anggota yang melanggarnya, maka kamu perlu mengatakan bahwa perilaku anggota keluarga itu tidak sesuai dan perlu diperbaiki. Aturan yang dibuat di dalam keluarga perlu dijalankan dengan konsisten, dan jika ada perubahan, maka aturan baru itu perlu dijelaskan dengan alasannya. Dari konsistensi yang ada, anak akan belajar untuk percaya pada seseorang dan menjalankan segala sesuatu dengan bijak.
5. Beri Kebebasan pada Anak, namun Beri Batasan yang Jelas

Sebagai seorang anak, tentu kamu akan menghadapi perilaku anak yang tiba-tiba memiliki minat yang berbeda atau cita-cita yang berganti-ganti. Karena ada banyak hal yang sedang tereksplorasi oleh anakmu. Tentu kamu sangat perlu memberikan ruang bebas untuk sang anak sebagai ibu muda yang pengertian dan mengenal anaknya. Namun ada juga batasan yang jelas, seperti anak dapat bepergian dengan teman-teman sekolahnya tapi perlu menyepakati jam mulai dan selesai bermain dengan teman.
Selain itu, terhadap pilihan yang anak ambil, misalnya anak memilih untuk membeli mainan tertentu maka anak pun harus bertanggung jawab dan merawat mainan itu. Hal ini sebagai bentuk menghargai suatu hal yang ia miliki. Batasan yang jelas akan membuat anak tidak merasa terkekang.
Itulah tadi 5 tips untuk membangun rasa percaya pada anak yang patut kamu coba, agar anak terhindar dari trust issue. Selamat mencoba!