Setelah dua tahun terhenti akibat pandemi COVID-19, tak heran jika sekarang kita melihat banyak event bermunculan di berbagai negara sebagai upaya untuk meredakan stres dan kehilangan yang dirasakan. Mulai dari festival budaya, kompetisi olahraga, konser musik, perayaan kuliner, hingga momen khusus seperti Halloween.
Keinginan masyarakat untuk bersantai dan bersenang-senang kembali menjadi dorongan yang sangat diambil manfaatnya oleh penyelenggara acara. Namun, sekarang bukan hanya soal menghasilkan keuntungan semata, melainkan juga tentang menjaga keselamatan pengunjung. Prioritas utama dalam menyelenggarakan event adalah mengendalikan kerumunan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan semua orang yang hadir.
Crowd control sendiri merupakan metode yang digunakan untuk mengendalikan kerumunan orang untuk mencegah terjadinya kerusuhan dan kekacauan lainnya. Dalam pengelolaan acara besar seperti festival, selain panitia, pihak keamanan dari kepolisian juga dikerahkan untuk menekan risiko terjadinya kericuhan dan dampak berkelanjutan.
Jika Sobat SJ berencana bikin acara besar, jangan lupa terapkan crowd control di bawah ini agar festival yang kamu helat berjalan lancar, ya!
1. Perlengkapan Keamanan di Area Acara
Agar acara senantiasa kondusif, crowd control dapat diterapkan dengan bantuan perlengkapan barikade, ropes lines, dan sebagainya. Perlengkapan ini bakal membantu peserta acara untuk tertib pada bagiannya.
2. Pastikan Panitia Paham Job Desk-nya
Nggak semua panitia maupun volunteer paham venue acara atau bahkan konsep acara. Pastikan penanggung jawab di acara kamu memberikan instruksi atau informasi yang jelas untuk memudahkan seluruh panitia, volunteer hingga pengunjung menuju lokasi yang hendak dituju.
Contohnya saja seperti penyediaan tanda proses check in tiket, jalur menuju main location bahkan lokasi toilet atau wilayah khusus difabel, misalnya. Jangan sampai pengunjung jadi menumpuk di suatu lokasi karena tersesat dan menimbulkan kerumunan yang tidak nyaman.
3. Buat Manajemen Antrean yang Baik
Menunggu antrean tentu bikin sebal, apalagi jika melihat antrean tersebut mengular dan membuat sesak. Sebagai panitia, kamu harus menghindari hal ini sebaik mungkin agar antrean tidak semrawut.
Misal, membuat antrean menjadi beberapa jenis. Untuk tiket VVIP, VIP, tiket general, atau berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan agar tidak menimbulkan risiko pelecehan seksual.
4. Memasang Barikade di Lokasi yang Tepat
Barikade pada sebuah acara, khususnya festival, amatlah penting, Sob! Fungsinya untuk mengendalikan pergerakan massa agar tidak brutal ‘merangsek’ ke berbagai lokasi tanpa izin. Pasang barikade pada bagian depan, tengah, dan sisi lain yang diperlukan, ya, Sobat.
Jenis barikade pun beragam dengan fungsi berbeda. Pagar untuk outdoor dengan alas rerumputan misalnya, akan berbeda dengan barikade untuk outdoor dengan alas lebih solid atau keras.
5. Jaga Selalu Komunikasi Sepanjang Acara
Selain melakukan pengendalian melalui berbagai perlengkapan, komunikasi juga memiliki peran penting, Sob! Pastikan komunikasi antar panitia dan volunteer berjalan dengan baik di sepanjang acara, ya, Sobat. Baik sebelum, sedang berjalannya acara hingga pasca acara.
Jika ada perubahan jadwal, misalnya, koordinasikan dengan pihak panitia yang berkaitan agar acara kamu bejalan dengan lancar tanpa ada salah paham. Sebab, salah sedikit saja, acara kamu bisa berisiko gagal.
Hal ini juga diamini oleh Christina, Lektor Kepala, Dosen, dan Penelitia Bidang MICE Politeknik Negeri Jakarta, yang memaparkan kalau setiap event punya titik keramaian tersendiri.
Menyamakan persepsi tentang keamanan dan kemeriahan acara memang tidak akan ada habisnya. Namun keduanya sama-sama penting, Sob. Sebuah acara penting untuk diramaikan, namun jangan lupa juga untuk mengindahkan keamanannya, ya.
Jangan sampai acara yang kamu adakan nantinya memakan korban jiwa atau keributan. Jangan lagi ada musibah seperti di Kanjuruhan Malang 2022 yang menewaskan 132 orang, Itaewon Korea pada perayaan Halloween 2022 yang memakan korban 154 tewas, maupun tragedi Asia Afrika Cultural Center (AACC) pada 2008 yang menewaskan 11 orang tiada.