Tes kepribadian adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi sifat-sifat dan karakteristik kepribadian seseorang, termasuk kemampuannya dalam mendeteksi gangguan kepribadian.
Proses pengujian ini melibatkan penggunaan teknik yang dirancang khusus untuk mengukur berbagai pola perilaku dan sifat yang diperlihatkan oleh individu dalam berbagai situasi.
Tidak hanya digunakan oleh perusahaan dalam proses perekrutan, tes kepribadian juga memiliki peran penting dalam bidang psikologi klinis. Ini membantu dalam klarifikasi diagnosis klinis serta membantu menentukan jenis intervensi terapeutik yang paling sesuai untuk individu yang bersangkutan. Selain itu, tes kepribadian juga digunakan untuk mendukung perkembangan pribadi seseorang.
Dalam dunia psikologi, ada berbagai jenis tes kepribadian yang beragam dan penting untuk dipahami. Mari kita eksplorasi lebih lanjut tentang jenis-jenis tes kepribadian ini.
Berbagai Jenis Tes Kepribadian
Tes kepribadian biasanya berupa kuesioner. Tidak ada jawaban benar atau salah untuk setiap pertanyaan, karena tes tersebut memang bukan untuk menilai seseorang lulus atau gagal.
Alat penguji kepribadian tersebut tidak mengurutkan seseorang ke dalam satu kategori atau lainnya, melainkan menempatkannya pada rangkaian kontinum sifat tergantung pada bagaimana perbandingan mereka dengan orang lain.
Berikut beberapa beberapa tes penilaian kepribadian yang umum digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari studi psikologi hingga evaluasi karyawan:
1. Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)
Pemeriksaan ini memberikan seseorang ‘tipe’ psikologis yang mencakup empat dari delapan kemungkinan huruf, yaitu: ekstrovert (E) atau introvert (I), perasa (S) atau intuisi (N), berpikir (T) atau merasa (f), dan menilai atau judging (J) atau memahami (P).
Hasilnya digabungkan menjadi salah satu dari 16 jenis, seperti ENTJ atau ISFP. Tak sedikit perusahaan yang menggunakan MBTI dalam bisnis, seperti untuk evaluasi karyawan atau selama seminar.
2. DISC
Ini adalah kumpulan penilaian kepribadian yang menetapkan salah satu dari empat tipe individu, atau campuran dari tipe-tipe tersebut, yaitu Dominance (D), Influence (I), Steadiness (S), dan Conscientiousness (C).
Seperti MBTI, DISC juga kerap perusahaan gunakan dalam perekrutan karyawan untuk menilai kesesuaian kepribadian mereka terhadap pekerjaan.
Tes kepribadian ini juga bisa mendeteksi cara berkomunikasi, kepribadian, hingga tingkat stres.
3. HEXACO Personality Inventory
Tes ini untuk untuk menilai berbagai dimensi kepribadian seseorang dan bagaimana mereka menerapkan interpretasi teoritis mereka sendiri ke berbagai situasi.
HEXACO-PI mengukur enam dimensi kepribadian utama, yaitu kejujuran atau kerendahan hati, stabilitas emosional, ekstraversi, keramahan, kesadaran, dan keterbukaan terhadap pengalaman.
Dalam versi revisi, kamu bisa memilih dari tiga opsi panjang penilaian: lengkap (200 pertanyaan), versi setengah (100 pertanyaan) dan HEXACO 60 (60 pertanyaan).
4. Revised NEO Personality Inventory
Versi terbaru dari revisi NEO Personality Inventory diselesaikan pada tahun 2005. Tes kepribadian ini mengukur dan menguji lima sifat utama dalam model kepribadian lima faktor.
Faktor tersebut antara lain neurotisisme (bisa menjaga emosi tetap terkendali), keterbukaan (kompleks, pemikir yang mendalam), keramahan (penyayang, berhati lembut), kesadaran (andal), dan ekstraversi (banyak berbicara), dengan masing-masing dari kelima sifat tersebut menurun ke subkategori lebih lanjut.
Misalnya, sifat neurotisme mencakup kerentanan terhadap stres, kecemasan, depresi, impulsif, dan kesadaran diri. Banyak sifat yang terukur melalui tes ini untuk urusan penyaringan pekerjaan.
5. Tes Rorschach
Alat ukur kepribadian seseorang ini menggunakan sepuluh titik tinta di atas kertas. Peserta tes kemudian harus melipat kertas tersebut untuk membuat desain simetris.
Selain itu, mereka juga akan ditanya bentuk tinta tersebut menyerupai apa. Hal ini bertujuan menguji karakter secara kepribadian dan emosional, serta sikap juga motivasi.
6. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)Â
MMPI digunakan terutama untuk menilai gejala penyakit mental dan sifat kepribadian maladaptif (ketidakmampuan untuk beradaptasi).
Versi terbaru (MMPI-2-RF) mencakup skala yang terkait dengan agresi, penghindaran sosial, keraguan diri, dan masalah khusus lainnya, serta skala untuk faktor yang lebih luas dan menyeluruh.
Tes ini biasanya digunakan untuk penelitian dan aplikasi seperti perawatan kesehatan mental, evaluasi forensik, dan penilaian calon karyawan untuk pekerjaan keselamatan publik.
7. Wawancara Klinis
Selain keenam tes di atas, psikolog maupun psikiater juga bisa melakukan wawancara klinis, terutama jika ingin mendeteksi gangguan kepribadian.
Wawancara langsung dengan seorang profesional kesehatan mental sering menjadi alat yang sangat penting dalam mendeteksi gangguan kepribadian.
Lewat wawancara ini, psikolog maupun psikiater bisa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perilaku dan pengalaman individu. Dengan begitu, gangguan kepribadian bisa lebih mudah terdeteksi.