Selasa, 1 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Asal-usul Kue Lidah Kucing

Pasti kamu sudah tidak asing dengan kue lidah kucing, bukan? Kue ini termasuk salah satu favorit dalam kategori kue kering di Indonesia. Memiliki bentuk yang tipis dan oval dengan panjang sekitar 4-6 cm, kue lidah kucing ini memiliki tekstur yang begitu renyah dan garing. Rasa yang dihadirkan pun unik, menggabungkan cita rasa gurih, asin, dan manis menjadi harmoni yang lezat.

Awalnya, kue lidah kucing hanya hadir dalam varian rasa original dengan warna kuning keemasan yang khas. Namun, seiring berjalannya waktu, inovasi tak henti-hentinya bermunculan, menghadirkan berbagai varian rasa dan perubahan tampilan warna yang menarik. Mulai dari lidah kucing merah dengan cita rasa red velvet yang menggugah selera, hingga versi berwarna hijau yang kaya akan aroma matcha yang lezat. Dikenal sebagai salah satu kue kering yang sangat populer di Indonesia, tetapi tahukah kamu tentang asal-usul dari lezatnya kue lidah kucing ini?

Kue Klasik Asal Belanda

Kue lidah kucing ternyata aslinya berasal dari negeri Kincir Angin. Kuliner ini dipercaya sudah ada sejak akhir abad ke-19 dan dibuat oleh sebuah perusahaan yang ada di negara tersebut bernama Küfferle. Menariknya, perusahaan tersebut sekarang termasuk dalam perusahaan kuliner terkenal asal Swiss yang bernama Lindt & Sprüngli. Inilah yang membuat penyebaran kue lidah kucing lebih cepat di beberapa negara di Eropa. Di negara asalnya, kue lidah kucing disantap sebagai camilan untuk menemani minum teh di sore hari atau pada saat menjamu tamu yang datang berkunjung.

Penamaan Kue yang Unik

Kue lidah kucing sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia tidak hanya karena rasanya yang enak, tapi juga karena namanya yang sangat unik. Nama kue lidah kucing sebenarnya diambil dari nama aslinya yang dalam bahasa Belanda dinamakan dengan nama “kattentongen” yang artinya adalah lidah kucing. Tidak diketahui sejak kapan kue ini dinamakan dengan nama kattentongen, tapi sejak kemunculannya, kue ini sudah bernama kattentongen. Dinamakan kue lidah kucing karena bentuk dan ukuran dari kue ini yang dinilai mirip dengan bentuk dari lidah kucing.

Mulai Dikenal Masyarakat Indonesia Saat Masa Penjajahan

Masyarakat Indonesia awalnya tidak mengenal kue lidah kucing ini karena memang pada dasarnya kue kering bukan merupakan kue klasik di Indonesia. Pada masa kolonial Belanda, masyarakat Belanda membawa kue ini dari negara asal mereka dan mulai mengenalkannya kepada masyarakat Indonesia bersama dengan kue-kue kering lainnya seperti nastar, kastengel, hingga jan hagel. Meski bahan pembuatannya terlihat sederhana karena dibuat dari tepung, mentega, gula, dan putih telur, tapi di masa penjajahan Belanda, kue ini dinilai sebagai kue mewah yang hanya tersaji di kalangan ningrat dan bangsawan saja.

Selalu Disajikan Saat Perayaan Besar Keagamaan

Berhubung dikenal sebagai kue mewah yang hanya bisa dinikmati kalangan tertentu saja, maka tak heran kalau kuliner ini tadinya sangat jarang dijumpai. Berbeda dengan masyarakat Belanda yang menyantapnya sebagai camilan sore hari, masyarakat Indonesia justru menyantap kue lidah kucing pada saat perayaan-perayaan tertentu saja seperti hari besar keagamaan. Misalkan saja saat perayaan Hari Raya Lebaran, Natal, hingga Imlek. Dengan disajikannya kue lidah kucing saat perayaan hari besar tersebut, pemilik rumah dinilai memiliki status sosial tinggi pada masa itu karena kue ini terbilang sulit dijumpai. Namun sekarang keberadaan dari kue lidah kucing bisa dinikmati semua kalangan karena bahan-bahannya mudah didapat dengan harga yang murah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles