Beberapa faktor harga rumah jadi turun ini penting untuk kita ketahui sebelum memulai investasi di bidang properti. Harga rumah cenderung mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika permintaan dan penawaran di pasar. Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat, misalnya, dapat meningkatkan permintaan rumah, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan kenaikan harga. Sebaliknya, pengetatan standar kredit, kenaikan suku bunga, peningkatan pasokan, dan penurunan permintaan dapat mengakibatkan penurunan harga rumah.
Meskipun kualitas bahan bangunan dan lokasi tetap menjadi faktor penentu harga rumah, terdapat juga faktor-faktor lain yang memengaruhi fluktuasi harga. Inilah beberapa faktor yang turut berperan dalam menentukan naik turunnya harga jual rumah.
Beberapa Faktor Harga Rumah Jadi Turun
1. Kondisi Bangunan

Kondisi bangunan rumah sangat menentukan harga jual rumah. Semakin tua rumah, maka harganya akan semakin turun. Karena hampir semua pembeli menginginkan hunian yang aman dan nyaman. Jika membandingkan dengan rumah baru, pembeli pasti berpikir panjang sebelum membeli rumah tua yang beberapa bagiannya sudah usang atau rusak karena mereka perlu melakukan renovasi agar rumah aman untuk dihuni. Untuk mendapatkan calon pembeli dengan cepat dan menghindari harga rumah turun, pemilik rumah bisa merenovasi terlebih dahulu rumah sebelum menjualnya.
2. Sejarah Rumah

Sejarah pemilik sebelumnya memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap harga jual rumah. Tak hanya itu, cerita dibalik rumah tersebut juga memiliki pengaruh terhadap minat pembeli. Misalnya, pemilik rumah sebelumnya memiliki cerita negatif seperti meninggal secara misterius ataupun terjerat kasus kejahatan tertentu. Hal tersebut tentu akan menjadikan harga rumah turun drastis karena pembeli merasa tidak nyaman atau takut dengan sejarah rumah tersebut.
3. Angka Permintaan

Permintaan hunian di suatu wilayah sangat memengaruhi harga jual rumah. Jika permintaan hunian di kawasan tertentu naik, maka harga rumah juga ikut naik. Sebaliknya, harga rumah akan turun jika pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi turun.
Tak hanya itu, tren gaya hidup juga turut memengaruhi harga jual rumah. Hunian di perkotaan memiliki harga yang mahal, karena hunian di perkotaan memiliki desain yang lebih modern sehingga angka permintaan hunian di perkotaan pun naik.
Jika pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN) rampung, bisa saja penduduk di Jakarta berbondong-bondong untuk bermigrasi ke IKN. Akibatnya, harga properti di Jakarta kemungkinan turun karena efek migrasi dan turunnya permintaan.
4. Perkembangan Industri

Perkembangan industri di suatu wilayah memiliki dampak terhadap kenaikan harga jual rumah. Hal ini karena wilayah tersebut sedang mengalami pertumbuhan ekonomi, pembangunan infrastruktur, pusat perbelanjaan, hingga fasilitas umum.
Semakin lengkap fasilitas umum dan kemudahan akses orang untuk berbelanja, sekolah maupun berobat, maka semakin naik pula harga rumah di wilayah tersebut. Namun, jika wilayah tersebut terkena bencana alam seperti banjir atau tsunami yang merusak akses jalan dan fasilitas umum, maka harga rumah di wilayah tersebut turun.
5. Lingkungan Alam dan Sosial

Rumah yang memiliki pemandangan alam yang indah biasanya memiliki harga jual yang tinggi karena hal ini bisa dimanfaatkan oleh pembeli untuk membuka bisnis dengan menonjolkan keindahan alam. Sementara rumah yang berada di lingkungan yang tercemar, panas, dan rentan terkena bencana alam, biasanya memiliki harga yang murah karena rumah tersebut seringkali dianggap kurang memberikan keamanan bagi pemilik rumah.
Faktor sosial juga turut memengaruhi harga jual rumah, lho. Pembeli rumah biasanya mencari hunian dengan lingkungan sosial yang baik. Jika lingkungan sosial di sekitar rumah sering terjadi pencurian dan tindak kriminal lainnya hingga pembunuhan, biasanya harga rumahnya turun. Begitu pula sebaliknya.
Demikian lima faktor penentu harga rumah turun ataupun naik. Sebelum jadikan investasi, yuk pelajari dengan baik ya!