Jamuan makan Abu Ayyub yang buat Rasulullah sampai berkaca-kaca ini penting bagi umat Muslim mengetahuinya. Rasulullah SAW adalah manusia mulia yang oleh Allah SWT utus secara langsung. Walaupun memiliki kedudukan yang tinggi, beliau juga mengalami keadaan seperti manusia lainnya, termasuk merasakan lapar, haus, lelah, dan mengantuk.
Dalam sebuah riwayat yang terdapat dalam buku “115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah SAW” karya Fuad Abdurahman. Menyebutkan kisah ketika Rasulullah SAW dan para sahabatnya keluar dari rumah karena merasa lapar.
Jamuan Makan Abu Ayyub yang Buat Rasulullah Berkaca-kaca
Suatu hari, Abu Bakar RA keluar dari rumahnya menuju masjid. Di tengah perjalanan, Umar RA melihatnya dan bertanya, “Hai Abu Bakar, mengapa kau keluar rumah pada saat seperti ini?”
“Aku keluar rumah karena merasa sangat lapar,” ujar Abu Bakar.
Tak disangka, ternyata Umar RA juga keluar rumah karena merasakan hal yang sama. “Demi Allah, aku juga merasa lapar,” timpal Umar RA.
Lalu, tidak lama berselang, muncul Rasulullah SAW yang menghampiri mereka dan bertanya pada dua sahabatnya itu, “Apa yang membuat kalian berdua keluar rumah di saat seperti ini?”
“Demi Allah, kami berdua keluar rumah karena merasa sangat lapar,” jawab Abu Bakar RA dan Umar RA.
Alasan Rasulullah SAW juga keluar rumah ternyata adalah karena merasa lapar. “Demi Dia yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, aku pun merasa lapar seperti kalian. Ayo ikutlah bersamaku,” ajak Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW bersama Abu Bakar dan Umar kemudian berjalan menuju rumah Abu Ayyub Al-Anshari RA, salah satu sahabatnya. Rasulullah SAW mendatangi rumah Abu Ayyub RA karena biasanya ia mengantarkan makanan untuk beliau setiap hari.
Dari kejauhan Ummu Ayyub AS melihat kedatangan mereka dan bergegas menyambutnya, “Marhaban (Selamat datang), wahai Nabi Allah, dan orang yang bersamanya,” sapa Ummu Ayyub. Tak melihat sosok Abu Ayyub RA di rumahnya, Rasulullah SAW kemudian bertanya, “Di manakah Abu Ayyub?”
Ketika itu Abu Ayyub RA sedang bekerja di kebun kurmanya, tak jauh dari rumahnya. Mendengar suara Rasulullah SAW, Abu Ayyub RA langsung buru-buru meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri beliau.
“Marhaban, wahai Rasulullah, dan orang yang bersamanya. Ya Rasul, engkau datang bukan pada waktu yang biasanya,” kata Abu Ayyub RA.
“Engkau benar,” ujar Rasulullah SAW.
Tanpa bertanya lagi, Abu Ayyub RA bergegas pergi menuju kebun kurmanya, lalu memotong setangkai kurma. Pada tangkai kurma itu ada kurma yang sudah matang dan pula yang masih muda. Lalu, ia cepat-cepat menghidangkannya kepada Rasulullah SAW.
“Mestinya kau tidak perlu memotong setangkai seperti ini. Cukup kau ambil beberapa butir kurma yang telah matang untuk kami,” ujar Rasulullah SAW.
“Wahai Rasulullah, aku lebih suka engkau makan kurma yang sudah matang dan yang masih muda. Aku juga akan menyembelih seekor kambing untukmu,” kata Abu Ayyub RA.
“Jika kau ingin menyembelih kambing, janganlah yang banyak air susunya,” kata Rasulullah SAW.
Kemudian Abu Ayyub RA menyembelih seekor kambing dan menyerahkan dagingnya kepada sang istri, Ummu Ayyub, “Masaklah daging ini, dan buatlah roti diolesi mentega. Lalu, hidangkan kepada kami.”
Sebagian daging kambing itu direbus, dan sebagian lainnya dibakar. Setelah matang, Ummu Ayyub segera menghidangkan masakannya ke hadapan Rasulullah SAW, Abu Bakar RA, dan Umar RA.
Sebelum makan, Rasulullah SAW mengambil sepotong daging dan menaruhnya di atas roti, dan berkata, “Hai Abu Ayyub, kirimkan daging ini kepada Fatimah. Ia belum makan selama beberapa hari.”
Rasulullah SAW dan kedua sahabatnya makan hingga kenyang.
Usai makan, beliau berkata, “Roti, daging kambing dan kurma.” Kedua matanya tampak berkaca-kaca. “Demi Dia yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh ini adalah nikmat yang akan ditanya kelak pada Hari Kiamat. Jika kalian dapatkan makanan seperti ini, ucapkanlah Bismillah. Setelah makan, ucapkanlah: ‘Segala puji bagi Allah yang telah mengenyangkan dan memberi kami nikmat’. Itulah yang paling utama.”
Keesokan harinya Rasulullah SAW memberi seorang budak perempuan yang masih kecil kepada Abu Ayyub RA. Beliau berpesan agar budak itu diperlakukan dengan baik. Setelah berunding dengan istrinya, Abu Ayyub RA lantas memerdekakannya.