Menemukan restoran Padang tidaklah sukar. Hampir di setiap daerah, Anda dapat dengan mudah menemukan tempat-tempat yang menyajikan hidangan khas Sumatera ini. Harga menu-menu Padang juga beragam, mulai dari yang terjangkau, menengah, hingga yang lebih mewah. Salah satu restoran yang dikenal dengan cita rasa lezatnya dan sering menjadi favorit adalah Rumah Makan Padang Sederhana.
Rumah Makan Padang Sederhana ini cukup terkenal dan mudah ditemui di Jakarta, dengan banyak cabang yang tersebar di berbagai lokasi dan menjadi salah satu yang paling terkenal. Pertanyaannya, siapakah pemilik dari Rumah Makan Padang Sederhana ini?
Ini Pemilik Rumah Makan Padang Sederhana

Pemilik Rumah Makan Padang Sederhana adalah H. Bustamam. Ia lahir di Lubuah Jantan, Lintau Buo Utara, Tanah Datar, Sumatera Barat pada 11 September 1942. Bukan orang kaya sejak lahir, Bustamam justru telah hidup susah sejak kecil. Sejak kepergian ibunya saat usianya 6 tahun, ayahnya nikah lagi dan pergi entah kemana. Ia sempat hidup sebatang kara bersama kakak dan adiknya.
Berbagai pekerjaan pernah dijalani oleh Bustamam sejak ia kecil. Ia pernah tinggal di Riau dan menjadi petani karet. Lalu, ia berpindah ke Jambi bersama saudaranya untuk mencoba pekerjaan lain. Di Jambi saat usianya masih 13 tahun ini mendapatkan uang dari hasil jadi kernet angkot, berjualan rokok, hingga jadi buruh cuci piring di warung makan Padang milik kenalan saudaranya pada 1960-an.
Belajar Banyak Hal Saat Bekerja di Warung Padang Sederhana Ini

Dilansir dari CNBC Indonesia, tak sekadar menjadi buruh cuci piring saja, di warung makan Padang Sederhana ini ia belajar banyak hal. Mulai dari jadi pelayan, membeli bahan kebutuhan, hingga ikut jadi tukang masak.
Karena hal ini, ia pun jadi paham tentang cara berbisnis rumah makan. Ia pun kembali merantau ke Jakarta untuk kehidupan yang lebih menantang. Di Jakarta, ia bersama istri dan anaknya yang masih kecil. Ia kembali berjuang di jalan untuk berjualan rokok. Sayangnya, ia sering dipalak preman dan jadi incaran Satpol PP. Tahun 1972 jadi awal mula berubahnya hidup Bustamam.
Buka Warung Makan Padang Sendiri

Di Tahun 1972, Bustamam mantap membuka warung makan Padangnya sendiri di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta. Dalam mengelola restonya ini, ia banyak menyesuaikan dengan lidah banyak orang. Meski warungnya hanya di atas trotoar samping got kotor, namun rasa masakannya yang enak dan murah mampu ‘menyihir’ hingga selalu laris manis.
Bustamam semakin gencar membuka banyak cabang restorannya. Bisnis rumah makan ini sangatlah cuan, selalu laris manis dalam waktu sekejap. Seluruh cabangnya dibuka bukan dengan sistem franchise, tapi dengan sistem bagi hasil.
Cara ini dilakukan agar restoran punya rasa tanggung jawab untuk membuat restorannya laris. Karena dengan cara ini mereka akan menjaga mutu, rasa masakan, dan pelayanan yang baik, sehingga akan membuat RM Sederhana menarik banyak pengunjung.
Sempat Bersengketa dan Kini Telah Miliki Banyak Cabang

Pada tahun 1997, Bustamam telah mematenkan merek dagang “Sederhana” ke Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual dan mewaralabakan merek tersebut. Ia pun sempat bersengketa dengan Djamilus Djamil, kerabatnya yang juga menggunakan merek dagang Sederhana. Namun akhirnya keduanya berdamai, Djamilur menambahkan nama Bintaro pada merek dagangnya, jadi Sederhana Bintaro.
Bustamam kini telah membentuk perusahaan berbadan hukum yang diberi nama PT. Sederhana Citra Mandiri untuk melindungi merek dagangnya. Untuk restorannya, kini Bustamam telah memiliki lebih dari 200 cabang di Indonesia. Bahkan, ia juga sudah membuka di negara tetangga, Malaysia. Dulunya hidup susah, setelah merantau ia jadi kaya raya dan dijuluki Rajanya Restoran Padang Asia Tenggara. Inspiratif banget ya