Mengenal sejarah Hanbok atau pakaian tradisional Korea Selatan mungkin beberapa di antara kamu tidak asing ketika melihatnya. Korea Selatan telah menjadi sorotan dunia saat ini, terutama berkat fenomena K-Pop dan K-Drama yang semakin meningkatkan popularitasnya. Hal ini tercermin dari lonjakan jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara tersebut.
Namun, tidak hanya K-Pop dan K-Drama, budaya Korea Selatan sendiri juga semakin terminati oleh para turis karena keunikannya. Salah satu aspek budaya yang paling menarik perhatian adalah pakaian tradisional mereka yang terkenal sebagai Hanbok.
Hanbok, pakaian tradisional Korea yang telah menggunakannya sejak zaman kerajaan, masih tetap relevan hingga saat ini. Untuk lebih memahami tentang sejarah Hanbok dan pentingnya dalam budaya Korea, mari kita jelajahi lebih dalam.
Mengenal Sejarah Hanbok, Pakaian Tradisional Korea Selatan
Bentuk Hanbok
Pakaian tradisional Korea atau biasa orang sebut Hanbok merupakan asal usul dari perpaduan dua kata yaitu Han yang berarti Korea dan Bok yang berarti Baju. Sebagai sebuah pakaian adat bisa dikatakan Hanbok memiliki perjalanan yang panjang dalam kebudayaan Korea.
Melansir dari asiasociety.org, sejak zaman kuno, semenanjung Korea telah dipengaruhi oleh budaya Scythian, orang nomaden yang mendiami wilayah Scythia di Eurasia. Adanya pengaruh itulah yang membuat Hanbok terdiri dari dua bagian terpisah, yakni atasan dan bawahan. Bentuk dasar tersebut sejak dulu hingga saat ini tidak mengalami perubahan, namun desain dan strukturnya terus mengalami perubahan seiring dengan berubahnya kebudayaan.
Perkembangan Hanbok
Sebelum memasuki era modernisasi seperti saat ini, desain dan struktur dari Hanbok terus mengalami perubahan. Hal tersebut dapat dilihat dari berubahnya desain Hanbok di setiap era kerajaan di Korea Selatan.
Masa Tiga Kerajaan (57 SM-668 M)
Pada periode tiga kerajaan yakni Kerajaan Baekje, Silla, dan Goguryeo di Korea, diketahui bahwa elemen dasar Hanbok, seperti jeogori (baju), baji (celana), dan chima (rok), diduga sudah lama dikenakan.
Meskipun begitu, pada masa Tiga Kerajaan inilah pakaian hanbok mulai mengalami perkembangan. Di mana yang awalnya laki-laki dan perempuan memakai baju berukuran sepinggang dan celana panjang yang ketat, pada akhir periode Tiga Kerajaan, perempuan yang berasal dari kalangan bangsawan mulai memakai rok panjang, baju berukuran sepinggang yang diikat di bagian pinggang, dan celana yang tidak ketat. Mereka biasanya juga memakai jubah seukuran pinggang.
Masa Dinasti Goryeo (918-1392)
Perubahan Hanbok pada masa Dinasti Goryeo terjadi ketika adanya perjanjian damai dengan Kerajaan Mongol, di mana dilakukan pula pernikahan antara Raja Goryeo dengan Ratu Mongol. Hal tersebutlah yang mengakibatkan pakaian pegawai kerajaan Goryeo mengikuti gaya Mongol. Karena pengaruh tersebutlah, bagian rok dari Hanbok diubah menjadi lebih pendek, bajunya pun berubah menjadi diikat ke bagian dada dengan pita yang lebar, dan lengan bajunya didesain agak ramping.
Masa Dinasti Joseon (1392 -1897)
Ketika Dinasti Joseon berkuasa, bagian baju (jeogori) dari Hanbok secara perlahan mulai berubah menjadi ketat dan pendek. Pada abad ke-16, bagian tersebut kembali dibuat agak menggelembung dan panjangnya hingga di bagian bawah pinggang.
Kemudian, pada akhir abad ke-19, mulai memperkenalkan magoja, yaitu jaket bergaya Manchu yang masih sering digunakan orang Korea hingga kini. Pada akhir masa Dinasti Joseon, model rok (chima) dibuat panjang, lalu bagian jeogori menjadi pendek dan ketat. Dan juga terdapat tambahan heoritti atau heorimari, yang terbuat dari kain linen sebagai korset, karena sangat pendeknya jeogori.
Hanbok Masa Kini
Adanya modernisasi seperti saat ini pun berdampak bagi desain Hanbok masa kini. Pembaruan tersebut meleburkan pengaruh dari Barat dengan tetap mengambil elemen dasar dari hanbok tradisional seperti panjang rok dan celana, bahan kain, pola, warna, serta hiasan atau aksesorisnya.
Meski begitu, Hanbok dibuat dengan tetap memegang nilai, pesan, dan semangat tradisional Korea. Selain itu, yang dahulunya warna hanbok menandakan status sosial dan status perkawinan seseorang. Namun, kini hal itu sudah tidak terlalu diperhatikan.
Nah, itulah sejarah dari Hanbok atau pakaian tradisional dari Korea Selatan. Setelah membacanya, pada era manakah Hanbok yang kamu sukai?