Potensi unsur dan adegan film tak lolos sensor di Malaysia ini menyebabkan tidak bisa tayang. Siksa Neraka ramai disorot setelah dilarang tayang di bioskop Malaysia hingga Brunei Darussalam. Kabar pelarangan itu diumumkan Antenna Entertainments, distributor film Indonesia di Malaysia. Akun media sosial distributor itu mengunggah poster film Siksa Neraka dengan tulisan “banned” di tengah.
“Bagi kalian yang menantikan ini – Siksa Neraka dilarang tayang di Malaysia dan Brunei,” tulis Antenna Entertainments. Hingga saat ini, belum ada keterangan lebih lanjut terkait adegan atau alasan larangan tayang untuk Siksa Neraka.
Beberapa film sesunggguhnya sempat dilarang tayang, seperti The Raid 2: Berandal, seri film The Purge karena adegan kekerasan, tapi film-film itu pada akhirnya berhasil lolos sensor dan rilis lewat dari jadwal awal. Namun, Rumah Dara pada 2010 juga dilarang tayang di Malaysia karena adegan kekerasan, gore, dan kanibalisme di dalamnya. Belum ada informasi pula Siksa Neraka nantinya bisa tayang secara digital atau tidak di sana.
Aturan sensor tersebut tertuang dalam pedoman penyensoran film atau Garis Panduan Penapisan Filem yang terbit oleh Kementerian Dalam Negeri. Pedoman tersebut juga mengacu kepada undang-undang Akta Penapisan Filem 2002 (Akta 620) yang berlaku di Malaysia. Pedoman itu berisi aturan dan larangan soal muatan film yang muncul dalam cerita, visual, adegan, dialog, hingga tema.
Potensi Unsur dan Adegan Film Tak Lolos Sensor di Malaysia
1. Keamanan dan ketertiban masyarakat
Unsur keamanan dan ketertiban masyarakat ikut menjadi pertimbangan penyensoran. Beberapa muatan yang terlarang muncul dalam film di Malaysia, yakni anarkisme, kebencian atas pemerintah, termasuk gambaran ketika kejahatan menang atas hal-hal baik. Lembaga sensor juga melarang film dengan adegan keuntungan dari aksi kejahatan, penggunaan senjata secara kejam, hingga visual kekerasan dari jarak dekat secara bertubi-tubi.
Adegan penyiksaan manusia atau hewan juga turut masuk daftar larangan. Hal itu kemungkinan menjadi salah satu alasan Siksa Neraka tak lulus sensor karena menunjukkan adegan penyiksaan secara eksplisit.
2. Keagamaan
Keagamaan menjadi nilai yang tersorot ketat oleh lembaga sensor Malaysia. Muatan yang berpotensi terkena sensor, seperti kampanye anti-Tuhan, bertentangan dengan ajaran dan hukum Islam, hingga merendahkan ulama.
Dalam konteks Siksa Neraka, film tersebut menampilkan adegan eksplisit yang berkaitan dengan bunuh diri. Adegan itu pun melanggar salah satu poin larangan, yakni menunjukkan adegan bunuh diri dengan durasi panjang. Selain itu, aturan sensor di Malaysia juga melarang sebuah film menimbulkan keraguan serta kegelisahan masyarakat.
3. Sosial budaya
Sejumlah muatan yang berkaitan dengan sosial budaya juga berpotensi ikut kena sensor di Malaysia. Sebut saja muatan negatif terhadap adat Melayu, penindasan terhadap masyarakat, hingga mengagungkan golongan tertentu.
Aturan itu juga menyensor ketat perihal seks, mulai dari adegan seks eksplisit, pakaian terlalu minim, hingga isyarat atau simbol bernuansa erotis dan seksual. Aturan ini juga berkaitan dengan hubungan sesama jenis.
4. Kedisiplinan
Nilai kedisiplinan turut dipantau lembaga sensor film Malaysia, dengan alasan supaya tidak menimbulkan kontroversi. Beberapa larangan yang tercantum dalam aspek itu, yakni menampilkan adegan yang mendorong perbuatan jahat, kesenian yang kurang sopan, hingga dialog atau adegan yang penuh perbuatan tercela.
Adegan dan dialog dalam film di Malaysia juga melarang menampilkan bahasa kasar, terutama bernada kebencian. Lembaga sensor pun turut melarang laki-laki berperilaku seperti wanita, begitu pula sebaliknya.