Tanda kamu butuh beralih ke gaya hidup santai ini perlu kamu perhatikan. Gaya hidup santai atau slow living memiliki manfaat tersendiri. Terutama dalam konteks yang saat ini penuh oleh budaya kesibukan atau hustle culture. Meskipun kecepatan dan progres yang signifikan menjadi fokus dalam mencapai kesuksesan. Penting untuk menyadari bahwa kita tidak harus terus-menerus mengikuti pola hidup yang sangat sibuk.
Ada saatnya kita perlu mengevaluasi kondisi diri. Apakah kita telah menjaga kesehatan fisik, spiritual, dan mental dengan baik? Bagaimana hubungan kita dengan orang-orang di sekitar? Slow living bukan hanya sekadar tentang bekerja, tetapi juga memperkenalkan gaya hidup sehat di mana kita perlu meningkatkan kesadaran penuh terhadap setiap tindakan yang kita lakukan. Jadi, jika kamu merasa butuh istirahat dari kehidupan yang sibuk, mungkin sudah saatnya beralih ke gaya hidup slow living.
Tanda Kamu Butuh Beralih ke Gaya Hidup Santai
1. Sakit Kepala Sehabis Bangun Tidur
Sakit kepala saat bangun tidur di pagi hari bisa dipicu beberapa faktor, salah satunya adalah masalah tidur. Mengutip laman Cleveland Clinic, ketika kesulitan tidur seperti mengalami insomnia, peluang munculnya sakit kepala akan semakin besar. Healthline juga menyebutkan bahwa mengalami stres juga dapat menyebabkan kesulitan tidur atau kualitas tidur rendah sehingga memicu sakit kepala di pagi hari.
2. Suka Kepikiran “Seandainya…”

Kita menjalani sehari-hari tapi terbesit hal-hal yang kita inginkan. Kata “Seandainya..” ikut diucapkan. “Seandainya punya gaji lebih besar”, “seandainya punya jabatan lebih tinggi”, dan lain sebagainya seolah menandakan kamu tidak puas dengan hidup yang dijalani sekarang. Padahal, penting bagi kita untuk berhenti sejenak dan menyadari bahwa semua yang kita miliki saat ini adalah cukup, sebagaimana dijelaskan dalam Your Tango.
3. Sering Telat atau Skip Makan

Sinyal-sinyal yang diberikan tubuh bahwa kita butuh gaya hidup santai juga berpengaruh oleh pola makan. Bagaimanapun, pola makan tidak sehat lambat laun akan menimbulkan efeknya pada tubuh. Sebab itu, jika kamu sering telat makan atau bahkan sampai melewatkan makan, baik sarapan, makan siang, maupun makan malam karena sibuk kerja, kamu butuh slow living.
4. Burnout

Pernah mengalami burnout? David Ballard PsyD dari American Psychological Association menjelaskan kepada Forbes bahwa burnout biasanya oleh stres kronis. Dalam sebuah situasi, tuntutan yang menjadi bebanmu lebih banyak daripada sumber daya yang kamu miliki. Tanda burnout yaitu rasa lelah, kehilangan motivasi, frustasi dan emosi negatif lainnya, performa kerja menurun, hingga mengalami masalah kesehatan.
5. Nggak Ambil Cuti

Tuntutan kerja begitu tinggi sehingga kamu nggak punya waktu untuk ambil cuti? Alasan lain bagimu untuk menerapkan slow living. Luangkan waktu untuk ambil momen di luar jam kerja dan melakukan hal-hal lain selain dari pekerjaan, seperti pergi ke pantai, hiking, camping, atau aktivitas lainnya untuk menikmati alam.