Venesia berencana menjalankan eksperimen dengan menerapkan biaya masuk sebesar 5 euro, atau sekitar Rp82 ribu, yang akan berlaku mulai tahun depan bagi para wisatawan harian yang berkunjung ke kota tersebut. Keputusan ini diambil oleh Dewan Kota Venesia dengan tujuan mengatur aliran wisatawan yang tertarik untuk menjelajahi kanal-kanal bersejarah di kota ini.
Rencana pemberlakuan biaya masuk akan menjalani tahap uji coba selama 30 hari pada tahun depan. Fokus utama eksperimen ini akan terletak pada periode hari libur musim semi dan akhir pekan musim panas, ketika jumlah kunjungan wisatawan mencapai puncaknya.
Nantinya, semua pengunjung yang berusia di atas 14 tahun harus membayar biaya masuk ke Venesia.
“Tujuannya (menerapkan biaya masuk) adalah untuk menemukan keseimbangan baru antara hak-hak mereka yang tinggal, belajar atau bekerja di Venesia dan mereka yang mengunjungi kota tersebut,” kata anggota dewan pariwisata Venesia, Simone Venturini, seperti dilansir Reuters, Rabu (6/9).
Ini bukan langkah yang menghasilkan uang, ucap Venturini, seraya mengatakan bahwa biaya tersebut hanya akan menutupi biaya administrasi skema tersebut.
Tanggal pasti rencana tersebut dan cara pelaksanaannya akan disepakati setelah persetujuan akhir dewan kota, yang diperkirakan akan dilaksanakan minggu depan.
Rencana penerapan biaya masuk Venesia pertama kali dibahas pada 2019, tapi terpaksa ditunda karena Covid-19, yang membuat wisatawan enggan berkunjung. Selain itu, alasan teknis dan prosedural juga sempat jadi hambatan.
Sementara itu, pengunjung kembali berdatangan ke Venesia, dengan turis asing yang jumlahnya jauh melebihi penduduk di pusat kota tersebut yakni sekitar 50 ribu orang, sehingga memenuhi gang-gang sempit di kota tersebut.
Overtourism di Venesia telah lama menjadi masalah bagi kota laguna rapuh yang terletak di Italia ini. Pada Juli lalu, para ahli UNESCO merekomendasikan agar Venesia dan lagunanya dimasukkan ke dalam daftar Warisan Dunia dalam Bahaya.
Alasannya, pemerintah Italia dianggap tidak berbuat cukup untuk melindungi kota tersebut dari dampak perubahan iklim dan pariwisata massal.