10 negara dengan cuti melahirkan paling lama di dunia ini menarik untuk kita ketahui. Cuti melahirkan adalah hak yang esensial bagi pekerja perempuan, terancang untuk memastikan kesejahteraan ibu dan perawatan bayi yang baru lahir.
Isu cuti hamil kembali menjadi sorotan utama setelah DPR RI mengesahkan Undang-Undang Kesetaraan Ibu dan Anak (UU KIA) dalam rapat paripurna pada Selasa, (4/6) kemarin. Salah satu aspek utama dari UU baru ini adalah jaminan cuti melahirkan hingga enam bulan bagi para ibu pekerja.
Langkah ini menandai terobosan yang signifikan, mengingat sebelumnya durasi cuti melahirkan yang terjamin oleh UU hanya tiga bulan. Meskipun kini ibu pekerja di Indonesia memiliki hak untuk cuti melahirkan selama enam bulan. Durasi ini masih tergolong singkat dari dengan sejumlah negara lain yang memberikan cuti hingga lebih dari satu tahun.
10 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama di Dunia
10 daftar negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dengan durasi cuti melahirkan terlama.
1. Finlandia (161 minggu)
2. Hungaria (160 minggu)
3. Turki (58,6 minggu)
4. Jerman (58 minggu)
5. Jepang (58 minggu)
6. Swedia (55,7 minggu)
7. Kanada (51 minggu)
8. Denmark (50 minggu)
9. Prancis (42 minggu)
10. Inggris (39 minggu)
Dampak Cuti Melahirkan Terhadap Keluarga
Menurut laporan The Conversation, peneliti menemukan dan yakin bahwa cuti keluarga berbayar dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan para karyawan beserta keluarganya. Sedangkan, orang tua yang tidak mendapatkan cuti berbayar, terutama setelah melahirkan, cenderung mengalami depresi, kesepian, dan stres.
Sejumlah pakar mengatakan bahwa kurangnya dukungan pemerintah dalam membesarkan anak dapat menyebabkan “kesenjangan kebahagiaan” bagi masyarakatnya.
“Cuti keluarga berbayar setidaknya satu bulan dapat membantu orang tua mengembangkan hubungan keluarga yang lebih memuaskan,” ujar sejumlah ahli.
Berdasarkan penelitian terhadap 27 negara, The Conversation menemukan bahwa orang tua di negara dengan “jaringan keselamatan” yang rendah cenderung kurang bahagia. Sebaliknya, negara dengan pemerintah yang memberikan dukungan berupa cuti keluarga, seperti cuti melahirkan yang lama justru lebih bahagia dan sejahtera.