Kalimat saat wawancara kerja yang tergolong ‘red flag’ ini penting untuk kamu pahami. Terlepas dari berbagai proses rekrutmen yang dilalui, wawancara kerja adalah kesempatan emas untuk menunjukkan kemampuan dan kepribadian kepada calon pemberi kerja. Bagi pemberi kerja, tahap ini sangat penting untuk menilai apakah kamu benar-benar memenuhi standar dan kriteria mereka.
Namun, karena calon pegawai harus menjawab secara spontan, beberapa kesalahan sangat mungkin terjadi dan dapat mempengaruhi penilaian HRD. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami dan memperhatikan hal-hal yang harus kamu hindari.
Nolan Church, mantan HRD di Google dan CEO perusahaan data gaji FairComp, melansir CNBC Make It, mengidentifikasi beberapa frasa yang dianggap sebagai “red flag” dan dapat membuatmu tidak lolos dalam wawancara kerja. Apa saja frasa tersebut? Mari kita simak!
Kalimat saat Wawancara Kerja yang Tergolong ‘Red Flag’
1. ‘Saya Bekerja Terlalu Keras’ atau ‘Saya Seorang Perfeksionis’
Saat pewawancara menanyakan kelemahanmu, hindari menggunakan frasa seperti “Saya bekerja terlalu keras” atau “Saya seorang perfeksionis.” Meskipun terdengar seperti kekurangan, sebenarnya frasa ini lebih mirip dengan pujian terselubung. Church mengatakan bahwa penggunaan frasa ini membuat calon pegawai terlihat tidak tulus atau bahkan arogan.
Ketika mengatakan hal-hal seperti ini, pewawancara bisa menganggapmu tidak jujur atau merasa bahwa calon yang sedang wawancara tidak memiliki ruang untuk berkembang. Sebagai gantinya, berikan contoh nyata tentang kesalahan yang pernah dibuat, apa yang kamu pelajari dari situ, serta bagaimana caramu memperbaiki diri.
2. Menyalahkan Pihak Lain

Mengatakan hal-hal negatif tentang rekan kerja, manajer, atau perusahaan sebelumnya adalah kesalahan besar dalam wawancara kerja. Church mengungkapkan bahwa walaupun kamu berniat untuk memihak atau mengunggulkan calon pemberi kerja baru, membicarakan kesalahan atau keburukan orang akan tetap terlihat tidak profesional dan bisa membuat mereka berpikir dua kali untuk merekrutmu.
Sebagian besar perusahaan justru mencari orang yang bertanggung jawab penuh atas apa yang mereka lakukan di masa lalu. Mengakui kesalahan menunjukkan bahwa kamu cukup rendah hati untuk bersedia belajar dari kesalahan.
3. Tidak Tahu

Menghindari menjawab pertanyaan dengan “Saya tidak tahu” sangat penting dalam wawancara kerja. Church mengungkapkan bahwa ketika mendengar kata-kata macam ini, dia akan berpikir bahwa orang yang diwawancara tidak cukup kompeten untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Namun misalnya baru memulai karier dan mungkin belum memiliki banyak pengalaman, penting untuk menunjukkan bahwa kamu adalah sosok yang proaktif. Daripada mengatakan “Tidak tahu,” lebih baik katakan, “Saya kurang paham, tapi saya akan mencoba menelusuri dan mencari pemecahannya”.
Dengan menghindari kata-kata dan sikap red flag di atas, kamu bisa meninggalkan kesan positif pada pewawancara dan meningkatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan. Ingatlah bahwa kejujuran, tanggung jawab, dan sikap proaktif adalah kunci untuk sukses dalam wawancara kerja. Selamat mencoba!