Jajanan tradisional Indonesia selalu memiliki daya tarik tersendiri dengan ciri khas yang membedakannya dari camilan-camilan dari seluruh dunia. Uniknya, ciri khas ini tercermin dalam penggunaan gula merah, kelapa parut, dan santan kelapa, yang semakin memperkaya rasa. Namun, itu bukanlah satu-satunya elemen, karena pembungkus daun pisang juga menjadi ciri khas yang tak tergantikan. Namun, pertanyaannya adalah mengapa kita selalu menggunakan daun pisang? Sebenarnya, di balik popularitas daun pisang, ada daun lain yang juga sering digunakan dalam jajanan tradisional kita, yaitu daun kelebot jagung.
Daun kelebot jagung, yang merupakan kulit pelindung jagung, memberikan dimensi baru dalam tampilan dan rasa jajanan ini. Sebelum digunakan, daun kelebot jagung mengalami proses pengeringan yang mengubah warnanya menjadi coklat khas. Teksturnya yang unik dengan serat-serat panjang dan permukaan yang kasar memberikan pengalaman berbeda saat disentuh. Berbeda dari daun pisang yang memiliki aroma khas, daun kelebot jagung cenderung netral dalam hal aroma. Meskipun begitu, kelebihan penggunaan daun kelebot jagung terletak pada kemampuannya untuk menghindarkan makanan dari proses pembusukan yang lebih cepat. Karena alasan ini, tidak mengherankan jika lima jajanan yang akan kami sajikan di bawah ini memberikan nuansa rasa dan pengalaman yang berbeda!
1. Wajik Kletik
Jajanan tradisional yang dikenal dengan balutan kelebot pisang pertamanya adalah wajik kletik, sebuah kuliner khas yang berasal dari Blitar, Jawa Timur. Menggunakan bahan dasar beras ketan, wajik kletik menjadi simbol autentisitas rasa tradisional. Proses pengolahannya melibatkan perpaduan yang harmonis antara beras ketan, gula merah, dan kelapa parut. Pada saat memasak, semua bahan tersebut mendapat perlakuan khusus di atas wajan panas, diaduk secara kontinu selama berjam-jam untuk mencapai kematangan yang sempurna. Hal ini menciptakan perubahan dalam warna dan tekstur, di mana wajik kletik mendapatkan cita rasa khas yang begitu mendalam.
Setelah proses pemasakan yang cermat, wajik kletik siap diberikan lapisan terakhir dalam bentuk kelebot jagung yang menjadi ciri khasnya. Kelebot jagung, dengan sifatnya yang netral dalam aroma, menjaga keutuhan rasa wajik kletik serta memberikan lapisan luar yang berfungsi sebagai pelindung. Kelebot jagung ini pun telah menjalani proses khusus sebelumnya, dijemur hingga kering sehingga memunculkan warna kecoklatan yang mengundang selera.
2. Lepet Jagung
Lepet jagung, adalah salah satu varian jajanan khas Indonesia yang menarik perhatian dengan keunikannya. Dibuat dari bahan dasar jagung yang diolah dengan cermat, lepet jagung memiliki citarasa yang memikat dan tekstur yang menggoda. Proses pembuatan lepet jagung dimulai dengan memarut jagung segar yang kemudian dicampur dengan gula pasir dan santan, memberikan sentuhan manis dan gurih yang lezat. Melalui tahap pengadukan, semua bahan ini dikombinasikan secara merata, menciptakan adonan yang khas. Selanjutnya, adonan ini diolah menjadi bentuk yang unik dengan dibungkus menggunakan kelobot jagung. Sebelum dimasukkan ke dalam proses pengukusan, lepet jagung dikunci dengan hati-hati melalui ikatan yang mengamankan rasa dan tekstur dalam setiap suapan.
Ketika matang, lepet jagung menghadirkan pengalaman makan yang istimewa. Teksturnya yang lembut namun tetap memberikan sedikit kenyal saat digigit, memberikan variasi yang menyenangkan di mulut. Keberadaan santan dalam adonan memberikan dimensi baru pada cita rasa, menghadirkan harmoni antara manis dan gurih yang khas dari kulinari Indonesia. Dengan keunikan rasanya yang menggoda, lepet jagung menjadi pilihan yang menarik bagi pecinta kuliner tradisional yang mencari pengalaman makan yang otentik dan berbeda.
3. Dodol Buleleng
Kemudian, ada dodol buleleng yang menghiasi daftar jajanan tradisional dengan sentuhan khas Bali. Wisata kuliner Indonesia semakin lengkap dengan kehadiran jajanan yang tak hanya lezat, tetapi juga memiliki ciri khas yang kuat. Dodol buleleng menjadi salah satu jajanan yang mendominasi deretan toko oleh-oleh lebih daripada pasar tradisional. Hal ini tak lain karena dodol buleleng telah meraih popularitas sebagai oleh-oleh khas dari Kabupaten Buleleng, Bali. Khasiat inilah yang membuatnya menjadi pilihan utama bagi para wisatawan yang ingin membawa pulang potongan rasa Bali.
Keunikan dodol buleleng juga terletak pada penggunaan jenis ketan tertentu, yaitu ketan hitam. Sebelum diproses lebih lanjut, biji ketan hitam tersebut menjalani tahap perendaman semalaman. Tujuannya adalah untuk memastikan ketan hitam dapat memperoleh kelembutan yang optimal ketika dimasak. Melalui perawatan khusus ini, dodol buleleng mampu mempertahankan cita rasa lezat serta tekstur yang pas dalam setiap gigitannya.
4. Jenang Jagung
Jenang jagung merupakan salah satu dari jajanan tradisional yang menarik perhatian dengan persamaan komposisi bahan dasar jagung, meskipun penampilannya sedikit menyerupai lepet jagung. Dalam penyajiannya, jenang jagung menyajikan pengalaman rasa yang berbeda, memperkaya pilihan kuliner tradisional yang memanfaatkan jagung. Pada dasarnya, jenang jagung dibuat dengan cara mengolah jagung hingga mencapai keadaan halus. Proses ini melibatkan tahap penghancuran biji jagung sehingga tercipta tekstur yang lembut dan mudah diolah. Selanjutnya, bahan dasar ini akan diperkaya dengan penambahan tepung maizena, santan, gula pasir, serta sedikit garam, menciptakan harmoni cita rasa yang unik.
Dalam penyajiannya, adonan jenang jagung akan ditempatkan dalam cetakan khas berupa kelebot jagung sebelum melewati proses pengukusan. Proses pengukusan ini berfungsi untuk mematangkan adonan hingga mencapai konsistensi yang pas dan cita rasa yang matang sempurna. Di sinilah jenang jagung menunjukkan perbedaannya dengan lepet jagung, karena teksturnya yang lebih halus dan lembut ketika disantap.
5. Emplek-emplek
Emplek-emplek, sebuah jajanan tradisional yang menggugah selera, lahir dari daerah Pati, Jawa Tengah, dengan komposisi bahan dasar utama yang berfokus pada singkong. Sebagai perwujudan keragaman kuliner Indonesia, emplek-emplek memberikan sentuhan unik yang berbeda dalam pengolahan singkong. Proses pembuatan emplek-emplek dimulai dengan langkah penting yaitu mencuci singkong hingga bersih sebelum dilanjutkan dengan pemarutan. Singkong yang sudah diparut kemudian dicampur dengan dua bahan khas, yaitu gula aren dan kapur sirih. Proses perpaduan inilah yang menghasilkan cita rasa manis dan khas yang tak terlupakan dalam setiap gigitan emplek-emplek.
Setelah melalui tahap pengolahan awal, adonan singkong yang kaya rasa dan tekstur diolah lebih lanjut melalui proses penggorengan. Ketika mencapai kematangan sempurna, emplek-emplek siap dihidangkan dengan sentuhan terakhir, yaitu balutan menggunakan kelebot jagung. Hal ini memberikan lapisan luar yang khas pada emplek-emplek, menciptakan dimensi tambahan dalam sensasi makan.