5 tradisi Imlek yang kini mulai terlupakan ini memang sudah tidak banyak yang mengingat dan melakukannya. Perayaan Imlek merupakan salah satu momen yang sangat ternantikan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Tahun 2024, perayaan Imlek pada tanggal 10 Februari. Tradisi besar ini biasanya terwarnai oleh berbagai upacara dan kebiasaan khas. Sembahyang kepada leluhur, membersihkan rumah, dan mendekorasi rumah dengan ornamen Imlek yang khas berwarna merah adalah beberapa kegiatan yang umum melakukannya.
Selain itu, terdapat juga sejumlah tradisi Imlek lainnya yang, sayangnya, sebagian telah mulai terlupakan. China Highlights mencatat beberapa tradisi Imlek yang kini tengah mengalami penurunan popularitas. Apa saja tradisi Imlek yang mulai terlupakan tersebut? Berikut adalah ulasan lengkapnya.
5 Tradisi Imlek yang Kini Mulai Terlupakan
Menyambut Dewa Dapur
Menurut legenda kuno, Dewa Dapur atau Dewa Kompor akan pergi ke Surga setiap tanggal 23 atau bulan ke-12 berdasarkan penanggalan lunar Tiongkok. Setelah itu, Dewa Dapur akan melaporkan kepada Kaisar Langit tentang apa yang si pemilik dapur lakukan dalam setahun terakhir.
Masyarakat Tionghoa tentunya berharap sang dewa akan mengatakan hal-hal yang baik. Oleh karena itu, mereka menyajikan makanan yang manis-manis, seperti kue gula, panekuk goreng, dan sup buncis sebelum malam Tahun Baru Imlek sebagai persembahan kepada dewa dapur. Sayangnya, tradisi Imlek ini sudah jarang karena banyak keluarga yang beralih ke rumah modern tanpa tungku masak tradisional.
Membuat Fermentasi Tepung di Tanggal 28 Bulan Ke-12 Imlek

Tradisi Imlek berikutnya yang mulai terlupakan adalah membuat fermentasi tepung di tanggal 18 bulan ke-12 Imlek. Fermentasi tepung ini nantinya akan memasaknya menjadi roti kukus. Zaman dulu, setiap rumah akan sibuk menyiapkan makanan untuk Imlek, khususnya roti kukus. Mereka membuatnya dengan mencampurkan adonan roti dengan ragi, lalu menunggu selama dua hari sebelum perayaan Imlek dimulai. Setelah dua hari, adonan akan terfermentasi sempurna dan siap diolah menjadi hidangan yang lezat. Sekarang kebiasaan ini sudah jarang terlihat karena tersedianya baking powder, kulkas, dan toko roti sehingga orang-orang bisa membuatnya dengan cepat. Kalau tidak mau repot, tinggal beli saja di toko roti.
Menyapu Lantai maupun Membuang Sampah

Berkunjung ke rumah kerabat dekat adalah salah satu tradisi penting yang sering dilakukan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Biasanya, tradisi ini dilakukan di hari pertama. Setelah menerima kunjungan kerabat, tak heran jika rumah menjadi kotor dan sampah berserakan. Namun, di hari pertama dan kedua perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa dilarang menyapu lantai maupun membuang sampah karena dipercaya bisa membawa sial. Tradisi ini sudah cukup jarang dilakukan masyarakat Tionghoa yang tinggal di perkotaan, tetapi masih sering dilakukan oleh mereka yang tinggal di pedesaan atau kota kecil.
Mengadakan Ritual Persembahan untuk Dewa Keberuntungan

Masyarakat Tionghoa dulu memiliki kebiasaan untuk mengadakan ritual persembahan kepada Dewa Keberuntungan pada hari ke-2 (di Tiongkok Utara) atau hari ke-5 (di Tiongkok Selatan) saat perayaan Imlek. Melakukan persembahan di toko atau rumah, melibatkan kurban berupa babi utuh, kambing, ayam, bebek, atau ikan mas hidup. Tradisi ini sebagai upaya untuk mendapatkan keberuntungan dalam tahun yang akan datang. Menurut legenda, Dewa Keberuntungan terkait dengan Dewa Lima Jalan, yaitu Jalan Selatan, Jalan Utara, Jalan Tengah, Jalan Barat, dan Jalan Timur.
Tetap di Rumah Pada Hari Ketiga

Hari ketiga perayaan Imlek terkenal sebagai Hari Anjing Merah. Menurut cerita rakyat Tionghoa, anjing merah adalah Dewa Kemarahan. Barangsiapa yang bertemu dengannya akan mendapat nasib buruk. Oleh karena itu, masyarakat Tionghoa memilih untuk tetap di rumah, tidak berkunjung ke rumah kerabat, ataupun menerima tamu pada hari ketiga Imlek daripada bertemu dengan anjing merah. Namun, masyarakat Tiongkok modern sudah jarang mengikuti tradisi ini. Bahkan, mereka tetap berkunjung ke rumah teman atau kerabat pada hari ketiga perayaan Tahun Baru Imlek.