5 tradisi malam takbiran berbagai kota di Indonesia ini menarik untuk kita ketahui. Wah, Lebaran sudah semakin dekat, ya! Bagaimana perasaanmu menjalani bulan Ramadan tahun ini?
Di Indonesia, salah satu momen yang sangat ternantikan adalah malam takbiran menjelang hari terakhir Ramadan. Terutama setelah dua tahun berturut-turut tidak bisa merayakan dengan bebas, pastinya malam takbiran tahun ini akan menjadi momen yang sangat spesial. Biasanya, saat malam takbiran, orang-orang akan berkeliling kompleks sambil memukul bedug masjid. Namun, ternyata, setiap daerah memiliki tradisi malam takbiran yang berbeda-beda, lho.
Tertarik untuk mengetahui seperti apa malam takbiran di daerah lain dalam menyambut Lebaran tahun ini? Yuk, mari kita jelajahi bersama melalui online tour!
5 Tradisi Malam Takbiran Berbagai Kota Indonesia
1. Ronjok Sayak – Bengkulu
Of course we start from Sumatera, tepatnya di Bengkulu. Melansir dari CNN Indonesia, tradisi ini lebih dikenal dengan nujuh likur yang memiliki arti dua puluh tujuh dalam bahasa Serawai. Tradisi ini bisadanya melakukan di hari ke 27 Ramadan. Tempurung kelapa yang disusun vertikal setinggi 12 meter atau lujuk menjadi kunci utama tradisi ini. Tiap rumah wajib punya lujuk masing-masing.
Saat menjelang buka puasa, keluarga berkumpul di pekarangan rumah dan membakar lujuk. Di malam ke 27 ini, Kota Bengkulu tampak sangat meriah dengan nyala api dari tiap lujuk milik warga. Tradisi ini melambangkan rasa syukur lewat tempurung kelapa sebagai simbol buah penuh manfaat.
2. Nganteuran – Jawa Barat
Kita pindah ke Pulau Jawa yuk, spesifiknya di Jawa Barat. Melansir dari detikNews, Nganteuran berasal dari bahasa Sunda yang artinya mengantar. Melakukannya sehari atau dua hari sebelum lebaran, para warga akan saling mengantarkan makanan dengan menggunakan rantang bertingkat. Masing-masing tingkat rantang diisi dengan makanan yang berbeda. Tradisi ini mengandung filosofi dan makna berbagi, silaturahmi, dan bergotong royong. Sayangnya, tinggal sedikit orang yang masih melakukan tradisi ini di zaman sekarang.
3. Meriam Karbit – Pontianak
Lanjut kita tour ke Kalimantan, stop di Kota Pontianak. Tiap malam dimulai dari 3 hari sebelum lebaran jadi malam yang meriah di Pontianak. Melansir dari detikTravel, sejarah tradisi ini untuk mengganggu kuntilanak yang mengganggu Sultan Syarif saat baru membangun Kota Pontianak.
Festival Meriam Karbit biasanya diadakan di kedua sisi Sungai Kapuas. Tiap kelompok akan membawa dan menembakkan meriam masing-masing. Harga meriam bahkan ada yang sampai Rp30 juta! Suara meriam yang menggelegar dan keriuhan para warga yang menonton menjadi semarak tersendiri di festival ini. Bisa ada sampai 40 kelompok pemain meriam yang ada di Pontianak.
4. Tumbilatohe – Gorontalo
Bergerak ke Pulau Sulawesi, kita ke Kota Gorontalo ya. Melansir dari Kemenag Gorontalo, tradisi Tumbilatohe juga melakukannya 3 hari sebelum hari lebaran. Awalnya lampu terbuat dari damar pohon untuk menerangi warga memberi zakat fitrah di malam hari. Namun, seiring berjalannya waktu, yang menggunakan lampu minyak dan lampu listrik.
Lewat tradisi ini, nyaris tidak ada kegelapan di tiap sudut mana pun di Kota Gorontalo. Semua tempat akan terpasangi lampu. Baik di rumah warga, di jalan, di tempat umum, dan bahkan sampai di sawah juga. Uniknya, lampu dan lentera ada yang sampai membentuk juga. Ada yang berbentuk Alquran, masjid, atau kaligrafi saat lampu dinyalakan. Hmm, jadi bikin penasaran pengin lihat langsung nggak sih?
5. Open House – Papua
Akhirnya sampai juga di tanah Papua! Iya, Beauties nggak salah baca. Di hari raya keagamaan, baik natal atau menjelang lebaran, para warga di Papua suka mengadakan open house. Mengutip dari situs resmi Naudhatul Ulama, dari H-1 hingga hari H+4 lebaran, para warga akan saling mengunjungi ke rumah dan mengucapkan selamat hari raya. Tanpa sekat agama, warga Muslim yang open house akan menyambut siapapun tetangganya yang datang termasuk umat kristiani. Tak lupa, tentu mereka akan makan bersama.
“Bahkan kalau saya, sejak malam takbiran, para tetangga non Muslim sebagian sudah mendatangi rumah saya untuk sekadar mengucapkan selamat lebaran,” kata Ustaz Zainuri.
Wah, seru juga ya ada banyak keberagaman malam takbir. Tapi tujuannya sama, yaitu untuk membuka hati menyambut Lebaran. Kalau kamu mau ngapain di malam takbir?